BAB 28

14.9K 1K 28
                                    

DON'T COPY MY STORY!!!

Happy Reading,

__________________________________

Saat tiba di apartemennya, Nean langsung masuk ke dalam kamarnya mengganti bajunya dan mandi. Berbeda dengan Kezia yang membawa barang belanjaannya ke dapur, saat sampai di sana dia merasa ada seseorang yang berdiam diri, dan ternyata benar.

Ada sosok gadis membuatnya terpekik kaget hingga belanjaanya itu terjatuh, dan beberapa piring cantik dia beli tadi pecah. Gadis itu berbalik menatapnya membuat Kezia semakin terkejut, apalagi dia memegang pisau kecil di tangannya.

Wajahnya menyeramkan, matanya yang bengkak seperti habis menangis.

"Kamu siapa?" tanya Kezia membuat gadis ini menoleh mendengar kata yang Kezia keluarkan. Kezia heran kenapa dia bisa masuk ke dalam apartemen ini.

"Pasti kamu sedang berpikir, bagaimana aku bisa masuk ke dalam tempat yang kau bilang aman?" tanya gadis itu. "Tapi bukan itu, bagian yang terpenting," lanjutnya.

"Kamu siapa?" tanya Kezia kembali.

"Ternyata kamu pelakunya, orang yang sudah membuat seorang Luna rela mati," lirihnya langsung mengarahkan pisau itu kepada Kezia. Gadis ini langsung terdiam kaku mendengar ucapannya yang bernada lembut tetapi berbeda dengan apa yang dilakukannya.

"Selama aku ke luar negeri ninggalin Nean, ternyata dia tidak peduli. Bahkan saat aku meminta waktu terakhirnya bersamaku, dia langsung menghampiri kamu gitu aja. Kamu yang membuat orang yang aku sayangi pergi, dan Nean, ternyata orang itu sama. Kenapa Nean bisa nyaman sama kamu?!" gertaknya dalam tangisan menyesakan baginya.

Kezia mendengarnya menggelengkan kepala takut. Dia bahkan menahan air matanya turun, tetapi masih saja menetes begitu saja.

"Aku tidak tahu, aku nggak ngerti," lirih Kezia masih di dengar oleh gadis itu.

"Kita sama-sama nggak ngerti, kita juga dalam situasi yang sama. Bedanya kamu mendapatkan Nean, sedangkan aku? Dia seperti menganggap aku hanya titipan, aku tidak ingin dianggap seperti itu," katanya dengan nada pelan. "Jauhi Nean jika kamu nggak mau mati di tanganku," selanjutnya.

Kezia mencoba memberanikan diri untuk melawan gadis itu, dia langsung menggelengkan kepalanya tegas. "Tidak akan pernah, sama sekali," kata Kezia.

"Mending kamu pergi dari sini!" katanya sedikit memberanikan diri.

Dia tidak akan membiarkan Nean pergi begitu saja, susah payah mereka jalani semua masalah hingga Nean bisa tulus menerimanya. Hanya Nean yang Kezia punya dan dia tidak menyia-nyiakan itu, masa lalu Nean yang mempunyai hubungan dengan beberapa perempuan, itu adalah masalah yang sudah lalu.

"Jangan jadikan seorang laki-laki patokan hidupmu bahagia, banyak kebahagian di luar sana yang bisa kamu kejar. Kamu itu cantik, dan aku yakin kamu orang baik, terdengar dari tutur katamu. Dan, bagaimana cara kamu memegang benda tajam itu, saat tanganmu mencoba kuat menahan getaran ketakutan. Jangan biarkan egomu merusak pribadimu jadi orang jahat, jika masa lalu adalah dendam mu. Mungkin, dunia ini sudah larut dalam kegelapan," kata Kezia dengan bijak, padahal matanya was-waspada melihat pisau di tangan gadis tersebut.

Gadis itu termenung mendengar perkataan Kezia, membuatnya termenung sesaat memikirkan apa yang diucapkan orang di depannya.

Apakah dia merasa kehilangan jati dirinya?

"Aku pun mempunyai masa lalu kelam, hubungan keluargaku, pertemanan, dan masalah hidup. Tuhan memberikan manusia cobaan setiap saat agar manusia-Nya dapat hidup lebih kuat, hidup kalau lurus saja, tidak akan membuat manusia berpikir menjadi sosok kuat," kata Kezia sesekali melirik ke arah pintu berharap ada Nean menolongnya.

The Cruel BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang