BAB 30

15.3K 975 51
                                    

DON'T COPY MY STORY!!!

Happy Reading,

___________________________

"Lo yakin, kalau si Angel bakalan tutup mulut?" kata seorang gadis bernama Tisella itu kepada seorang cowok yang sedang duduk memainkan botol minuman di depannya.

"Yakin, karena Angel dan Kezia memiliki sifat sama, mudah percaya, dan gampang dihasut."

Tisella terkekeh dalam kepulan asap batang rokoknya. Dia memang tidak salah berkerja sama dengan Ray setalah sekian lama. Tisella mengetahui Ray, saat Luna masih bersama Nean. Itulah sebabnya dia ingin membantu Ray memperlancar rencananya, dengan imbalan Nean harus menjadi miliknya.

Sayangnya kedatangan Kezia membuat dirinya muak saja, apalagi Nean memperhatikan gadis itu sebelum dengan Luna. Perhitungannya menjadi melenceng.

"Mereka sama-sama bodoh," celetuk Tisella pelan.

Dia akan terus berusaha menarik perhatian Nean, tidak peduli jika cowok itu sudah mengancamnya. Tisella pantang mundur untuk mendapatkan apa yang dia mau. Tidak peduli bahwa kenyataan mereka adalah saudara, dan satu keluarga.

"Lo terlalu berharap," kata Ray melirik Tisella.

"Apa hebatnya Nean?" remeh Ray.

Mengapa semua wanita bahkan pria memuji Nean terang-terangan, entah dari penampilan dan wibawanya. Ray akui, senakalnya Nean dia akan selalu menjaga sopan santun terhadap orang yang sudah tua, tetapi dia sangat jahat terhadap seorang gadis.

"Dia sangat menarik," kata Tisella duduk di samping Ray dan merebut botol minuman milik cowok itu, meneguknya sekali tegukan hingga dia merasa puas.

Ray yang melihatnya langsung tersenyum penuh arti.

"Seleramu rendah ternyata."

***

Kezia dan Nean sudah di penthouse milik Nean, gadis ini tidak menyangka jika cowok di depannya mempunyai hal yang tidak pernah di duga. Kezia dan Nean akan tinggal di sini, tentunya di kamar berbeda.

Nean juga mengizinkannya untuk menginap di rumahnya sendiri, jika ada Kenzo dan ditemani Nean. Jika sendirian di rumah, Kezia tidak akan diberikan izin sama sekali. Kini mereka diantar oleh satu orang berjas yang bernama Wisnu, tangan kanan ayahnya.

Memikirkan seorang ayah, Kezia sampai sekarang tidak pernah mendengar dan mengetahui siapa orang tua Nean. Cowok itu hanya mengatakan beberapa cerita ibunya yang selalu hebat di mata Nean.

Ingin rasanya Kezia bertanya, tetapi menurutnya hal seperti itu tidak perlu dipertanyakan, terkadang ada orang yang sensitif membahas orang tuanya.

"Aku bantuin apa?" tanya Kezia yang sudah bisa berjalan, walau dengan pelan.

Nean langsung mengusap rambut gadisnya dengan sayang, hal itu terlihat oleh Wisnu, dia diam-diam memandang takjub. Pasalnya Tuan Mudanya tidak pernah memperlakukan seorang gadis selembut ini.

"Nggak perlu, aku dibantu pak Wisnu, kamu diem aja. Jangan nakal," katanya memperingati dengan tegas, Kezia menganggukkan kepalanya lucu. Setelah itu Wisnu dan Nean hanya menginstruksi orang-orang yang membersihkan dan menyiapkan beberapa barang, memerintah adalah sikap Nean.

Beberapa menit mereka memantau tugas bawahannya, sampai Wisnu bertanya di tengah kegiatan mereka.

"Tuan, siapa gadis tadi?" tanya Wisnu kepada anak dari majikannya.

"Pacar," katanya singkat.

Wisnu tersenyum simpul, inilah sikap Nean yang selalu dingin jika berhubungan dengan orang yang ada sangkut paut dengan keluarganya. Bahkan sikapnya berubah semenjak kematian ibunya, membuat pribadi Nean yang dulu ramah menjadi dingin dan kejam.

The Cruel BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang