Happy reading...
Jangan lupa vote and comment.
***
Setiap paginya setelah Adam berangkat kerja, Anissa hanya duduk-duduk saja dirumah sambil menonton TV. Bertemu teman-temanya pun dia tidak bisa, semua temannya berada di Bandung dan Jakarta. Walaupun sekali-kali dia berkunjung ke rumah mertuanya, tetap saja membuat dia bosan. Apalagi kalau Adam lembur.
Anissa berpikir dia harus punya aktifitas lainnya mungkin dia akan mencoba melamar kerja. Tanpa sepengetahuan Adam. Dan dia juga tidak mau bekerja dibawah komando suaminya. Adam juga tidak memperbolehkannya. Karena dia tidak akan membeda-bedakan Anissa dengan karyawan lainnya. Anissa tau sendiri bagaimana Adam memperlakukannya dulu dingin dan tegas.
Anissa melihat jam di dinding jam 12 siang dia mencoba menghubungi sahabatnya Keysa. Anissa menceritakan tentang keinginannya bekerja pada sahabatnya.
"Kerja? Emang suami lo mengizinkan?"
"Ngga sih, tapi gue bosen Key tiap hari kerjaan gitu-gitu mlulu." Sungut Anissa sambil memakan cemilan yang ada didalem toples. "Gue sih maunya kerja paruh gitu. Saat dia ke kantor gue kerja, jadi suami gue ngga perlu tahu."
"Emang mau kerja apa?"
"Belum tau, tapi besok gue ada panggilan wawancara, siapa tau keterima." Anissa sudah mengirimkan beberapa lamaran pekerjaan ke sebuah perusahaan swasta. Dan perusahaan itu membalasnya. Mereka membutuhkan tenaga administrasi.
"Okelah good luck." Keysa menceritakan kejadian-kejadian lucu dikantornya. Mejadi hiburan tersendiri bagi Anissa ketika Keysa bercerita absurd.
"Gue tutup yah, ada telepon masuk dari suami gue."
Anissa menerima telepon dari suaminya. "Habis teleponan sama siapa?" tanya Adam tanpa basa basi.
"Salam dulu ke mas." Adam mengucapkan salam dari sebrang sana.
"Waalaikumsalam."
"Siapa?"
"Temen.."
"Temen siapa?" tanya Adam tidak sabaran.
"Keysa."
"Oh..." Ada kelegaan dari suara Adam. "Nanti malam ngga usah masak yah kita akan makan malam diluar?"
"Oke.."
"Yaudah aku tutup yah. Miss u.."
"Miss u too.."
***
Malamnya mereka menikmati makanan disebuah restaurant. Tidak ada yang romantis hanya makan biasa saja. "Gimana kerjaan Mas?" tanya Anissa setelah selesai makan hidangan utama.
"Biasa saja. Permasalahan design proyek juga sudah teratasi."
"Syukurlah."
"Oh iya kalau kerjasama dengan perusahaan Pak Gandi gimana kabarnya?"
"Sedang dijalankan, lancar aja."
"Mas foto dong, kita jarang deh foto berdua. Cuma waktu di Bali aja." Suaminya itu memang sedikit susah kalau diajak berfoto. Kalau lagi mau biasanya hanya satu take saja, tidak bisa diulang lagi. Padahalkan Anissa suka sekali kalau sudah depan kamera, bisa ngambil banyak foto walaupun gayanya itu-itu. Ya, walaupun yang di upload di sosial media cuma satu.
"Sekali aja Mas.." Mohon Anissa.
Adam diam saja tapi tetap menghadap kamera ketika Anissa siap membidik dengan kamera. Ketika Anissa siap membidik dengan kamera ponselnya. Anissa merapatkan wajahnya ke wajah Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Anissa (Completed)
Literatura Feminina(Bantu author dengan Follow dulu sebelum membaca) Menurut Anissa, cowok perfect tuh yah tampan, mapan, berjas putih, stetoskop dileher, suka anak kecil dan yang paling penting masih single. sudah menjadi impiannya sejak dia gagal masuk kedokteran un...