Happy reading.. Jangan lupa vote dan komen yah.
***
"Pekerjaanmu apa?"
"Saya seorang wiraswasta Pak." Jawab Adam kalem.
"Apakah nantinya penghasilanmu cukup untuk menafkahi anak saya?" Anissa yang mendengar pertanyaan keluar dari Ayahnya merasa malu. Ayahnya itu belum tau aja Adam itu orang kaya.
"Hmm. InsyaAllah Pak saya akan menjamin kebutuhan Anissa dengan baik." Ucap Adam diplomatis.
Ayah Anissa mengangguk kepalanya. "Begini saja anak saya tuh tidak bisa dibentak, manja, keras kepala, tidak bisa masak. Kamu mau menikahi anak saya?"
"Bapak." Rengek Anissa manja. Dalam hatinya dia tuh anaknya bukan sih. Semua kejelekannya diumbar oleh ayahnya.
Adam tidak memperdulikan rengekan Anissa pada Ayahnya.
"InsyaAllah, saya akan menerima Anissa dengan kekurangan dan kelebihannya. Saya sendiri bukan manusia yang sempuran Pak. Kedepannya saya ingin Anissa dan saya saling melengkapi.
Anissa yang mendengar jawaban Adam tersenysum kecil.
Ayah Anissa melihatnya wajah Anaknya. "Ya sudah. Saya serahkan kembali ke Anissanya, bagaimana dek kamu mau menerimnya?"
Ayah Anissa sebenarnya hanya ingin mengetes Adam. Dia tidak mau lelaki yang menikahi anaknya hanya melihat Anissa dari kebaikannya saja. Dia juga ingin Anissa mempunyai laki-laki yang bertanggung jawab. Hal yang utama dia ingin melihat anaknya itu bahagia.
Anissa mengangguk malu-malu. Adam merasakan kelegaan. "Alhamdulillah." Ucap Adam.
"Nanti minggu depan saya kesini lagi bersama orang tua saya."
"Mas," panggil Anissa. "Aku mau menikah tapi ngga secepat ini." Ibu dan Ayahnya menatap Anissa dengan heran.
Anissa merasa sedikit kesal dengan Adam. Seolah terburu-buru ingin menikahinya. "Kamu tuh gimana sih dek. Adam ini berniat baik, kamu mau Adam di ambil orang."
"Tapi bu..."
"Biar saya saja bu yang bicara sama Anissa, anak ibu ini emang sedikit keras kepala," ucap Adam diiringi dengan senyum kecil. Anissa memanyunkan bibirnya. Adam gemas melihatnya.
Suara ketukan pintu terdengar dari luar, terdengar suara-suara dari luar. Anissa mengenal suara itu. Sepertinya itu uwaknya. Benar saja uwak Lasmi dengan anak bungsunya Mita.
"Eh tamunya udah dateng yah." Sepertinya ibunya itu sudah memberitahu kepada uwaknya tentang kedatangan Anissa dan Adam.
"Iya teh, ini kenalin calonnya Anissa. Adam," ucap Ibu Anissa.
"Adam." Ucap Adam sopan. Mita disampingnya uwaknya melihat Adam dengan mata berbinar. Bikin mood Anissa makin turun saja.
"Adam orang mana?" tanya uwaknya.
"Saya orang Jogja tan."
"Kamu ngga dengerin uwak yah Nis, udah dikasih tau malah diabaikan saja."
"Ah, itu kan cuma mitos wa." Adam yang mendengarnya hanya bingung mendengarkan percakapan Anissa dan uwaknya.
"Kamu ini dibilangin orang tua malah ngeyel." Aniss kesal dengan uwaknya ini, yah kalau memang jodohnya dia orang jawa, mau gimana lagi. Takdir dan jodohkan sudah ditentukan yang diatas.
"Ah udah deh teh, mending bantuin aku nyiapin makanan. Biarin anak-anak disini." Ajak ibu Anissa. Uwaknya itu sepertinya luluh dengan permintaan ibunya. Ibu dan uwaknya pergi kedapur. Kemudian Ayahnya setelah beberapa menit mengobrol dengan Adam, meminta izin keluar sebentar, ada sesuatu yang mau diurus katanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Anissa (Completed)
ChickLit(Bantu author dengan Follow dulu sebelum membaca) Menurut Anissa, cowok perfect tuh yah tampan, mapan, berjas putih, stetoskop dileher, suka anak kecil dan yang paling penting masih single. sudah menjadi impiannya sejak dia gagal masuk kedokteran un...