Part 4

15.6K 968 17
                                        

Back song: Azmi- Pernah

Pernah sakit, tapi tak pernah sesakit ini

Karena pernah cinta, tapi tak pernah sedalam ini

***

"Kamu bisa jelasin ini?", ucap Anissa dengan penekanan, menahan amarah.

"Maaf"

"Apa!! kamu bilang maaf", dengan suara yang sedikit menjerit.

"Shit!!". Muka Anissa sangat merah padam. Dia tidak memperdulikan orang-orang yang sekelilingnya yang melihatnya dengan padangan ingin tahu.

Annisa melihat perempuan yang tadi memperkenalkan diri sebagai calon istri Reihan hanya terdiam.

"Maaf Anissa, aku bisa jelasin ini semua", ucap Reihan.

" Aku dijodihin orang tuaku Nis"

"Aku tidak mungkin sengaja menduakanmu", ucap Reihan

"Kalau aku tidak memergokimu, kamu akan diam aja kan, ngga akan ngomong sama aku kan ", ucap Anissa.

"Katakan, udah berapa lama hubungan kalian?, tanya Anissa sedikit histeris.

"Maaf nis, maaf, abang benar-benar minta maaf sama kamu".

"Sebaiknya kamu pilih aku atau dia bang?"

"Maaf", ucap Reihan dengan suara nyaris tidak terdegar.

"Brengsek". Anissa menyiramkan minuman yang berada di atas meja ke wajah Reihan. Dan langsung meninggalkan restaurant.

Reihan sepertinya shock. Dia hanya terdiam di tempatnya tidak mengejar Anissa.

Anissa langsung mencegat taxi di depannya. Penglihatannya buram karena air mata yang ingin keluar dari matanya. Sepanjang perjalanan air matanya terus mengalir. Sampai-sampai supir taxi melihatnya dengan kasihan.

"Neng, neng mau kemana?"

"Kemana aja pak, muter-muter juga ngga papa", ucap Anissa masih dengan rasa sesak di dadanya.

"Argonya terus jalan loh neng"

"Hmmm..."

"Ngga papa ko pa, terus jalan aja", suaranya sedikit serak, menahan tangis.

Anissa berkeliling ntah kemana, dia pasrah dengan supir taxi yang membawanya. Setelah 3 jam berkeliling, dia memberi tahu alamat kontrakannya.

"Ada masalah yah neng?" tanya supir tersebut.

"Iya biasalah pa", ucap Anissa seperti enggan untuk menjawab.

"Ya namanya juga hidup neng, pasti ada cobaanya"

"Cobaan biasanya akan menguatkan kita neng, membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi", tambahnya.

" Iya pak makasih yah, stop didepan aja pak".

Anissa sampai di kontrakannya, dia malas untuk melakukan apapun. Puluhan misscall dan pesan masuk ke handphonenya. Siapa lagi kalau bukan dari Reihan.

Sebenarnya Anissa seharusnya masuk kerja kembali setelah makan siang, namun mood nya sudah benar-benar turun. Jadi dia mengirim pesan ke atasannya dengan alasan sakit. Anissa tidak memikirkan resikonya dengan izin tiba-tiba seperti ini. Dia hanya merasa percuma kerja, ujung-ujung nanti dia tidak konsen apa yang di kerjakannya.

Dia mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan Reihan. Reihan yang berprofesi sebagai seorang dokter, membuat Anissa langsung saja menerimanya ketika Reihan menyatakan perasaannya dalam pendekatan waktu tiga bulan. Karena sudah menjadi impiannya sejak dia gagal untuk masuk ke kedokteran, untuk mencari pendamping hidup seorang dokter. Reihan sosok yang romantis sebagai kekasih, setiap pertemuannya dengan Anissa jarang dia membawa tangan kosong. Selalu bunga dan coklat ataupun makanan kesukaan Anissa selalu dibawanya.

Adam & Anissa (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang