Condone

4.5K 296 29
                                    

Author POV

Sofie menatap layar ponselnya dengan nanar, ia berpikir haruskah ia mengangkat telfon itu? haruskah Sofie mendengar kabar yang membuat hatinya menjadi lebih hancur lagi?

***

Setelah Sofie berfikir beberapa detik kemudian ia memutuskan untuk mengangkat telfon di ponselnya.

"Ya." Jawab Sofie saat mengangkat telfonnya.

"Ada yang ingin ku bicarakan denganmu, besok kita bisa bertemu?" Tanya suara dari seberang.

Sofie berpikir sejenak. "Baiklah, dimana?"

"Pukul 9 pagi di Starbucks, aku harap kau datang."

"Aku pasti datang." Jawab Sofie dan sepersekian detik kemudian ia memutuskan sambungan telfonnya.

Di tempat lain Zayn yang baru saja sampai di rumahnya bersama the boys sudah berada di kamar bersama Liam, Niall, Harry dan Louis.

"Ni kau ambilkan ember berisi air dan handuk kecil." Ujar Liam. Niall pun tanpa bertele-tele langsung ke dapur.

Louis duduk di sebelah Zayn, Harry menutup tubuh Zayn dengan selimut tebal dan Liam berada di sisi tempat tidur menunggu Niall.

Sesaat luka di wajah Zayn di bersihkan oleh Liam. Zayn sadar dari pingsannya dan meringis karena Liam tengah membersihkan sudut bibirnya yang berdarah.

"Kenapa kau bisa seperti ini mate?" Tanya Louis. Zayn kembali meningat dari mana ia mendapatkan luka di wajahnya.

"Apakah itu sakit Zayn?" Tanya Niall dengan meraba-raba wajahnya sendiri.

Setelah Liam selesai membersihkan luka memar-memar di wajah Zayn. Zayn membenarkan posisinya agar dapat duduk dengan bersandar.

"Saat aku menunggu Sofie di depan rumahnya Sam datang, dan yaa kalian pasti sudah dapat menebak bagaimana kelanjutannya." Keempat temannya menganggukan kepala mereka tanda mengerti.

"Bagaimana kau dengan Sofie?" Tanya Harry yang sebenarnya sudah dapat menebak jawaban Zayn.

Air wajah Zayn semakin melesuh karena mengingat hubungannya dengan Sofie. "Seperti yang kalian lihat, aku dan Sofie tidak baik-baik saja. Sofie tidak ingin mendengar penjelasanku, terlebih lagi soal foto-foto itu."

Liam, Harry, Louis dan Niall saling memandang satu sama lain. "Sofie mendapatkan foto-fotoku bersama Vero di tempat tidur, aku yakin itu semua editan." Lanjut Zayn yang membuat keempat sahabatnya terkejut.

"Kau benar tidak pernah melakukan itu dengan Vero kan Zayn?" Tanya Louis meyakinkan.

Zayn menolehkan kepalanya ke Louis dan menatapnya datar. "Kau gila? kau pikir aku sudah tidak waras sampai melakukan itu dengannya."

"Kau sudah coba jelaskan pada Sofie?" Tanya Harry yang tengah bersandar di meja dekat Zayn.

Zayn mendesah panjang untuk menjawab pertanyaan Harry. "Aku sudah mencoba tapi Sofie tidak mau mendengarkan ku."

"Aku tahu aku memang salah, aku memang pantas mendapatkan ini semua. Tapi aku benar-benar tidak bisa tanpa Sofie." Lanjut Zayn menundukan kepalanya.

Liam ikut menarik nafas panjang mendengar ucapan Zayn. Ia tak tega melihat sahabatnya terpuruk seperti ini. "Lebih baik kau istirahat Zayn, ini semua akan baik-baik saja."

Zayn membaringkan kembali tubuhnya dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Harry kembali ke kamarnya karena kamarnya sudah selesai di renovasi begitu pun dengan Liam, Niall dan Louis.

Last First Kiss (Zayn Malik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang