Part 36.2

14.6K 911 39
                                    

Anissa menangis sesenggukan. "Maaf" ucap Adam memeluk Anissa. "Duduk dulu." Adam membimbing Anissa untuk duduk di tepi ranjang.

"Apa yang kamu lihat tidak seperti yang kamu bayangkan sayaang." Ucap Adam lembut.

"Tidak seperti yang aku bayangkan gimananya? Jelas-jelas Mas berduaan dengan Fathiyah. Ciumankan." Ucap Anissa emosi diikuti tangisan lirih.

"Ngga. Demi Allah aku ngga ada ciuman sama Fathiyah."

"Dikantorku ada Fathiyah memang benar. Fathiyah meminta pekerjaan padaku kebetulan ada posisi kosong jadi aku memberinya pada waktu itu. Tapi..." Ucap Adam.

"Tuhkan kamu sengaja kan pengen deket-deket sama mantanmu itu." Potong Anissa.

"Ngga Anissa. Tunggu aku selesai bicara, bisa?" Adam mengusap rambut Anissa. Anissa diam.

"Setelah kamu meminta untuk tidak dekat-dekat dengan Fathiyah, aku meminta Fathiyah bekerja dikantor temanku. Dan saat kamu datang aku sedang membicarakannya. Ada OB masuk tidak sengaja menumpahkan kopi dibajuku. Fathiyah mencoba menolongku dengan tisu. Nah disitu bukan hanya kita berdua sayaang, ada OB juga tapi sedang mengambil lap."

"Mungkin kamu melihatnya dari belakang jadi posisi kita seperti sedang berbuat yang tidak-tidak." Tambah Adam.

"Tapi baju mas ngga kotor tuh saat pulang."

"Kan aku ada beberapa kemeja yang memang ditempatkan dikantor." Ucap Adam lembut.

"Udah yah jangan marah-marah lagi. Kasian juga calon baby kita kalau ibunya marah-marah terus." Ucap Adam lembut mengusap perut dan mencium kening Anissa.

"Thank you." Bisiknya di telinga Anissa. Anissa heran suaminya tau dari siapa.

"Mas udah tau aku hamil?"

Adam menganggukan kepalanya. Tersenyum senang. "Nanti kita periksa kedokter yah. Terus habis itu pulang ke Jogja."

"Ngga mau masih pengen disini.." ucap Anissa sebenarnya masih merasa kesal dengan suaminya tidak tau kenapa.

"Masih marah?"

"Hmm...." Marah sih tidak tapi tidak tau dia merasa kesal.

"Aku harus ngapain biar kamu ngga marah?"

"Pengen gelato..." rengek Anissa.

"Sama tas chanel juga, yang tadi baru ditunjuki sama Key. Katanya itu keluaran terbaru. Sama make upnya juga." Pinta Anissa.

Adam menyerengit heran. Ini istriya nyidam atau apa, ucap Adam dalam hatinya. "Iya.. iya tapi jangan marah lagi yah." Ucap Adam. Bagi Adam apapun keinginan istrinya, kalau dia mampu pasti dia akan mengabulkannya.

"Tapi kita kedokter dulu". Anissa menganggukan kepalanya.

Setelah memeriksa kandungan ke dokter, usia kandungan Anissa sekitar tiga minggu. Usia yang masih rentan. Untuk itu Anissa tidak diperbolehkan untuk terlalu capek dan juga banyak pikiran. Karena akan mempengaruhi kondisi janin.

***

Kini usia kandungan Anissa sudah menginjak dua bulan. Adam memintanya untuk tidak terlalu bergerak. Tapi bagaimana lagi, dirumah tidak ada yang membersihkan jadilah Anissa sehabis mencuci piring lalu megepel.

Sebenarnya Adam sudah memberitahu Anissa untuk memakai jasa asisten rumah tangga tapi Anissa selalu menolaknya. Tapi dirasa-rasa sekarang tubuhnya sering kelelahan. Dan juga perutnya akhir-akhir ini sering kram. Jadilah dia meminta suaminya itu untuk mencari pembantu. Dan baru akan datang besok.

Anissa tidak tau apa yang terjadi dengan tubunya. Besok dia meminta suaminya untuk mengantarkan pergi ke dokter.

Perut Anissa mulai kram lagi sekarang, perasaan Anissa jadi tidak enak. Air matanya meleleh merasa kesakitan. Anissa mencoba mengecek celana dalamnya dan ada banyak darah disitu.

Anissa mengubungi suaminya "Mas pu...lang seka..rang" ucap Anissa terbata-bata panik masih disertai rasa sakit diperutya. Pikirannya sudah kemana-mana.

"Kamu kenapa?" suara Adam disebrang sana tidak sabar dan terdengar sekali sangat cemas.

"Berdarah. Banyak. Pulang cepat..."

"Iya aku pulang.. aku pulang sebentar lagi ini dalam perjalanan. Tunggu aku."
***

Tuh udah update lagi! Baik kan...😁
Komen yah jangan lupa
Happy reading😍

Adam & Anissa (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang