Kamu seperti balon hijau
Yang membuat hatiku sangat kacau
Adam berjalan keluar ruangan memikirkan perkataan adiknya. Dia duduk di kantin rumah sakit. Adam memilih duduk di dekat jendela, matanya melihat suasana keluar, banyak orang yang berlalu lalang hal itu sedikit meredakan kegundahan hatinya. Hatinya bertanya-tanya apa yang dibicarakan adiknya tadi, apakah benar dia tertarik dengan Anissa karena wajah perempuan itu mirip dengan Fathiyah mantan tunanganya. Adam memang mengakui saat pertama kali melihat Anissa dia terkejut, karena wajah Anissa mirip dengan wanita yang dulu sangat dicintainya. Sampai saking kagetnya dia enggan untuk bersalaman dengan wanita itu diawal pertemuannya.
Namun setelah beberapa kali bertemu dengan Anissa. Adam melihat jelas perbedaan itu, kemiripan itu hanya sekilas, kalau diperhatikan dengan teliti mereka sangat berbeda. Dari mulai berpakaian tentu saja sangat berbeda, Fathiyah tertutup berhijab sedangkan Anissa tidak, sifat keduanya juga berbeda. Hanya wajahnya saja yang sedikit mirip termasuk senyumannya.
Jadi apakah dia tertarik dengan Anissa karena Fathiyah, seperti yang adiknya sangkakan itu. Adam masih belum bisa menjawabnya dengan pasti, hatinya masih mencari jawaban untuk itu.
***
Anissa bangun kesiangan, tadi malam dia begadang mengobrol dengan orang tuanya dan saudara-saudarnya, dari mulai bahas yang serius sampai yang tidak berfaedah. Anissa terburu-mandi dan setelah itu memakai baju, ia mengenakan kebaya modern seperempat lengan dengan kain batik lilit sebagai bawahannya, kain batik itu merupakan seragaman dengan keluarganya yang ia padukan dengan burkat berwarna peach. Make upnya minimalis, terlihat cantik diwajah Anissa. Ia mengenakan high heels berwarna silver dan clutch senada dengan bajunya.
Anissa berjalan keluar kamar, tidak ada orang dirumahnya, sepertinya semua keluarganya sudah berada dirumah Budenya. Anissa berjalan keluar rumah, suasana sangat ramai. Banyak sekali dari tetangga dekat maupun keluarga jauhnya yang menyapanya, Anissa tersenyum untuk membalasnya. Dia berjalan menuju keluarganya kemudian duduk disamping ibunya.
Pas sekali ketika Anissa duduk, ijab kabul sedang berlangsung. Setelah semua orang mengatakan sah!. Terlihat pancaran aura kelegaan dan kebahagiaan dari pengantin. Ketika para tetua memberikan wejangan kepada kedua mempelai, ibunya membisikan nama lelaki-lelaki yang akan dikenalkannya, namanya Abyan. Ibunya memberikan kode ternyata lelaki yang sedang dibicarakan ibunnya itu berada dibarisan keluarga mempelai lelaki, yang duduk pas didepan ibunya. Anissa melirik ke lelaki yang ditunjukan ibunya, kebetulan lelaki tersebut sedang melihatnya. Lelaki tersebut terseyum kepadanya, untuk keseponan Anissa membalas senyumnya.
Mempelai sudah duduk disinggah sananya, Anissa bersama keluarganya berjalan ketempat mempelai untuk mengucapkan selamat. Setelah selesai berfoto Anissa dan keluarganya turun, dan kemudian Abyan menghampirinya.
"Hai", ucap Abyan menyapa Anissa dan keluarganya. Abyan mencium tangan kedua orang tua Anissa sebagai sopan santun. Laki-laki yang cukup sopan dimata Anissa.
Anissa hanya tersenyum membalas sapaan Abyan. Abyan mengobrol dengan kedua orang tuanya. Anissa berbicara jika ditanya saja. Setelah itu, orang tuanya sengaja meninggalkan Anissa. Alasannya sih mau bergabung dengan keluarga lainnya. Anissa mengerti cara itu digunakan oleh orang tuanya agar ia dan Abyan bisa saling mengenal lebih dekat.
Abyan mengenalkan dirinya "Abyan". Sambil mengulurkan tangan dan menampilkan senyum. Abyan menatap mata Anissa hangat.
Anissa menyambut uluran tanganya. "Anissa", ucap Anissa. Anissa memperhatikan penampilan Abyan. Abyan mengenakan baju batik, kulitnya putih, tinggi, sedikit kurus, dan wajahnya biasa saja sih menurut Anissa, tidak jelek tapi juga tidak tampan, standar saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Anissa (Completed)
ChickLit(Bantu author dengan Follow dulu sebelum membaca) Menurut Anissa, cowok perfect tuh yah tampan, mapan, berjas putih, stetoskop dileher, suka anak kecil dan yang paling penting masih single. sudah menjadi impiannya sejak dia gagal masuk kedokteran un...