You want to come in my life, the door is open. You want to get out of my life, the door is open. Just one request. Don't stay at the door. You're blocking the traffic.
-Unknown-Anissa belum membaca pesan yang dikirimkan oleh Adam. Ia masih terpana dengan siapa yang ada didepannya. Ya, Reihan. Setelah hatinya sedikit membaik, Reihan kembali muncul. Anissa dan Reihan saling menatap. Tidak ada senyuman hangat dan mata yang berbinar yang biasa menyambutnya. Anissa memperhatikan wajah Reihan sedikit berbeda dari biasanya. Terlihat lingkaran hitam dimatanya, seperti wajah yang menandakan kurang tidur dan terlihat jelas rambut-rambut didagunya mulai memanjang.
Pak Gandi berdeham, sepertinya ia menyadari suasana canggung yang menyelimuti ruangannya.
"Hmm, selamat pagi Nis" sapa Pak Gandi.
Reihan hanya menatap Anissa dengan tatapan sendu. Ada kerinduan terlihat dimatanya.
"Pagi, Pak". Anissa menjawab dengan senyum canggung. Anissa memberikan berkas yang berisi file CV Adam, dan jadwal Pak Gandi hari ini.
"Ada lagi yang perlu saya bantu Pak?", tanya Anissa. Ia ingin sekali segera pergi dari ruangan ini, merasa tidak nyaman.
"Tidak ada Nis, tapi ini ada Reihan ingin bertemu denganmu", jawab Pak Gandi.
Anissa hanya terdiam, dia ingin menolak tapi tidak enak hati dengan Bosnya.
"Jika memang ada masalah selesaikan dengan baik, jangan terus menghindar". Bosnya ini memang orang yang bijak, tapi sedikit sok tahu. "Oke saya kasih waktu dan tempat ini untuk menyelesikan masalah kalian, saya mau keluar dulu".
Sebelum keluar Pak Gandi kembali berbicara dengan Anissa "Saya tau Reihan memang keponakan saya, tapi masalahmu dengannya jangan sampai menganggu kinerjamu disini Nis", ucap Pak Gandi lalu meninggalkan Anissa dan Reihan dengan masih diselimuti kecangguangan.
Ujung-ujungnya mah kerja, ngga mau rugi banget nih si Bos.
"Apa kabar?". Reihanlah yang membuka percakapan.
"Baik", ucap Anissa datar.
"Aku tidak baik Nis, aku merasa kehilanganmu", ujar Reihan berterus terang. "Aku masih sayang kamu".
"Setelah kamu memilih dia, kamu merasa kehilangaku?", ucap Anissa sedikit menggebu-gebu."Lucu tau ngga?!", ucapnya dengan seringaian.
"Beri aku kesempatan satu kali lagi", pinta Reihan "Aku akan memberitahu orang tuaku, untuk memilih kamu", tambahnya.
"Masih akan kan? Kalau kamu memang sejak awal kamu beneran serius sama aku, sudah sejak pertama ketika orangtua mu memperkenalkan wanita itu, kamu menolaknya".
Anissa tidak habis pikir, dengan pemikiran Reihan. Rasanya Anissa ingin sekali mencaci orang yang didepannya ini. Dengan mudahnya Reihan mengatakan ingin mendapatkan kesempatan untuk kembali kepadanya .
Kembali with my ass.
"Tapi apa yang kamu lakukan? kamu diam-diam jalan dengan perempuan itu dibelakang aku kan?"
"Hubungan kita sebecanda itu kan menurutmu?".
"Hubungan kita bukan sebuah candaan Nis, aku benar-benar sayang padamu. Tapi aku juga tidak bisa menolak permintaan kedua orangtuaku".
Reihan menceritakan sebenarnya sudah sejak lama dia jodohkan dengan Maura. Tapi Reihan tidak ada perasaan berbunga-bunga seperti saat dia berada di dekat Anissa. Untuk itulah Reihan sudah sejak lama membujuk kedua orang tuanya untuk menggagalkan perjodohannya tersebut, khususnya kepada ibunya yang memaksakan dia menikah dengan Maura. Ibu Reihan dengan ibu Maura bersahabat sejak kecil, dan ibu Reihan merasa berhutang budi karena saat keluarga mereka kesusahan orang tua Maura membantunya. Selama beberapa bulan ini dia terpaksa dekat dengan Maura atas perintah ibunya yang gencar mendekatkannya dengan Maura yang kebetulan juga ibunya sedang drop kesehatannya, jadi dia tidak bisak menolak permintaan ibunya. Dari keterpaksaan itu kini berubah menjadi terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Anissa (Completed)
ChickLit(Bantu author dengan Follow dulu sebelum membaca) Menurut Anissa, cowok perfect tuh yah tampan, mapan, berjas putih, stetoskop dileher, suka anak kecil dan yang paling penting masih single. sudah menjadi impiannya sejak dia gagal masuk kedokteran un...