Kita bertemu diwaktu tepat, namun dalam kondisi menyakitkan.
Kini Kezia sedang membantu Denzel mengerjakan tugas kimianya yang sangat dasar. Hasilnya bukan Denzel yang belajar untuk diajarkan, melainkan dirinyalah yang mengerjakan tugas bocah itu. Namun Kezia dengan senang hati mengerjakannya karena kecintaan dia kepada pelajaran kimia, nampaknya cowok itu hanya diam dengan menggarukan kepalanya.Mereka ada di sebuah kafe yang tidak terlalu ramai, karena kafe ini khusus untuk para pelajar. Denzel sedari tadi hanya memandang wajah Kezia yang nampak fokus, dan dia juga diam-diam mengambil gambar Kezia dengan ponselnya saat dia sudah mengerjakan tugasnya.
Sayangnya wajah dia tidak kelihatannya. Gadis itu nampak kelelahan dan membenamkan kepalanya di tumpukan kertas.
"Kamu nggak bisa kimia, ngambil jurusan IPA kenapa bisa?" tanya Kezia mengangkat kepalanya dan menyeruput minuman hazelnut chocolate favoritnya, berbeda dengan Denzel yang memilih memesan vietnam drip kopi.
"Anak IPA nggak harus bisa semua pelajaran yang menjurus jugakan?" tanya Denzel kembali. "Lo nggak lagi sibuk?" tanya Denzel kepada Kezia.
Kezia terdiam sesaat, dia sebenarnya akan membereskan pakaiannya untuk meninggalkan apartemen, tetapi dia bisa pergi nanti besok pagi. Entahlah, hatinya berkata dia akan pergi besok.
Kezia langsung menggelengkan kepalanya kepada Denzel, membuat cowok berseragam SMA itu tersenyum ke arahnya begitu manis dan memabukan para gadis lain.
"Gue pengen deh ajak lo ke suatu tempat," kata Denzel membuat Kezia antusias akan ajakan Denzel.
Mungkin ini saatnya untuk menyenangkan hatinya, karena dia berpikir hatinya sekarang selalu sengsara. Sekali-kali dia harus memikirkan kebahagian, hal positif untuk bangkit dari kepergian seseorang yang sebenarnya tidak harus disesali.
"Ke mana?" tanya Kezia membuat Denzel mengalihkan pandangannya tidak ingin memberitahu.
"Rahasia Denzel," katanya berbisik, mencondongkan tubuhnya ke arah Kezia. Kezia yang merasa gemas karena Denzel menyebut namanya sendiri seperti dia, tertawa pelan.
"Yaudah Kezia mau ikut, tapi jajanin," katanya dengan nada lucu.
Denzel menggertak giginya dengan gemas melihat pemandangan di depannya begitu menggemaskan.
"Iya dede Denzel nanti jajanin kakak Kezia," gumamnya dengan suara dibuat imut.
Kezia tertawa sangat natural hingga hampir semua isi kafe melihat ke arahnya tersenyum merasa gemas akan tingkahnya. Denzel terdiam melihat tawa itu langsung membungkam mulutnya dengan tangan besar dia.
"Eh, ini bocah! Udah kenapa, malu anjir," katanya mencoba menghentikan tawa itu. Walau sebenarnya dia bahagia terbukti akan senyuman yang dia tunjukan kepada Kezia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Boyfriend
RomanceKezia Scarllethisya gadis yang dijadikan bahan taruhan untuk pemenang balapan liar, sampai akhirnya cowok bernama Nean berhasil mendapatkannya begitu mudah. Bukan tanpa sebab Nean nekat mengikuti pertandingan itu demi mendapatkan Kezia. Sesuatu hal...