Decision

4.1K 275 2
                                    

'Apa maunya Zayn yang sebenarnya?'

'Kenapa Zayn bersikap sangat kasar sekarang?'

Pikiran-pikiran itu terus berputar di kepala Sofie.

Sofie hanya memandang mobilnya yang masih terparkir manis di depan kedai dari dalam mobil Zayn dan tidak dapat berbuat banyak.

****

Disinilah sekarang Sofie dan Zayn berada di sebuah taman yang sangat sepi dan jauh dari kata keramaian, Sofie sempat bingung darimana Zayn mendapatkan taman sesepi ini tapi Sofie tidak pernah mempermasalahkan hal itu.

Sejak keluar dari kedai dan meninggalkan Sam sendiri dengan keadaan wajah yang lebam karena tinjuan dari tangan Zayn, mereka sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

Sampai saatnya mereka berada di sisi danau yang sangat luas dan sepi Zayn lebih dulu membuka suara karena menyadari Sofie yang sedari tadi hanya menatap lurus ke depan.

"Jadi siapa pria itu?" Tanya Zayn tanpa mengalihkan pandangannya.

"Dia hanya temanku Zayn namanya Sam dan dia seniorku saat aku sekolah dulu, tak seharusnya kau bersikap seperti itu padanya." Jawab Sofie pada akhirnya, tapi jawaban Sofie yang seperti itu bukan yang di harapkan oleh Zayn.

"Teman? lalu foto-foto ini?" Tanya Zayn dengan menunjukan beberapa foto Sofie bersama Sam termasuk foto yang baru saja ia dapatkan.

"Itu tidak seperti yang kau bayangkan Zayn, saat di Nandos aku tak sengaja menabraknya dan saat aku ingin terjatuh dia menahan tubuhku, dan yang tadi aku hanya di tenangkan olehnya karena membahas tentangmu." Jelas Sofie kini menatap wajah Zayn yang masih memandang lurus ke depan.

"Tapi kenapa kau harus bertemu dengannya hanya berdua saja? kenapa tidak mengajakku atau Ashleey? alasanmu sulit untuk di percaya Sofie." Sofie tertegun mendengar pertanyaan demi pertanyaan yang keluar dari mulut Zayn, dengan nada yang dingin dan penuh dengan penekanan itu sangat membuay hati Sofie sakit.

"Mengajakmu? apa kau akan peduli Zayn jika aku mengajakmu? bahkan untuk mendengarkan penjelasanku saja kau tidak mau, dan soal Ash aku tidak mengajaknya karena Ash keluar bersama Harry." Jawab Sofie dengan tersenyum miris.

Tak ada tanggapan dari Zayn, hanya diam dan memandang lurus ke depan itulah yang hanya bisa Zayn lakukan saat ini, ia terlalu sakit jika harus melihat mata Sofie yang menjelaskan alasannya.

"Bagaimana luka di tanganmu? Oh ternyata gadis itu melakukan yang terbaik untukmu." Ujar Sofie dengan melihat tangan kanan Zayn yang sudah terbalut oleh perban.

Pikiran dan hati Sofie seakan berperang melawan pikiran negatifnya yang mengatakan kalau Veronica lah yang telah mengobati tangan Zayn sedangkan hatinya berkata lain, tidak mungkin Zayn ingin di obati dengan gadis itu.

"Apa maksudmu?" Tanya Zayn yang kini sudah menatap wajah Sofie.

"Ku pikir kau sudah mengerti maksudku Zayn, kau tau Zayn bagaimana rasanya saat kau tidak mau mendengarkan penjelasanku? bagaimana rasanya saat aku tidak boleh menyentuhmu saat itu? dan satu lagi bagaimana perasaanku saat aku melihtmu diam saja saat di peluk olehnya? kau tahu bagaimana rasanya Zayn? itu sakit Zayn." Ujar Sofie yang sudah tidak sanggup menahan air matanya saat mengingat kejadian pada malam itu.

