"Bulan depan saya ada project lain, berarti saya tidak bisa bekerjasama dengan perusahaan anda", ucapnya to do point.
Ini orang ngga ada basa-basi nya banget.
Anisa hanya terdiam, bingung mau mengucapkan apa.
Setelah kata-kata yang disusun dalam otaknya mulai terkumpul Anissa berbicara kembali. "Bisa di pertimbangkan lagi Pak", ucap Anissa memohon. "Saya mohon Pak, ini proyek yang sangat penting bagi perusahaan saya".
"Dan juga kalau saya tidak bisa mengajak Bapak untuk kerjasama, saya bakal dipecat", bujuk Anissa.
"It is not my business", ucap Adam dengan entengnya dengan memandang wajah Anissa.
Nih orang bikin gue pengen bejek-bejek.
Anissa keluar dari rungan Adam dengan muka lesu. Aleema menyapanya, tapi Anissa hanya mengabaikannya. Moodnya benar-benar buruk.
***
Anissa kembali ke Hotel dengan tangan kosong, jam menunjunkan lima sore, dia mencoba menghubungi bosnya tapi belum ada jawaban. Sekitar setengan jam kemudian bosnya menghubunginya kembali.
"Hallo, Pak saya gagal membujuk Pak Adam untuk melakukan kerjasama?", ucap Anissa terus terang. Dia sedang berada di balkon melihat pancaran lampu-lampu dari gedung pencakar langit dan rumah-rumah warga, hal itu sedikit membuat suasana hatinya tenang.
"Kalo gagal yah coba lagi dong Nis, makanya saya beri waktu kamu tiga hari", ucap suara diseberang sana".
"Tapi ini memang sulit Pak", keluh Anissa.
"Ngga ada yang sulit jika kamu memang benar-benar melakukannya sepenuh hati, dari kesulitan yang kamu rasain ada saatnya nanti berbuah kemanisan".
"Hmm, iya Pak baik nanti Anissa coba lagi", ujar Anissa dengan setengah hati.
Gue jadi denger ceramah bos gue kan, coba aja lo bos ngerasain yang gue rasaiin, arrgh....
Tapi emang bener jua sih, gue masih setengah hati ngelakuin tugas ini
Setelah bosnya menelepon, Ibunya lah yang menelepon. Sudah dua hari ini Anissa tidak memberi kabar pada ibunya.
"Assalamualaikum", ucap Anissa dengan salam.
"Waalaikumsalam, apa kabar kamu nak?"
"Baik, bu. Ibu, abah sama adek sehat?
"Alhamdulillah semua sehat, kamu kapan pulang ke Bandung?"
"Belum tau bu, Anissa masih banyak kerjaan disini, ini juga lagi ngga di Jakarta", jelas Anissa.
"Lagi dimana memang?", tanyanya.
"Lagi di Jogja bu". Anissa lupa dia seharusnya, memberi tau ibuya.
"Kamu ko ngga bilang-bilang ibu sih ke luar kota"
"Maaf bu dadakan soalnya, rencananya sih seharunya minggu depan, ini malah dimajuin"
"Yaudah, kamu jangan cape-cape. Jangan kerja mlulu nak yang di urusin, ibu pengen punya cucu lagi"
"Emang Teh Ranti ngga bisa hamil lagi bu", tanya Anissa heran.
"Husst.. kamu kalau ngomong jangan sembarangan" ucapnya. "Yah ibu pengen punya cucu dari kamulah", tambahnya.
"Umurku masih dua lima bu..."
Sebelum, Anissa berbicara kembali ibu langsung menyerobot kembali.
"Hubungan kamu sama Reihan baik-baik ajakan?, tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Anissa (Completed)
ChickLit(Bantu author dengan Follow dulu sebelum membaca) Menurut Anissa, cowok perfect tuh yah tampan, mapan, berjas putih, stetoskop dileher, suka anak kecil dan yang paling penting masih single. sudah menjadi impiannya sejak dia gagal masuk kedokteran un...