WQ-11

27.3K 1.1K 1
                                        


hepi baca.....

_____________

Tak ada yang berubah dari kehidupan mereka walau seminggu terakhir mereka menghabiskan waktu bersama, Natha mengira bahwa mereka bisa dekat walau hanya bertegur sapa setelah mereka kembali keapartemen, namun Natha harus menelan kekecewaannya Adrey kembali seperti biasa tidak seperti dirumah. Jika dirumah Adrey selalu mengikutinya dan memperhatikan setiap gerak-geriknya.

Natha memperhatikan gelap malam dari jendela besar yang tirainya belum tertutup dihadapanya, cangkir teh yang mulai dingin digenggamannya sama sekali belum tersentuh sedikitpun.

Suara bel bebunyi membuat Natha menghela napas kasar itu pasti editornya, benar saja begitu pintu terbuka yang ia lihat langsung wajah tengil Jenny.

"wah ternyata seleramu berubah setelah melarikan diri kesini"

Jenny tanpa di persilahkan untuk masuk, langsung menerobos memperhatikan setiap sudut ruangan luas itu dengan terperangah. Sungguh berbeda sekali dengan isi apartemen Natha.

Jika diapartemen Natha semuanya lebih menjurus kearah klasik dan ruangan ini sangat modern, Jenny mengerutkan keningnya dan menatap Natha curiga.

"sejak kapan kau betah diruangan mewah seperti ini?"

Natha mengedip gugup apa yang harus ia jawab, sungguh ia tidak memperkirakan jika Jenny akan menyadari hal semacam ini.

"ah.. aku tau kau merubah suasana bukan?" Jenny berdecak dan duduk dengan santai diatas sofa "pantas saja tulisan mu tidak selesai-selesai selama ini. Dengar aku Nath jika kau betah dengan suasana lama walaupun ya.. aku akui cukup kuno kau tidak perlu merubah gaya dihidupmu, jika kau nyaman dan selama itu tidak menganggu orang lain santai saja"

"apa kau tidak lelah? Berbicara panjang lebar seperti itu, lebih baik kau istirahat akan ku tunjukan kamar mu"

Natha berbalik ingin dan melangkah namun tidak ada pergerakkan dari Jenny, wanita itu hanya menatapnya aneh.

"apa kau ingin menginap dihotel?"

Setelah memasukkan Jenny kedalam kamar dengan ocehannya yang tidak berhenti akhirnya Natha bisa bernafas lega.

Paginya tidak ada yang lebih mengasikkan dari pada mendengarkan ocehan dan omelan Jenny ketika mengetahui ia akan bekerja tentu saja pekerjaannya sudah diketahui wanita cerewet itu jika tidak mana mungkin Natha mendapat semprotan pagi ini.

"buku macam apalagi yang akan kau tulis Nath? Jangan katakan kau akan merubah semua isi naskah baru mu yang sebentar lagi selesai?"

Jenny menatap Natha penuh curiga sambil menggigit rotinya, Natha hanya tersenyum sambil menyeruput tehnya yang berarti pertanda buruk bagi Jenny.

"Nath kau tidak seriuskan ingin mengubah naskah yang tinggal bagian akhirnya saja?"

Natha meletakkan tehnya dan tersenyum kepada wanita berambut keemasan itu "kau tenang saja naskahku yang itu tidak dapat diganggu gugat ini hanya untuk ide lainnya"

Jenny menghela napas tidak cukup lega karena masih terbebani dengan pekerjaan yang akan dilakukan Natha.

"aku harus pergi dulu, aku tidak ingin dihari pertama membuat kesan yang tidak bagus"

"lalu bagaimana dengan kuliyah yang kau katakan kepada Anne?"

"tidak perlu khawatir Jen, itu tetap berjalan sebagimana mestinya. Kemungkinan sore aku sudah pulang"

"jadi aku harus menunggu mu hingga sore!"

"terserah"

Betapa specialnya hidup Natha menjadi seorang pembantu saja ia dijemput seorang supir yang sudah disiapkan untuknya. Ia mendegus kesal ini pasti perbuatan adiknya.

Entah perkiraannya yang salah atau alasan saja, begitu sampai dirumah majikannya Natha sempat memprotes tentang supir pribadi Natha dan juga mobil yang disediakan untuknya wanita itu hanya menjawab.

"itu tidak berlebiihan, jika kau berbelanja tidak sedikit Nath walau diruang penyimpanan sudah banyak namun tetap saja banyak kekurangan seperti biasanya saat memasak didapur lihat saja nanti."

Benar saja hari pertama ia bekerja Natha sudah kelelahan dengan begitu banyak barang yang kekurangan padahal ruang penyipan makanan sudah diisi penuh.

Beberapa koki mondar mandir membawa wadah besar. Natha hanya mengerjapkan matanya sambil meletakkan sebuah sapu disebuah lemari yang cukup jauh dari dapur namun cukup untuk hanya melihat pada koki-koki itu dari tempatnya berdiri.

"Natha kau masih ada pekerjaan lain yang belum diselesaikan?"

Tanya seorang wanita gemuk dengan senyum menghiasi wajahnya, membuat Natha terperanjat kaget.

"tidak, baru saja selesai"

"kalau begitu kau ketaman di rooftop Nyonya pesan agar kau membersihkannya tadi pagi"

Natha mengangguk, walau ia sudah lelah ini baru hari pertama bagaimana dengan hari selanjutnya. Natha tidak percaya adiknya sekejam ini kepadanya ia kira gadis itu akan mengistimewakannya namun nyatanya ia lebih sengsara dari yang ia harapakan.

Hamparan dedaudan hijau dengan pemandangan langit yang indah membuat Natha tidak bisa bergerak memperhatikan taman yang baru saja ia lihat. Wow ini lebih dari sekedar menakjubkan dari yang pernah ia lihat sebelum-sebelumnya.

"kau pekerja baru?"

Seorang pria melewati Natha sambil membawa gembor yang sudah terisi penuh dengan air, Natha hanya mengangguk dan mendekat kearah pria itu.

"ya, aku baru hari ini bekerja"

Pria itu mengagguk dan tersenyum tipis lalu menunjuk sebuah rumah kaca besar yang berisi berbagai macam taman lainnya.

"pekerjaan mu ada didalam sana, bagian luar semuanya pekerjaan ku"

Natha mengangguk lagi pertanda jika ia paham "siapa nama mu?" Natha mengulurkan tangannya.

"aku James dan kau?"

"aku Natha" Natha tersenyum ramah dan menjabat tangan pria itu.

Ruangan itu penuh dengan berbagai macam bunga mulai dari anggrek yang bergantungan di dinding, lily, rosse bahkan hingga beberapa macam warna dan jenis bungan bakung ada disana.

Kepala Natha menggeleng tidak tau akan memulai dari mana, ia hanya menatap kesana kemari masih mengagumi bunga-bunga yang bermekaran hingga James datang meyadarkannya dari lamunannya.

"jika hanya memperhatikan peerjaanmu tidak akan selesai, mau ku bantu?"

Heh? "tidak apa ku bisa sendiri"

"kau yakin?"

"sepertinya"

James terkekeh dan berjalan kearah anggrek yang bergantungan ia mulai membersihkan dedaunan yang mulai mengering.

"Nyonya tidak pernah mempercayakan tamannya kepada orang yang baru"

Natha mengangkat kedua alisnya binggung "kenapa?"

James hanya megedikkan bahunya dan kembali menekuni pekerjaannya, Natha akan kembali menanyakan kepenasarannya sebelum getaran disakunya membuat ia mengurungkan niatnya.

'Natha aku bertemu dengan pengacara favorit mu' 

_____________

William's Queen (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang