BAB 16

17.5K 1.1K 80
                                    

Paginya Kezia menyiapkan sarapan untuk Nean dengan semampunya. Keadaan yang diperban dengan lima jahitan di tangannya tidak membuat Kezia bermalas-malasan. Dia hanya membuat omelat dan kopi hitam kesukaannya Nean, sedangkan di kamarnya cowok itu masih tidur dengan bertelanjang dada.

Wangi masakan menyeruak menembus hidungnya membuat mata itu terbuka dengan mata yang menyipit, jam di atas nakas menunjukan jam delapan pagi. Dia merenggangkan otot kekarnya yang nampak renggang lalu dia beranjak dari tempat tidur menuju dapur. Dilihat ada gadis yang masih memakai piyama tidurnya bergambar minion sangat menggemaskan.

"Siapa yang suruh lo masak?" tanya Nean membuat tubuh gadis itu menegang karena kaget.

"Aku masak buat sarapan, laper," katanya dengan wajah polos yang sangat imut.

"Mau sakit lagi tangannya? udah gue aja, lo duduk manis aja," katanya dengan nada lembut.

Kezia menganggukan kepalanya menyerahkan urusan dapur ke Nean. sebelumnya dia mendekat menaruh tangannya di pinggang Nean dan berjinjit mengecup pipi cowok itu kilat. Semu merah terlihat di wajahnya yang putih sangat kontras.

Senyum Nean tanpa sadar terbit begitu saja melihat kelakuan gadisnya. Dia memfokuskan memasak omelet, Nean bisa masak karena sebelum ada Kezia pun dia melakukan semuanya sendirian.

Setelah semuanya sudah selesai dia memberikan hidangnya yang ala restoran itu kepada Kezia, dengan mata berbinar tidak kuat menahan laparnya gadis itu menyantap dengan rakus.

"Pelan-pelan makannya," kata Nean mengusap sudut bibirnya yang belepotan dengan terkekeh geli.

"Kamu kok bisa masak enak setahu aku kamu suka pesen online," katanya masih lahap memasukan beberapa huapan lagi bersemangat.

"Lo yang bikin gue masak lagi, udah tahu tangannya cedera."

"Oh iya Nean, kayaknya stok bahan-bahan dikulkas udah abis deh," kata Kezia saat teringat dia memasak hanya ada beberapa telur dan sisanya sayuran sudah layu hampir membusuk.

"Nanti ke mall aja beli bahan-bahannya," kata Nean singkat.

Mereka diam dalam hening menikmati sarapannya tanpa berkata apapun. Untuk pertama kalinya Kezia merasa ada yang berbeda dari Nean, dari sikapnya dan perlakuannya. Walau tetap sama dingin dan tajam jika berkata, entah dia yang terlalu kepedean atau nyatanya memang benar Nean berubah. Kalaupun perubahan itu sangat kecil sekali, setidaknya cowok itu tidak pernah menamparnya seperti dulu dan berbuat kasar.

***


Keduanya berjalan bersama dengan Nean membawa trol belanjaan. Mereka seperti sepasang pasutri yang saling mencintai satu sama lain. Keduanya juga sangat memukau hingga menjadi pusat perhatian, terkadang ada beberapa orang tersenyum melihat keduanya sangat cocok. Kezia yang memilih bahan makanan mentah dan matang, juga beberapa cemilan dan minuman untuk mengisi kekosongan waktu mereka.

"Nean boleh aku beli es krim?" tanya Kezia meminta izin kepadanya, karena dia pernah memakan es krim saat flu dibelakang Nean. Sampai nasib es krim itu di buang ke aspal panas jalanan hingga mencair sangat mengenaskan es krimnya yang malang.

"Iya," jawabnya singkat membuat Kezia kesenangan. Dia penyuka es krim coklat dan seblak pedas, dua menu makanan yang paling disukai oleh Kezia hingga hampir hayatnya.

Saat dia ingin mengambil es krim dia melihat seorang anak kecil berumur dua tahunan diam menengok ke sana-sini seolah mencari seseorang. Kezia terkejut apalagi tidak ada orang yang dekat dengan anak kecil itu, ke mana orang tuanya?

"Hey sayang, sama siapa kamu di sini? Ke mana orang tua kamu?" tanya Kezia langsung membawa bayi itu dalam gendongannya.

Meski dia meringis kesakitan tetapi dia harus menjaga bayi ini sampai orang tuanya datang, beberapa menit tidak ada kehadiran orang tuanya yang datang.

The Cruel BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang