Part 36.1

12.5K 857 22
                                    

Adam mengerutkan dahinya ketika membaca memo dari istrinya. Ada apa dan kenapa istrinya pergim tadi malam dia dan Anissa masih baik-baik saja. Perasaan campur aduk sekarang takut dan cemas. Takut istrinya itu kenapa-kenapa.

Adam mencoba menghubungi Anissa berkali-kali, tapi ponselnya mati. Adam mecoba menghubungi ibunya tapi ibunya mengatakan bahwa Anissa tidak ada disana.

Adam menghela nafasnya. Turun dari kamar kemudian mencari-cari didalam seluruh ruangan rumah, mungkin istrinya sedang becanda dan ingin mau main petak umpet, pikirnya. Tapi setelah dia mencari-cari hasilnya nihil.

Adam menannyai Pak Ridwan yang sedang mencuci mobil. "Pak Ri liat Anissa ngga?"

"Ngga den saya ngga liat."

"Emang neng Anissa pergi kemana?"

"Yah saya juga ngga tau pak makanya saya tanya." Ucap Adam frustasi. Apa istrinya itu pergi ke Bandung ada suatu hal yang mendadak makanya dia tidak izin.

"Den sayakan kemaren nganter neng ke kantor Aden. Pas perjalanan kesana seneng banget tapi pas pulang nangis-nangis, saya mau tanya kenapa juga tidak enak hati." Cerita Pak Ridwan.

Adam bingung kemaren dia tidak bertemu dengan Anissa dikantor. "Maksud Pak Ridwan, Anissa dateng ke kantor saya?" tanya Adam memperjelas ucapan Pak Ridwan.

"Iya Den malah sepertinya bawa bekal buat Aden."

"Loh tapi saya ngga ketemu yah."

"Masa sih Den, padahal saya tau neng Anissa sudah masuk kantor."

"Makasih yah Pak infonya."

Adam segera menghubungi sekretarisnya menanyakan apakah Anissa datang kemarin. Sekretarisnya menjawab iya bahwa istrinya itu datang.

"Kapan? ko saya tidak tahu." Tanya Adam sedikit emosi, karena sekretarisnya itu tidak memberitahunya kalau istrinya datang.

"Waktu itu Bapak didalam sedang bersama karyawan baru Pak. Hmmm siapa yah saya lupa namanya." Ucap sekretarisnya sedikit gugup.

"Fathiyah maksudmu?"

"Iya... pak iya... Fathiyah."

Apakah istrinya itu melihat kebersamaannya dengan Fathiyah jadi dia memillih pergi. Adam mengingat-ngingat kejadian kemarin. Apa 'hal itu' yang membuat istrinya pergi. Adam menghela nafasnya.

"Oke terimakasih. Handel semua pekerjaan saya di kantor. Saya tidak datang ke kantor hari ini." Ucap Adam.

"Siap Pak."

Adam mecoba menghubungi keluarga Anissa di Bandung, tapi semua menjawab tidak ada. Dan malah membuat cemas keluarganya disana juga.

Adam bingung harus mencari istrinya dimana lagi. Apakah dia harus melapor ke polisi.

Tiba-tiba dia ingat temen Anissa di Jakarta. Adam mencoba menghubunginya sampai dua kali tidak diangkat juga. Dan ketiga kali di angkat oleh Keysa.

"Assalamualaikum.." Salam Adam dengan terburu-buru

Keysa menjawab salamnya. "Key, Anissa sedang bersamamu?"

Keysa disana bingung mau jujur apa tidak, sedangkan Anissa sendiri sudah mewanti-wantinya untuk bilang tidak ada jika Adam meneleponnya.

"Hmm, ada." Ucap Keysa ragu-ragu. Dia memilih jujur karena sahabatnya itu sedang hamil, takut terjadi dengan sahabatnya nanti. Tapi disisi lain dia merasa kesal dengan Adam karena sudah menyakiti sahabatnya.

"Tolong berikan ponselnya padanya. Saya ingin berbicara?" Pinta Adam.

"Anissa sedang tidur sekarang, dia datang shubuh tadi." Bisa Adam bayangkan jam berapa istrinya itu pergi dari Jogja ke Jakarta. Tapi syukurlah istrinya itu selamat.

"Oh oke, tolong jaga dia untukku." Mohon Adam. Adam meras lega sekarang.

"Ngga kamu pinta pun aku pasti menjaganya." Ucap Keysa sedikit sinis.

"Baiklah, jangan biarkan dia pergi sebelum aku datang." Ucap Adam

Adam cepat-cepat mandi, dia ingin segera membawa pulang istrinya itu. Adam tidak sengaja melihat tempat sampah di kamar mandinya dia melihat beberapa benda berbentuk pipih. Adam pernah melihatnya ketika Talita mengetes kehamilannya. Apa istrinya itu hamil. Adam segera mengambil satu. Dan terlihat dua garis. Artinya istrinya itu hamill.

Adam sangat gembira. Apa kemarin istrinya datang juga akan memberitahunya perihal ini. Adam sungguh menyesal.

***

Keysa melihat temannya masih terlelap. Tadi sekitar shubuh Anissa datang tiba-tiba ke kotrakannya. Membuat Keysa terkejut.

"Gue hamil" ucap Anissa pada saat itu.

"Yah bagus dong, ada Ayahnya inikan?"

"Iya...tapi..tapi"

"Mas Adam selingkuh Key...." ucap Anissa diikuti dengan tangisan.

"Bener begitu?" Tanya Keysa mengonfrimasi. Setaunya Adam sayang banget dengan Anissa.

"Gue melihat dengan kepala gue sendiri Key." Tangisan Anissa semakin kencang. "Mas Adam berudaan sama wanita dan saling berhadapan deket banget..." tambah Anissa.

"Bisa aja mereka ngga ngapa-ngapain Nis.."

"Ko elo jadi belaain Mas Adam sih?"

"Bukannya belaain sih. Tapi elo udah nanya sama Mas Adamnya?"

"Belum" ucap Anissa jutek.

"Seharusnya elo tanya baik-baik dulu."

"Udah ah... gue mau tidur ngantuk banget." Anissa berjalan menuju ke kamar tidurnya.

"Dasar ibuk hamil." Keysa pernah membaca memang ibu hamil itu persaannya sensitif banget dan mudah marah. Keysa menggeleng-gelengkan kepalanya.

***

Adam sampai di kontrakan Keysa di Jakarata sekitar jam satu siang. Adam mengetuk pintu. "Bentar, Siapa?" uajr Anissa dari dalam. Berjalan menuju kearah pintu, tidak mengetahui bahwa yang diluar adalah Adam.

Setelah keluar. Anissa terkejut melihat seseorang didepannya. "Mas Adam" gumam Anissa. Tangannya mencoba menutup pintu kembali. Tapi ditahan oleh Adam.

"Bisa bicara dulu Nis, aku bisa jelasin?"

"Ngga mau..." ucap Anissa berjalan masuk menuju kamarnya. Adam mengikutinya dari belakang. Anissa akan menutup pintu tapi lagi-lagi ditahan Adam.

"Dengerin penjelasan aku dulu, please..." pinta Adam.

"Jelasin apa lagi ngga ada yang perlu dijelasin."

"Anissa." Panggil Adam dengan suara sedikit naik. Anissa menangis.

***
Drama banget yah tapi ngga papahlah?😂😂
Happy reading...

Adam & Anissa (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang