"Jadi seperti ini? ponsel mu tidak bisa di hubungi karena kau bersamanya?"
Sofie sedikit panik melihat wajah Zayn yang dingin. Ia merogoh tasnya untuk mencari ponselnya. Dan saat ia melihat ponselnya benar saja ponselnya mati sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Zayn.
Sofie menggigit bibir bawahnya, ia ingin menjelaskan pada Zayn tapi entah mengapa bibirnya terasa kelu.
"Jangan salah paham dulu Zayn." Ujar Harry seakan mengerti apa yang di rasakan oleh Sofie.
Zayn melirik dingin ke wajah Harry dan kembali menatap Sofie yang masih menundukan kepalanya.
"Kau ingin menjelaskan atau tidak Sofie?" Tanya Zayn dengan nada yang sangat dingin.
Tanpa pikir panjang Sofie mendongakkan kepalanya dan mengangguk cepat.
"Lebih baik kita bicarakan di dalam, ini sudah sangat malam dan udara semakin dingin." Harry lagi-lagi angkat bicara.
"Kalau sudah tau ini malam kenapa kau masih berada di luar bersama Sofie?" Tanya Zayn sinis.
"Ayolah Zayn, Harry benar. Lagi pula aku belum menjelaskan jadi kau jangan berpikiran yang macam-macam dulu."
Sofie mengeluarkan kunci pagar dan rumahnya. Sementara itu Harry dan Zayn mengikuti Sofie dari belakang tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.
Sofie melepaskan jaket tebalnya dan ia gantungkan di dekat pintu, Zayn dan Harry kini tengah duduk manis dan saling berhadapan di sofa ruang tengah rumah Sofie.
"Kalian ingin minum sesuatu?" Tanya Sofie memecahkan keheningan.
"Tidak." Jawab Zayn dan Harry secara bersamaan.
Sofie menganggukan kepalanya dan duduk di Sofa antara Zayn dan Harry. "Kalian memang sangat kompak ya."
"Lebih baik kau jelaskan sekarang Sofie, aku khawatir nanti bulu mata Zayn tidak lentik lagi akibat tidak berkedip sedikit pun." Ujar Harry dengan wajah yang dibuat-buat agar terlihat serius.
Sofie menggelengkan kepalanya dan terkekeh kecil melihat Zayn yang seolah tak menerima apa yang dikatakan oleh Harry.
"Baiklah jadi seperti ini, tadi saat aku selesai praktek dari rumah sakit aku berniat menunggu taxi tapi tidak ada satu pun yang lewat sampai akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kali dan ternyata tak lama Harry lewat dan melihatku, dan Harry berniat baik untuk mengantarku ke rumah. Bagaimana Zayn? kau masih tidak percaya juga?" Jelas Sofie.
Zayn terlihat sedikit lebih tenang dan tidak lagi berpikiran yang macam-macam pada Sofie dan Zayn. Justru ia merasa bersalah pada Harry karena sudah berprasangka buruk pada niat baik Harry.
"Jadi bagaimana Zaynie? Kau masih curiga pada sahabat mu yang paling tampan ini?" Goda Harry dengan memainkan kedua alisnya.
Zayn mengusap wajahnya dengan telapak tangan. "Ya aku minta maaf karena sudah mencurigai kau Hazz."
Harry terkekeh melihat Zayn yang merasa malu karena rasa cemburunya yang menurut Harry berlebihan. "Makanya kalau jadi pria itu jangan cemburuan Malik."
Zayn melempar bantal sofa ke wajah Harry. "Wajar jika aku protect pada Sofie Hazz, kau lihat sendiri betapa cantik wajahnya kan Hazz?" Ujar Zayn yang membuat Sofie merasa malu.
"Zayn ini bukan saatnya untuk menggombal." Protes Sofie dengan menutup kedua pipinya agar tidak terlihat smburat merah di pipinya.
"Aku serius babe, kau itu seperti bidadari yang dikirimkan oleh Tuhan untuk memperindah ciptaannya yang lain." Ujar Zayn meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last First Kiss (Zayn Malik)
RomancePerjuangan cinta seorang Zayn Malik untuk mempertahankan hubungannya dengan gadis yang mampuh membuat hatinya luluh dan mengubah sikap dan sifat Zayn Malik mejadi seseorang yang lebih baik. Dimana cinta Zayn di uji saat kekasihnya tidak mempercayain...