Zayn menatapnya lekat tapi hanya diam dan tidak berbuat apa-apa, ingin rasanya Zayn memeluk gadis yang sangat di cintainya tapi ia terlalu egois mengikuti pikirannya untuk menyadari kalau ia tidak sanggup melihat gadisnya menangis.

"Kau tau Zayn aku sangat khawatir padamu malam itu, tapi sepertinya kau lebih senang jika dia yang ada disisimu, sungguh aku tidak ada apa-apa dengan Sam, rasa sayangku padamu melebihi apapun Zayn aku menyayangimu sama seperti aku menyayangi kedua orang tuaku." Sofie berhenti sejenak dan terisak berusaha meneruskan perkataannya.

"Seharusnya kau tak perlu khawatir aku akan meninggalkanmu hanya karena pria lain, karena aku tak akan pernah bisa mencintai dan menyayangi pria selain dirimu Zayn, aku yang seharusnya takut jika kau akan meninggalkanku." Perkataan Sofie semakin membuat hati Zayn teriris karena sudah membiarkan gadisnya menangis di hadapannya.

"Kau tau bagaimana perasaanku saat aku memdapatkan telfon dari tunanganmu? itu sangat menyakitkan Zayn." Sofie sudah benar-benar tidak dapat menahan tangisnya.

"So-" Belum seslesai Zayn melanjutkan ucapannya Sofie sudah kembali berbicara.

"Aku memang hanya gadis bodoh yang sangat mudah di bodohi oleh pria sepertimu Zayn, tak seharusnya aku mencintai pria yang sudah memiliki tunangan." Ujar Sofie dalam isakannya.

"Mengapa kau tidak pernah mengatakan padaku jika kau sudah memiliki tunangan Zay." Ujar Sofie dengan suara yang sangat paru dengan menundukan wajahnya dan melepas tangisnya.

Kini tangan Zayn menarik tubuh Sofie agar berada dalam dekapannya tapi Sofie segera menjauhkan tubuhnya dan kembali berbicara.

"Kumohon Zayn untuk saat ini jangan hubungi aku dulu, lebih baik kau selesaikan dulu apa yang harus kau selesaikan, jangan pikirkan aku dulu dan biarkan aku sendiri untuk sementara waktu, aku janji tidak akan meninggalkanmu dan aku akan kembali jika semuanya sudah kembali membaik." Ujar Sofie berusaha memalingkan wajahnya agar tidak menatap mata hazel milik Zayn.

Zayn yang mendengar ucapan dari Sofie segera menggelengkan kepala seolah tak setuju dengan apa yang telah di putuskan oleh Sofie, walaupun mereka tidak putus tetap saja mereka akan lost contac untuk beberapa waktu.

"Sofie aku tidak mau." Ujar Zayn tegas dengan mata yang mulai berair.

"Percayalah padaku Zayn, aku tidak akan meninggalkanmu, aku tetap menjadi milikmu, aku hanya ingin kau selesaikan semua ini dan aku butuh waktu untuk sendiri, aku sangat mencintaimu Zayn." Ujar Sofie dengan memberikan kecupan singkat di bibir Zayn, bibir yang sangat ia rindukan.

Sofie bangkit dari duduknya dan meninggalkan Zayn sendiri yang masih termenung memikirkan maksud dari keputusan Sofie.

Sofie tidak memperdulikan teriakan Zayn yang terus memanggil namanya, dia hanya terus berjalan keluar dari taman yang berada jauh dari jalan raya, hingga akhirnya Sofie menemukan jalan keluar dan langsung menyetop taxi untuk kembali ke kedai dan mengambil mobilnya yang masih tertinggal di sana.

'Maafkan aku Zayn.' Gumam Sofie dalam isakannya.

******

Happy reading and vomment :)

Maaf kalau ceritanya ngebosenin atau kurang bagus, aku cuma seneng nulis aja.. terima kasih buat yang udah mau baca.. aku harap kalian baca dan menyertakan vote yaaa :)

Aku sangat berharap vote dari kalian jadi tolong jangan silent readers yaa... Tysm :)

Last First Kiss (Zayn Malik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang