Warning 18++
***
Sudah tiga hari dia di Bandung, tapi Adam juga belum menghubunginya. Dia gengsi jika menghubungi suaminya duluan. "Kamu kenapa sih dek? Mukanya ditekuk aja, liburan ko malah matanya sembab gitu." Tanya Ibu Anissa. "Lagi ada masalah sama suamimu?"
"Ngga bu" elak Anissa.
"Terus kenapa suamimu ngga ikut sama kamu? Udah jujur aja sama ibu." Anissa memang tidak bisa berbohong dengan ibunya, mungkin naluri seorang ibu. Apa yang dirasakan Anissa juga bisa dirasakan oleh ibunya.
Anissa menceritakan tentang permasalahannya, bahwa dia ingin bekerja. "Ngga papa sayang suami benar dia takut kamu lelah, selain mengurus rumah juga nanti kamu dihadapkan tugas-tugas kantor. Adam berarti sayang banget sama kamu dek. Jadi ibu rumah tangga juga mulia ko dek......." Ucap ibunya.
Anissa mendengarkan wejangan-wejangan dari ibunya. "Terus kalau ada masalah jangan kabur-kaburan seperti ini."
"Aku ngga kabur ko bu, udah izin sama mas Adam."
"Tapi kesannya kamu itu lari dari masalah sayang. Inget yah dek, komunikasi yang paling penting dalam sebuah hubungan. Kalau dirasa kalian sedang dipuncak amarah, mending kamu yang mengalah, jangan saling berdebat saat itu juga. Itu ngga akan nyelesain masalah. Malah nambah masalah nantinya. Kalau sudah tenang baru nanti bicarakan."
"Kamu mau Adam memilih wanita lain kalau kamu sering-sering ngga nurut sama dia. Adam itu baek dek, keliatan banget sayang sama kamu." Goda ibunya.
"Ngga mau lah bu."
"Yaudah nanti bicarain baik-baik, jangan pake emosi."
Dia jadi kangen Adam. "Bu aku pulang yah bu, percuma liburan kalau pikiranku ada orang rumah terus."
"Tapi ini sudah sore. Ngga bisa besok aja."
"Ngga bu.." Anissa ingin sekali bertemu dengan suaminya itu.
"Yaudah nanti minta antar ayahmu saja."
"Ahh ngga usah bu, aku naik kerete aja, lagi liburan masa di ganggu sama Anissa sih."
"Yasudah kalau begitu. Hati-hati saja."
Anissa mencari tiket kereta untuk sore ini juga. Untung ada. Anissa memesan tiketnya melalui online. Dia akan sampe di Jogja sekitar habis Isya. Anissa mulai berkemas tidak sabar bertemu dengan Adam.
***
"Mas kamu dimana?" Anissa mencoba melepaskan gensinya untuk menelepon Adam terlebih dahulu.
"Kamu baik-baik aja?" Adam tidak menjawab pertanyaan Anissa. Malah menanyakan kabarnya.
"Aku baik mas. Aku udah di Jogja mas, depan rumah kita." Anissa tidak bisa masuk karena rumah terkunci.
"Sendirian?" tanya Adam. Anissa menangkap suara Adam menanyakannya dengan panik.
" Iyalah..."
"Jangan kemana-mana dulu, nanti mas minta supir ibu untuk jemput kamu." Pak Ridwan baru saja minta izin pulang kekampung, pastinya rumah tidak siapa-siapa, dia jadi khawatir dengan istrinya.
"Kenapa Mas ngga pulang aja?" suaranya hampir menangis. Anissa berpikir suaminya ini benar-benar sudah tidak memperdulikannya.
"Aku ngga bisa." Suara Adam terdengar frustasi.
"Mas dimana emangnya?"
"Aku lagi perjalanan ke Bandung jemput kamu niatnya."
"Kenapa ngga telepon dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Anissa (Completed)
ChickLit(Bantu author dengan Follow dulu sebelum membaca) Menurut Anissa, cowok perfect tuh yah tampan, mapan, berjas putih, stetoskop dileher, suka anak kecil dan yang paling penting masih single. sudah menjadi impiannya sejak dia gagal masuk kedokteran un...