BAB 37

14K 1K 99
                                    

Nean menatap Kezia yang sedang terbaring, dia langsung melepaskan sepatunya yang membalut kaki. Setelah itu dia terdiam melihat ke arah Kezia yang begitu terlelap dalam tidurnya, dia tidak bisa membersihkan riasan dalam wajahnya.

Ada sedikit linangan dan bekas air mata di pipi, bahkan saat tertidur dahinya mengkerut. Tangan besar Nean langsung mengusap kerutan itu hingga perlahan memudar dan hilang.

Kezia marah dan terisak menangis sepanjang perjalanan pulang, hanya karena melihat dirinya dan Ray berkelahi. Mungkin akibat terlalu lelah menangis Kezia akhirnya tertidur dengan damai.

Dia tidak tega untuk membangunkan gadisnya, tetapi dia lebih tidak tega membiarkan make up walaupun tipis tidak dibersihkan. Itu akan menimbulkan wajahnya menjadi tidak sehat.

"Sayang, bangun yuk, bersihin muka dulu," kata Nean dengan lembut dan berhati-hati, Kezia hanya menggeliat kecil merasakan tepukan di bahunya pelan.

"Kamu belum cuci muka," lanjutnya.

Kezia yang merasa terusik karena Nean lalu bangun dengan muka bantalnya, matanya masih terpejam mengantuk dan terlihat sembab bekas menangis. Dia hanya menggeram seperti orang mengigau, tanpa membuka mata dirinya langsung mengulurkan kedua tangan di bahu Nean.

Cowok ini yang melihat kelakuan Kezia terkekeh, bukankah tadi dia sangat marah dan galau karena dirinya berkelahi, dan sekarang dia menjadi manja.

Tetapi Nean menyukainya.

Setelah membersihkan mukanya di kamar mandi dan memakai krim malam dengan bantuan Nean, akhirnya Kezia kembali di ranjang dengan posisi duduk.

"Tidur lagi," gumamnya dengan mengerucutkan bibirnya gemas.

Nean langsung nyosor begitu saja mengecup dan menggigit gemas bibir Kezia, melakukan sesuatu yang memang Nean sukai. Tetapi saat dia memulai, Kezia sudah terpejam tenang sampai tangan Nean yang sedang memegang tengkuknya, langsung memeluk punggung Kezia agar tidak terlalu terbentur.

Nean langsung membaringkan dengan benar, dan berbaring juga di sebelahnya memeluk Kezia erat. Tidak apa melanggar, dia juga tidak akan berbuat macam-macam.

"Good night, love," bisik Nean hingga dirinya terlelap dalam mimpi.

***

Paginya Kezia terbangun, dengan wajah yang kusut dan mata sembab. Dia merasakan pusing di kepalanya, namun saat dirinya ingin menggerakan tubuhnya dia merasa ada sesuatu yang melilit kaki dan pinggangnya.

Seolah ingin memakan Kezia hidup-hidup, gadis mungil ini terus meronta-ronta walau tenaganya sangat lemah.

Dia melihat ke arah belakang, ternyata Nean menggeliat dalam tidurnya dan masih memeluknya erat. Kezia langsung menepuk-nepuk dada bidang Nean yang bertato agar dirinya mau untuk melepaskan dirinya, hingga usahanya berhasil.

Nean bangun dengan wajah muram dan khas orang tidur, terlihat sangat menggoda sekali.

Nean langsung mengecup bibirnya dengan kilat, membuat Kezia seketika mematung dan bersemu merah. Sangat lucu sekali, dia melihat ke arahnya dan membenamkan wajahnya di dada bidang Nean tanpa terbalut apapun. Nean terkekeh dengan mata masih ingin terpejam dan mengecup puncuk kepala gadisnya.

"Bau, mandi gih sana," kata Nean menatap Kezia dengan tatapan jahil, dia bangkit menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Kezia langsung pergi ke kamar mandi, membersihkan diri juga. Dengan wajah yang masih pucat dan sangat lemas, dia merasa tidak enak badan. Kini dia merasakan perutnya sedang ditusuk oleh jarum, hingga dia terkadang meringis jika berjalan.

The Cruel BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang