BAB 2

39.7K 2.3K 20
                                    

"Pulang jam berapa?" tanya Nean saat mobil mewah miliknya berada di parkiran kampus sang pacar, Kezia.

"Jam sebelasan sekalian kerja kelompok," jawabnya dengan nada mengalun lembut. "Kamu mau jemput?"

"Terserah nanti, kalau udah di kampus lo jangan jelalatan, jangan deket sama cowok lain, jangan nanggepin cowok yang goda lo, ja-"

"Jangan berani main mata, jangan lupa makan dan nggak boleh kecapekan, dan inget aku udah punya pacar." Kezia sudah tahu Nean akan berbicara seperti itu, udah kesehariannya setiap Kezia akan berangkat ke kampus. Amanat Nean sudah menjadi hafalan pokoknya.

"Bagus," kata Nean mengecup kening Kezia kilat, dan tentunya degup jantung Kezia berdetak kencang. Nean kadang selalu bersikap manis namun dapat berubah menjadi mengerikan di waktu berbeda.

"Kamu mau ke mana udah ini?" tanya Kezia membuat Nean diam.  Bukannya tidak bisa menjawab hanya saja setelah ini Nean tidak akan bilang kepada Kezia jika dirinya akan ke tempat pelatihan tembak. Salah satu tempat favoritnya.

"Kepo, udah turun sana, belajar jangan buat lo malu sendiri," katanya membuat Kezia buru-buru keluar dari mobil, namun beberapa menit kemudian tangan Kezia yang memegang knop pintu ditarik hingga dia refleks membalikkan badannya ke arah Nean.

Satu kecupan hangat di bibir membuat Kezia membeku, Kezia memegang jaket yang Nean kenakan dengan meremasnya pelan. Wajah putihnya kini bersemu merah dan membuatnya tambah menggemaskan.

"Jangan nakal," gumam Nean tepat di depan bibirnya. Kezia langsung turun dari mobil setelah itu, tanpa memikirkan jika Nean akan kesal akan ulahnya.

Dia melihat mobil kekasihnya melaju cepat meninggalkan parkiran. Sedangkan dirinya masih berdiam diri di tempat dan memegang bibirnya tersenyum malu.

Kezia mengambil langkah cepat masuk ke area koridor kampus. Wajahnya nampak ceria dan keceriaan itu ia bagikan dengan tersenyum pada orang-orang di sana. Semua gadis yang memperhatikan Kezia kembali mengalihkan pandangannya, iri melihat Kezia diantarkan oleh orang yang memakai lamborgini setiap ke kampus. Banyak yang menduga jika dia diantarkan oleh pacarnya atau mungkin kerabatnya.

Kezia juga merupakan gadis primadona di kampusnya. Banyak sekali pria most wanted yang pernah mendekati gadis itu, namun pria yang mendekatinya selalu saja tiba-tiba menghilang dan kembali datang dengan sikap cuek tak peduli, aneh.

Semua manusia mau pria dan wanita sangat mengagumi Kezia yang ramah, baik, dan pintar. Namun sebagian ada yang selalu menjatuhkan Kezia, memanfaatkan gadis itu. Bahkan ada sekumpulan orang sirik selalu mengumbar keburukan yang tidak pernah Kezia lakukan. Kezia selalu bersabar menghadapi orang-orang membenci dirinya.

Saat berbelok di koridor Kezia melihat sekumpulan cowok, siapa lagi kalau bukan Alex dan teman-temannya. Kezia menundukan kepalanya dan meremas bajunya ketakutan. Suara tawa yang menggema perlahan lenyap dan hening. Tanda mereka sadar akan kehadiran Kezia.

"Cantik, sendirian aja. Mau ditemen nggak?" tanya Alex, salah satu cowok yang banyak sekali penggemarnya. Dia termasuk pria populer, wajahnya selalu ada di akun instagram universitas dan line kampusnya. Namun yang membuat Kezia tidak menyukai Alex adalah sikapnya yang tidak sopan dan semena-mena.

Alex juga penyebab kemarahan Nean malam kemarin, mengakibatkan Kezia kembali menderita. Gara-gara ulah pria itu yang mengajaknya ke kantin dengan cara memaksa. Kezia tidak menyukai Alex.

"Yah, lex. Lo dicuekin, udahlah mending sama gue aja," celetuk temannya menyikut tangan Alex yang melepaskan kaca mata hitam di hidung mancungnya.

Masih gantengan Nean ke mana-mana, batin Kezia.

"Sikat aja Lex, nggak ada yang tahu ini."

The Cruel BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang