BAB 35

12.4K 952 44
                                    

"Nean, aku nggak mau dipeluk. Lepas!" cicit Kezia lemas tetapi Nean masih terus ingin memeluknya, gadis itu berusaha keras melepaskannya sampai dia kalah. Dan Kezia pun mengalah.

"Maaf, sudah membuatmu takut. Aku tidak bisa berjanji untuk tidak kasar terhadap orang yang nyakitin kamu," kata Nean dengan lirih.

"Zel, bawain cewek gue," lanjut Nean.

Dia menyerahkan Kezia kepada Denzel, inilah dia. Iblis yang ada dalam dirinya begitu menggebu untuk menghabisi lawannya, Nean tidak akan pernah menyerah dan membiarkan musuhnya berdiri tegak dan hidup berkeliaran.

Dia selalu membinasakan atau tidak, dia akan selalu membuat musuhnya mundur akan ancamannya yang nyata. Nean adalah salah satu geng motor yang bahaya jika memiliki masalah dengan dirinya, tidak ada yang berani menantang.

Karena bagi mereka, menantang sama dengan mati.

Nean tidak akan memberikan kesempatan bernapas kepada sang lawan sampai benar-benar kehilangan kesadaran hingga luka dibeberapa tubuh atau organ tubuhnya.

Tentu saja dia main dengan tangan kosong, bukan memakai senjata tajam atau api sekalipun, dia melakukannya karena keahlian bela dirinya.

"Nggak mau! Kezia mau sama Nean, Denzel lepas ih!" geram Kezia yang sudah dibawa Denzel ke dalam mobil dan menguncinya.

"NEAN PULANG!" teriak Kezia keras.

"Diem! Nean baik-baik aja, cuma mau main doang sama Ray!" geram Denzel kali ini, dan pertama kali dia mengeluarkan nada geraman menahan gemas bukan karena kelucuan Kezia. Melainkan dirinya kesal karena sifat Kezia yang selalu berontak.

"Diem nggak?" ancam Denzel kini dengan nada berbeda, terkesan datar dan menyeramkan. Membuat Kezia kembali terdiam, sebenarnya dia bisa untuk menghindar dari Denzel dan menghampiri Nean. Hanya saja dia tidak terlalu mempunyai keberanian tersebut.

Nean sudah menarik tangan Ray agar kembali berdiri secara tertatih, matanya sudah berubah menjadi gelap.

Aura yang dikeluarkan Nean pun mengerikan dan sangat berbahaya. Ray masih terkekeh dalam keadaan yang mengenaskan, membuat Nean menggeram dan mengeraskan rahangnya. Atmosfer di sekitarnya berubah menjadi mencekam, itulah yang membuat Denzel bergidik ngeri akan kekuatan dan suasana yang dibuat sepupunya jika marah.

"Pengecut, dan perebut. Lo bisa bilang gue brengsek, tapi nggak pernah ngaca. Gue brengsek karena pengen cewek yang gue sayangin kembali, tanpa kekerasan, walau akhirnya cara gue terlalu kasar. Tapi apa lo pernah liat gue nampar atau main tangan sama Kezia? Nggak pernah. Gue bukan lo dengan ringannya menampar dan menyiksa cewek selugu dia, di sini bukan gue yang jahat, melainkan lo!"

Nean terdiam, dia mengakui dengan apa yang dikatakan Ray.

"Gue rebut Luna, bukan karena gue suka dia. Tapi dia yang suka lo dan nggak mau kehilangan gue, sekarang Kezia. Lo ambil juga, gila yah, gue jahat cuma karena sikap egois sahabat gue sendiri!" teriak Ray dengan kasar dan mendorong Nean, tetapi Nean langsung menghindar.

Akibatnya Ray langsung tersungkur ke tanah dengan menyedihkan.

"Semua anggap gue kriminal, memang. Gue brengsek main cewek, memang. Tapi bukan berarti gue brengsek sama orang yang gue sayangin."

"Terus lo mau Kezia sama lo?" tanya Nean terkekh menyeramkan.

"Lo pernah bilang akan membawa sesuatu milik Luna dari tubuh Kezia, dan ingin membunuh dia agar kita berdua nggak bisa dapetin cewek yang sama. Kita brengsek dalam hal berbeda bung," ujarnya dengan sarkas.

"Cinta itu buta."

"Tapi cinta yang lo anggap itu menjadi tolol!" Nean langsung menekan tulang kering Ray hingga menjadi retak.

The Cruel BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang