"Eh, serius lo nggak tahu dia mantan si Ray? Wah parah, Kez. Lo nggak dianggap si Ray," kata Denzel kepada Kezia dengan tatapan pura-pura kasihan. Semua orang di sana menegang mendengar nama Ray yang disebut oleh Denzel.
"Parah lo semua, mantan bos sendiri diembat. Emang udah goblok makin aja goblok kalian," kata Denzel meremehkan.
Denzel sesaat kemudian menyeringai mengerikan, kaki dan tangannya sudah menyiapkan gerakan serangan. Mereka hanya belum tahu, lawan yang dianggap mereka sangatlah berbahaya walaupun seorang diri.
-------------
Kezia menangis dengan tersedu-sedu di dalam apartemennya, gadis ini merasa sangat panik akibat kejadian yang baru saja menimpanya. Dia duduk di sofa dengan kakinya yang diperban juga, kini penderitaan Kezia sudah bertambah saja. Sedangkan pria yang sedang mengelus kakinya lembut menatap tajam seseorang yang diam karena mukanya telah banyak dengan warna memar ke unguan.
"Udah jangan nangis," kata Nean mengusap kepala Kezia dengan lembut.
"Jangan nangis," kata Denzel mencoba menghampiri, tetapi ditahan Nean.
"Diem lu babi! Kelakuan lo jadi kayak ginikan," ketus Nean dengan sarkas, menatap wajah Denzel yang memang babak belur olehnya.
Hanya satu pukulan dan menimbulkan satu memar yang lainnya itu akibat perbuatan Denzel melawan musuh di sana yang berjumlah duabelas ditambah yang bersembunyi lima orang.
"Dia kena paku doang, lo liat gue bonyok malah dikasarin?!" teriak Denzel tidak percaya, Nean diam tidak menanggapi perkataannya.
Dia terus saja merawat Kezia di depan Denzel yang sedang kesal karena sifat sepupunya yang semena-mena. Dengan langkah terburu-buru dia langsung pergi meninggalkan keduanya di apartemen milik Nean.
"Pakunya patah di dalem nggak?" tanya Kezia polos kepada Nean, cowok itu menggelengkan kepalanya.
"Masih sakit?" tanya Nean, Kezia mengangguk pasti.
Nean mengela napasnya, saat dia sedang tarung balap bersama Ray, nyatanya dia memang tidak mengacu pedal gas melainkan berkelahi di suatu tempat dekat dengan lokasi Kezia. Ray memang bukan tandingannya, saat Nean ingin pergi memastikan Kezia aman, dia menerima telepon dari Denzel.
Saat dilokasi dia melihat gadisnya menangis dalam gendongan sepupu tengilnya dengan pau menancap di kaki. Otomatis mereka ke rumah sakit untuk mengobati luka Kezia agar tidak terinfeksi. Baru saja kemarin Kezia luka akibat pisau, malam ini Kezia luka oleh paku. Malang sekali nasibnya.
"Aku mau tidur, Nean," kata Kezia dengan wajah memelasnya, cowok itu langsung inisiatif menggendong Kezia sampai kamarnya, Kezia merasa nyeri dibagian kaki kanannya yang terinjak paku, sesekali dia meringis kesakitan.
Nean berada di dekatnya langsung tertidur di sampingnya, membawa Kezia ke dalam dekapannya yang hangat. Kezia bersender di dada bidangnya Nean dan menenggelamkan kepalanya, banyak hal yang ada di kepalanya. Lalu tidak sengaja kaki Nean menyentuh luka Kezia hingga dia meringis kesakitan, Nean menydari itu langsung mengusap kepala Kezia mencoba menenangkannya.
"Sori, nggak sengaja. Lagian kenapa nggak loncat dari motor si Denzel?" tanya Nean kepada Kezia yang menahan rasa sakit karena biusnya sudah menghilang.
"Kalo loncat tambah banyak dong luka Kezia," kata Kezia terkekeh sangat manis.
Nean tambah menekan dekapannya hingga gadis itu terpekik kaget, keduanya tertawa karena kelakuan Nean. seperti tidak ada waktu untuk keduanya bersama, Kezia merasa inilah momen termanis yang dilakukan Nean kepadanya. Kezia harap Nean bisa terus seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Boyfriend
RomanceKezia Scarllethisya gadis yang dijadikan bahan taruhan untuk pemenang balapan liar, sampai akhirnya cowok bernama Nean berhasil mendapatkannya begitu mudah. Bukan tanpa sebab Nean nekat mengikuti pertandingan itu demi mendapatkan Kezia. Sesuatu hal...