BAB 27

19.7K 1.2K 98
                                    

Sorry typo, belum sempat edit. Happy Reading!

____________

Pagi ini terasa berbeda di sebuah apartemen elit di kota Jakarta. Sepasang kekasih sedang tertidur nyenyak, sampai matahari yang mengusik merekapun tidak bisa untuk mengusik mimpi keduanya.

Di antara mereka salah satunya sudah mengerjabkan mata, merasa celah sinar mengusik tidurnya begitu silau. Dilihatnya seseorang di sampingnya sedang memeluk dirinya sangat erat, wajah tampannya itu begitu sempurna.

Tidak ingin menyia-nyiakan waktunya Kezia mengusap rahang kokoh dan mengusap rambutnya yang berantakan.

Kejadian kemarin membuat dirinya merasa sangat senang dan merasa dia adalah gadis yang sangat beruntung sekali. Sampai mata itu terbuka melihat Kezia dengan sangat sayu seperti orang bangun tidur, tangannya langsung memeluk gadisnya dan sembunyikan di ketiak Nean. Kezia terkekeh geli saat Nean memperlakukannya seperti itu, jangan salahkan Nean.

Cowok ini terlalu gemas dengan Kezia yang sangat imut setelah bangun tidur. Betapa cantiknya dia, kenaturalannya sangat disukai Nean.

"Aku ketiduran di kamar kamu, Nean," kata Kezia dengan nada yang sangat lucu. Kezia langsung bangkit dari ranjangnya dan membuka tirai jendela mereka.

"Bangun Nean, aku mau bikin sarapan dulu," lanjutnya.

"Mau jadi istri yang baik?" tanyanya menggoda membuat rona merah muncul di pipinya yang kontras di kulit putih Kezia.

Nean langsung bangkit dan mencubit pipinya yang tembem tersebut, menciumnya kiri dan kanan bergantian lalu meninggalkan Kezia ke kamar mandi. Kezia merasa jika jantungnya berdetak lebih kencang dibatas normal, pagi ini tidak pernah dia sebahagia sekarang.

Dia akan pergi ke dapur  memasak omelet untuk keduanya nanti. Setelah beberapa menit memasak Kezia langsung membereskan dapur. Dan melihat Nean di mini bar sedang menatapnya begitu serius tanpa memakan sarapan di hadapannya.

Seolah Kezia adalah hal yang lebih menggiurkan dan sangat sayang jika dilewatkan pagi ini.

"Makan Nean bukan liatin Kezia," cicitnya langsung mencuci piringnya di wastafel mengalihkan wajahnya yang sudah beberapa kali merah oleh Nean.

"Kok ada bidadari di apartemen? Jatuh di mana?" tanya Nean membuat Kezia tertawa kecil.

"Aku udah masakin itu, nanti kita ke mall beli bahan makanan," kata Kezia saat mengetahui jika bahan makanannya sudah tidak ada stok.

"Nggak perlu," kata Nean membuat Kezia terdiam melihatnya dengan tatapan anehnya.

Bukankah kebiasaan mereka membeli makanan yang siap saji maupun bahan masakan. Karena Kezia selalu menjamin bagaimana makan Nean, cowok itu selalu memakan junk food.

Sangat tidak sehat dikomsumsi dalam jangka waktu lama.

"Sekarang aja soalnya aku nggak ada kelas, hari ini free. Kalau kamu beli nanti yang ada mie instan sama minuman bersoda," katanya memperingati, Nean merasa seperti mempunyai istri yang sangat bawel karena tidak diberikan uang bulanan.

"Nanti ditransfer ke rekening kalau mau belanja lagi," kata Nean mudah kepada Kezia.

Tentu saja semenjak Kezia ada di sini, semua tunjangan yang Kezia nikmati itu adalah sebagian uang yang ditransfer oleh Nean kepada gadisnya. Walaupun dia gadis yang dikalangan sangat berada, tetapi Nean juga memberikan ATM miliknya kepada Kezia cuma-cuma. Beginipun juga Nean mempunyai penghasilan, tentunya dengan ikutan balapan resmi yang sering dia ikuti.

The Cruel BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang