BAB 17

16.5K 1K 88
                                    

Nean melihat Kezia yang baru menyadari satu fakta itu tersenyum miring, dia mendekat dan tepat berada di belakang Kezia. Kezia merasa punggungnya menabrak dada bidang Nean dan ditahan oleh kedua tangannya yang mencengkram bahunya, perlahan kepalanya mencondongkan ke arah telinga Kezia membisikan sesuatu.

"Lihatlah baby, dunia yang kau anggap baik ternyata lebih buruk dari diriku," kata Nean dengan sinis ke arah Kezia yang masih termenung tidak mempercayai penglihatannya saat ini.

---------

"Bro ada yang nantang lo balap," kata teman Nean menepuk pundaknya hingga Nean menjauhkan kepalanya dari Kezia, tidak dengan badannya. Tangan itu memeluk pinggang ramping Kezia sangat posesif sekali.

"Tuh si Ray anak kampung seberang," katanya membuat Nean tersenyum sinis, Kezia yang mendengarkannya menegang. 

Dia melihat ke arah Ray yang menatap dirinya tersenyum manis, mereka saling tatap sesaat lalu Kezia mengalihkan pandangannya. Dia tidak ingin berharap kepada Ray setelah melihat kelakuannya tadi. Benar kata Nean, dunianya tidak sebaik yang dikira Kezia.

"Oke gue terima." Putus Nean menyetujuinya.

"Nean," lirih Kezia memegang tangan Nean yang besar dan kasar tersebut ke dalam tangan mungilnya. Dia membalikan badannya menatap Nean dengan sendu.

 "Kamu jangan ikutan bahaya."

"Ini dunia gue, Kez. Gue nggak bisa," katanya mencoba lembut mengelus rambut Kezia dengan penuh kelembutan. 

Kelembutan yang tidak pernah Nean berikan kepada mantan-mantannya, bahkan temannya yang sedang berada di sekelilingnya menatap takjub. Seolah melihat sosok baru terlahir dari diri Nean, entah memang sifat Nean yang lembut baru ditunjukan di hadapan semua orang.

Nean merasa jika Kezia adalah gadis berbeda dari yang lain. Kezia spesial bagi Nean dan tidak akan dia lepaskan dengan mudah, kalaupun gadis itu mencintai orang lain, Nean akan menghabisi orang tersebut sampai menghilang di hadapan gadisnya.

"Kalau gitu aku ikut," kata Kezia tiba-tiba. Nean langsung menggelengkan kepalanya cepat tidak menyetujui.

"Jangan! Gue nggak mau lo kenapa-napa. Udah diem aja jangan bikin gue khawatir."

"Tapi kamu yang bikin aku khawatir, Nean." Kezia memeluk tangan Nean dengan manja, Nean tersenyum tulus dan lembut. Dia mengusap surai coklat itu yang indah dan wangi vanilla.

"Pacar lo itu gengster, jangan khawatir, aman." Nean melepaskan pelukan Kezia yang tidak rela Nean terjun ke lapangan. Tetapi tangan Nean terlalu kuat hingga Kezia tidak bisa menahannya kembali, Nean menyerahkan Kezia kepada Denzel.

 Menjaga harta karunnya.

"Nean," panggil Kezia kembali, gadis itu terlihat gugup dan nampak ketakutan. Dia memegang tangan Nean kembali. "Aku nggak bakal ditumbalin kan?" tanyanya.

Nean mengernyitkan dahi tidak paham. "Maksudnya?"

"Aku nggak bakal jadi barang taruhan lagi?" tanya Kezia dengan cemas, Nean menggelengkan kepalanya dan menatap Kezia tegas. 

Sampai kapanpun Nean tidak akan memberikan Kezia kepada orang lain termasuk Kenzo, kakaknya sendiri. Setelah susah payah mendapatkan Kezia, tidak semudah itu melepaskannya.

"Tidak akan, honey," lirih Nean mengecup puncak kepala Kezia. 

"Zel, jaga harta karun gue. Lecet dikit satu tulang ditubuh lo patah," katanya berbisik tajam, mengeluarkan sisi iblisnya kembali.

Di sisi lain, Ray melihat ke akraban mereka berdua mengepalkan tangannya tidak suka. Apalagi Kezia mulai terbiasa dan nyaman dengan Nean, Ray tidak akan membiarkan mereka bersatu. Kezia harus tetap menjadi miliknya sampai kapanpun.

The Cruel BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang