"Ampun Nean," lirih Kezia saat merasakan rambutnya ditarik begitu keras oleh cowok berambut berantakan.
Tidak ada rasa kasihani untuk perempuan yang malang ini, hatinya terlalu beku dan mata telah gelap dengan emosi.
"Lepasin Kezia." Kezia menangis dengan memegang rambutnya yang dijambak kasar oleh Nean.
Menahan segala kesakitan, perih sekali dan kepalanya terasa menyakitkan membuat Kezia pening. Mata itu nampak sayu dan lelah.
"Sakit," cicit Kezia menyedihkan.
"Lo ditinggal dikit udah ganjen sama yang lain. Inget, lo milik gue! Lo ngerti bahasa manusia?" tanya Nean berdesis tepat di telinga Kezia, membuat bulu kuduk perempuan ini berdiri.
"Kamu bukan siapa-siapa Kezia, kamu cuma orang jahat, selalu memaksa apa yang Kezia nggak suka! Lepasin dan putusin Kezia!"
PLAK!
Tamparan keras yang Kezia dapatkan dari Nean. Kezia memegang pipinya yang sangat panas dan perih terasa berdenyut sampai dirinya menangis tanpa suara. Meluapkan segala kesedihannya yang dia pendam, walau sering diperlakukan seperti binatang Kezia tetap bertahan. Bukan tidak sanggup untuk pergi hanya saja ancaman Nean selalu membuatnya berpikir dua kali.
"Kenapa kamu tampar Kezia?" tanya Kezia lirih menatap nanar Nean.
"Karena lo udah bertindak jauh!" sentak Nean. "Jangan berani-beraninya lo abaikan aturan gue, ini konsekuensi buat orang melanggar aturan. Lo nggak berhak ninggalin gue, cuma gue yang berhak ninggalin lo!"
Tangannya yang tadi menyiksa Kezia kembali lembut mengusap bekas tamparannya yang berbekas merah. Kezia hanya diam, Nean memang sulit untuk ditebak sifatnya. Terkadang lembut dan jahat melebihi apapun tanpa memberinya ampun.
"Jadi pacar yang nurut kalau lo nggak mau luka lagi." Nean bersuara rendah dan terkesan lembut, Kezia mendongkak menatap mata Nean karena tingginya kurang bagus.
"Kezia cuma ngobrol doang sama Alex ga lebih kok," cicitnya dengan diakhiri dengan lirihan. "Jangan siksa Kezia, ampun Nean. Kezia minta maaf."
Nean mengembuskan napas kasar menetralkan amarahnya yang memuncak. Dia tidak ingin berperilaku kasar pada gadisnya, namun mendengar kata Alex bagaikan siraman air panas membuat kepalanya mendidih. Nean harus pintar-pintar menjaga emosi, sebetulnya dia tidak ingin membuat Kezia ketakutan. Hanya saja dia tidak bisa menahan amarah hingga meluapkan kekesalannya seharian ini kepada Kezia yang tidak sepenuhnya salah.
"Gue nggak mau denger lo sebut nama Si Brengsek itu, ngerti?" tidak ingin disakiti Kezia memilih menganggukkan kepalanya menurut saja.
"Good girl."
***
Kezia terbangun dari tidurnya yang pulas, matanya sangat berat dan terasa sakit. Wajar saja dia menangis semalaman akibat bekas tamparan dan menangisi nasib dirinya yang sungguh malang. Harapan dan keinginan Kezia untuk dicintai seorang pangeran layaknya dunia peri di negeri dongeng pupus sudah.
Realita menyadarkan akan hayalan kekanakkan-nya. Kezia mulai sadar diri, jika seorang pangeran tidak akan pernah ada dalam dunia nyata, karena pangeran tidak akan pernah menyakiti dan meninggalkan istananya begitu saja.
Nean pergi meninggalkannya malam itu entah kemana dirinya pergi. Sebenci apapun Kezia dia akan terus mengkhawatirkan Nean dan mengasihani cowok itu, walau dia selalu membuatnya menderita. Itulah Kezia diberikan kesabaran yang sungguh luar biasa hebat, disakiti berkali-kali tetapi terus memaafkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Boyfriend
RomanceKezia Scarllethisya gadis yang dijadikan bahan taruhan untuk pemenang balapan liar, sampai akhirnya cowok bernama Nean berhasil mendapatkannya begitu mudah. Bukan tanpa sebab Nean nekat mengikuti pertandingan itu demi mendapatkan Kezia. Sesuatu hal...