"Darren!"
Pria yang bernama Darren pun menolehkan kepalanya ke arah sumber suara dengan wajah yang sudah kesal, cemas dan takut.
"Kenapa kau lama sekali." Ucap Darren dengan air wajah yang sudah tidak sabar.
"Kau tidak perlu protes, ini bayaran mu dan ini bonus untukmu. Ku peringatkan padamu, jangan sampai ada yang tau soal ini." Darren segera mengambil amplop tebal yang berisi lembaran uang yang sangat banyak.
"Tak perlu cemaskan untuk itu." Darren pun kembali meneguk vodka bersama pria yang memberikannya amplop berisi lembaran uang tersebut.
***
Still author POV
Kini Sofie dan keempat sahabat Zayn tengah menemani Zayn yang berbaring lemas di ruang rawat VIP.
Sofie terus berada di sisi Zayn dengan menggenggam telapak tangan Zayn yang tak di infus. Zayn memang belum sadarkan diri, benturan di kepalanya sangat keras dan itu membuat Zayn akan lambat untuk sadar. Dokter mengatakan kemungkinan Zayn lupa ingatan sangat kecil, karena benturan yang di alaminya tidak sampai ke saraf otaknya.
"Sof, kau belum makan. Makan lah dulu." Ujar Niall dengan memberikan dus berisi makanan yang telah ia beli di luar.
Sofie melirik ke arah dus yang di berikan Niall padanya. "Nanti aku akan makan Niall, aku belum lapar."
Harry beranjak dari duduknya dan menghampiri Sofie. "Yang benar saja, kau belum makan dari semalam. Kalau kau sakit bagaimana?"
Sofie tersenyum pada Harry dan Niall. "Aku akan makan jika Zayn sadar nanti."
Harry berdecak kesal sedangkan Niall hanya mendengus pasrah. "Mana mungkin kau bertahan dengan perut kosong seperti itu Sof, Zayn akan kecewa kalau kau begini."
Sofie berfikir sejenak dengan apa yang di ucapkan Harry barusan. Ia tau jika sikapnya salah, tak seharusnya ia mogok makan seperti ini. "Aku akan memakannya sekarang."
Niall tersenyum bahagia dan segera memberikan dus berisi makanan yang di pegangnya dengan riang. "Mau aku suapi?" Tanya Niall menggoda.
"Jika kau yang menyuapi makanannya akan masuk ke dalam mulut mu bukan ke mulut Sofie." Harry mengambil alih dus yang berada di tangan Niall dan segera memberikannya pada Sofie.
"Lou, temani aku ke toko ya aku ingin membeli snack untuk persediaan di sini." Pinta Niall pada Louis yang tengah sibuk dengan ponselnya.
Louis melirik Niall yang tengah menarik-narik lengannya. "Kau pikir kita lagi berkemah harus menyetok makanan."
Niall berdecak kesal dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Ayolah, kau tidak ingin aku terbaring lemah seperti Zayn kan?"
Liam yang mendengarnya hanya terkekeh.
"Aku ingin menemanimu jika Liam juga ikut, karena aku tidak ingin mengikutimu dari belakang dengan membawa keranjang yang berisi makanan seperti para suami yang menemani istrinya belanja." Ujar Louis memberikan syarat.
Niall yang mendengar ucapan Louis segera menghampiri Liam dan memasang wajah memelasnya.
"Kau mau kan Li? Please." Liam tampak berpikir sejenak dan sampai akhirnya ia menganggukan kepalanya.
Niall tersenyum kegirangan dan segera menarik Liam dan Louis dari duduknya.
"Harry, kau jaga Zayn dan Sofie ya. Tenang saja aku akan membelikan untuk kalian juga." Teriak Niall yang sudah berhasil membawa keluar Liam dan Louis.
Sofie terkekeh melihat tingkah kekanakan Niall dan melihat wajah Liam dan Louis yang sangat terpaksa. Sedangkan Harry hanya menggelengkan kepalanya dan kembali memperhatikan Sofie dan Zayn secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last First Kiss (Zayn Malik)
RomancePerjuangan cinta seorang Zayn Malik untuk mempertahankan hubungannya dengan gadis yang mampuh membuat hatinya luluh dan mengubah sikap dan sifat Zayn Malik mejadi seseorang yang lebih baik. Dimana cinta Zayn di uji saat kekasihnya tidak mempercayain...