Part 34.1

11.3K 834 63
                                        

Happy reading

***

"Aku izin pulang ke Bandung Mas, mungkin sekitar seminggu aku disana. Ada kegiatan camp keluarga" jelas Anissa saat mereka makan malam. Makan malam mereka lakukan dalam diam. Tidak seperti biasanya yang selalu di iringi ocehan-ocehan Anissa.

Adam memperhatikan raut wajah Anissa. Terlihat mata istrinya itu sembab. "Kapan?"

"Besok pagi."

"Silahkan." Ucap Adam datar. Ada rasa sesak dihati Anissa, rasanya air matanya ingin mengalir ketika Adam mengucapkannya dengan nada datar. Adam seolah tidak memperdulikannya. Tidak tau kenapa sekarang perasaannya semakin sensitif saja.

Anissa sebenarnya ingin Adam mencegahnya. Tidak langsung mengizinkannya seperti ini, rasanya dia tidak diinginkan.

"Pak Ridwan yang akan mengantar, aku tidak bisa ikut." Anissa hanya menganggukan kepala, melanjutkan makan malamnya yang terasa hambar.

Padahal besok weekend, kenapa suaminya tidak bisa mengantarnya langsung saja, pikir Anissa. Setelah makan Anissa mencuci piring, biasanya bagian ini Adam ikut membantunya walaupun hanya mengelap piring-piring. Tapi kali ini suaminya itu langsung masuk ke kamar mereka.

Di dalam kamar mereka hanya saling mendiamkan, tidak ada kegiatan pillowtalk yang biasa mereka lakukan. Adam juga tidurnya membelakangi Anissa. Tidak ada kegiatan peluk-pelukan. Sepertinya Adam masih kecewa dengan istrinya.

***

Paginya Adam bangun sedikit terlambat. Tadi malam Anissa disampingnya terus bergerak-gerak dengan gelisah, jadi Adam tidak bisa tidur dengan tenang. Dia baru tertidur jam satu malam tadi.

Adam melihat disampingnya ternyata sudah kosong. Anissa mungkin sedang memasak, pikirnya. Adam berjalan keluar dari kamar mencari Anissa. "Anissa.." panggil Adam. Tidak ada sautan. "Udah pergikah." Gumamnya. Tapi ini masih jam enam, pikirnya. Adam melihat ke garasi mobil, benar saja mobil yang biasa dipakai supirnya itu sudah tidak ada. Berarti Anissa sudah pergi ke Bandung.

Adam kembali masuk kedalam kamar. Melihat di atas meja dekat tempat tidurnya ada sebuah memo.

Aku pergi mas, maaf tidak membangunkanmu.

Tidurmu terlihat sangat lelap, aku tidak tega membangunkanmu.

Aku udah masak, nanti hangatin lagi aja.

Istrimu A

Adam mengizinkan istrinya untuk pulang ke Bandung, karena mungkin dengan cara ini mereka berdua bisa menenangkan diri masing-masing. Anissa bilang akan seminggu di Bandung. Adam ingin protes tapi egonya tidak mengizinkan.

Tapi setelah bangun tidur tadi, dia tidak melihat istrinya yang cantik itu. Ada sesuatu yang kurang dalam paginya.

Dia juga salah sebenarnya, seharusnya kemarin dia bisa berbicara dengan baik-baik dengan Anissa. Tidak dalam marah yang meledak-ledak. Melihat air mata dan pergelangan istrinya yang terluka, ada rasa menyesal dalam diri Adam.

***

Seharian ini Anissa menunggu-nunggu pesan maupun telepon dari suaminya. Tapi hasilnya nihil.

"Apa mas Adam udah ngga peduli lagi" gumam Anissa. Air matanya mengalir.

"Sekarang kenapa gue jadi cengeng gini sih.."

****

Pendek banget yah.😅


Adam & Anissa (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang