Dificult

4.7K 274 9
                                    

'Tunangan? apakah benar itu tunangan Zayn?'

'Kenapa Zayn tidak pernah mengatakan sebelumnya kalau dia sudah bertunangan?'

'Kenapa Zayn bersikap seolah hanya aku yang ia cintai?'

'Kenapa Zayn mempermainkanku seperti ini?'

'Apa ini alasannya tidak mau mendengarkan penjelasanku?'

'Apa ini alasannya tidak mau aku menyentuhnya?'

'Kenapa aku sangat bodoh karena percaya pada Zayn yang notabennya adalah bintang besar dapat mencintaiku, mencintai gadis biasa sepertiku.'

Tanpa terasa air mata mulai mengalir di wajahku, pertanyaan demi pertanyaan berputar di kepalau.

"Hey Sofie kau kenapa? siapa yang menelfon? kau baik-baik saja kan?" Tanya Ashleey terlihat sangat khawatir karena melihatku menangis.

"Tidak apa-apa, tunangan Zayn." Jawabku dengan menyeka air mataku dan berusaha untuk berhenti menangis.

"Tunangan? jangan bercanda Sofie, kau kekasih Zayn dan tidak mungkin Zayn memliki tunangan." Ujarnya tak percaya. Percayalah Ash, akupun tak percaya tapi sangay sulit untuk tidak mempercayainya.

"Entahlah Ash, gadis itu berkata bahwa dia tunangannya Zayn." Jawabku dengan memasukan ponselku ke dalam tasku.

"Jangan terlalu percaya dengan kabar yang belum tentu benar Sof, tenanglah ini pasti berlalu." Ujar Ashleey berusaha menenangkanku.

"Sudahlah aku sudah terlambat, aku berangkat dulu Ash, bye." Ujarku dan langsung berlari kecil menuju garasi mobil.

****

Aku tiba di kampus tepat pukul 10 dan aku segera masuk ke dalam kelas karena mata kuliahku yang akan di mulai pukul 10.

Seperti biasa saat jam kuliah pertamaku selesai aku mengahbiskan waktu di kantin bersama Lista, tapi kali ini hanya sebentar aku menghabiskan waktu di kantin, karena aku harus mengurus program percepatan kuliahku dan ingin mengambil jadwal kuliah yang bisa aku kerjakan di rumah tanpa harus ke kampus.

Setelah melewati hari ini yang sangat melelahkan aku menuju ke parkiran dan menuju ke kedai ice cream yang di maksud oleh Sam, selama aku di kampus hari ini aku sama sekali tidak melihat Zayn dan keempat band matenya.

Sudahlah aku tak perlu memikirkan hal itu, aku tidak ingin menangis lagi kali ini, aku tidak ingin menjadi gadis yang lemah, aku pasti kuat dan aku pasti bisa melalui ini.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di kedai ice cream yang terletak di taman kota karena jarak dari kampus ke taman kota tidak terlalu jauh dan juga jalur menuju ke taman kota bukanlah jalur macet.

Saat aku masuk ke dalam kedai ice cream aku menyapukan mataku ke dalam dan mencari sosok Sam, dan mataku berhenti saat melihat pria yang mengenakan kaos hitam dan di balut dengan jaket putih tulang melambaikan tangannya dan pria itu adalah Sam, aku berjalan menuju meja yang di dudukinya dan tersenyum padanya.

"Sudah lama? Maaf ya karena kuliahku baru saja selesai." Ujarku dengan duduk di kursi tepat di hadapannya.

"Tidak Sofie aku baru datang, kau mau pesan ice cream rasa apa?" Tanyanya dengan senyuman yang masih sama saat di senior high school dulu.

"Rasa coklat vanilla saja Sam." Jawabku dengan menyebutkan rasa ice cream favoriteku.

"Tunggu sebentar ya." Sam langsung berjalan menuju tempat memesan ice cream dan tak lama ia pun kembali dengan membawakan semangkuk kecil pesananku dan semakuk kecil miliknya.

"Thank you Sam." Ujarku dengan menganmbil mangkuk ice creamku dan di balas dengan senyuman darinya.

"Jadi sekarang kau tinggal di sini? orang tuamu juga tinggal disini bersamamu?" Tanya Sam dengan memakan ice creamnya.

Last First Kiss (Zayn Malik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang