Jika Adrey tau perjalanannya akan semelelahkan ini, ia akan memilih memakai pesawatnya saja. Dari pada harus menunggu Delay selama satu jam, pada penerbangan terakhir yang ia dapat. Ia tau resort tujuannya, dia pengacara kepercayaan pria pemilik hotel itu. ia juga tau jika resort itu memiliki dua helicopter. Jadi dengan santai ia menunggu penerbangannya dan baru menghubungi manajer hotel itu ketika pesawat yang ia naiki sudah mendarat. Satu heli mereka sedang di pakai dan satunya lagi sedang di perbaiki, Jadilah dua jam perjalanannya dengan sebuah mobil pemilik hotel itu.
Sepertinya Adrey tidak pernah bersahabat dengan yang namanya perkebunan, ia selalu mengalami kesialan jika berurusan dengan hal itu. Bukan hanya ketika pertama kali datang untuk mengunjungi rumah orang tua Natha, bukan perjodohannya yang sial, melainkan kelelahannya kala itu. ia berharap bisa istirahat sebentar tapi ibunya langsung memaksa untuk langsung menuju kediaman Natha, dan yang lebih mengesalkannya lagi adalah ketika ia mengetahui Natha mengerjainya dengan tidak menunjukkan jalan pintas yang bagus.
Adrey menarik selimutnya hingga menutupi kepala. Hawa dingin membuat ia ingin terlelap saja dari pada harus menyelesaikan masalah hatinya. Mata Adrey terbuka lebar, masalah hati. Adrey menyentakkan selimutnya dan langsung berdiri. Matahari sudah sepenuhnya terlihat, ketika ia melirik jam, ia tersadar sudah melewatkan satu buah kesempatan sarapan bersamanya dengan penulis itu. Sudahlah ia memilih untuk makan di kamar saja dan setelah itu baru bergegas mengikuti louching.
Jika saja Adrey datang lebih cepat, bisa jadi ia akan duduk di depan di samping para pejabat yang di undang, karena beberap dari mereka merupakan temannya, mereka juga beberapa kali menanyakan keberadaan Adrey sebelum kesini tadi. Jangan salahkan dia jika pergaulannya tidak bayak dengan yang muda, memang dari dulu ia lebih suka bergaul dengan kakak kelas atau guru dari pada teman seusianya.
Adrey memilih duduk paling belakang, karena acara memang sudah di mulai, Bersyukur ia masih bisa masuk. Matanya masih bisa melihat dengan jelas siapa yang berbicara di depan sana. Adrey memperhatikan wanita yang baru saja mengambil alih perbincangan seru di atas panggung.
Jantung Adrey serasa lepas dari tempatnya, tangannya dingin, bahkan keringan dingin mulai bercucuran di dahinya. Apa dia salah masuk ruangan, sehingga di depan sana ia melihat istrinya yang polos berubah menjadi menakjubkan atau matanya yang bermasalah atau karena ia merindukan wanita itu atau...
"ini untuk mengelap keringat mu" seorang wanita muda di sebelahnya tersenyum ramah sambil menyodorkan sebungkus tisu dan menunjukkan keringat Adrey yang bercucuran di dahi.
"aku tau dia cantic tapi tidak perlu seperti itu juga reaksi mu. Kau pasti pembaca barukan, biar ku peringatkan kalua begitu. Dia sudah BANYAK sekali yang mengejar. Jadi, yah. Kau tau sendiri resikonya"
Setelah Adrey menerima tisu itu, ia mengira wanita itu akan berhenti mengoceh ternyata tidak. Ia tidak mendengar lagi apa yang di katakan wanita di sampingnya, ia hanya memperhatikan wanita yang entah siapa di depan sana, karena dia memang benar-benar tidak mengenali Natha yang seperti itu.
Jantungnya bahkan tidak berhenti menggila di dalam sana, otaknya rasanya membeku tidak bisa menerima berita baru yang ia dengarkan.
"siapa nama asli wanita yang di depan sana?" ujar Adrey datar kepada wanita di sampingnya.
Kening wanita itu mengernyit "yang mana?" ia menatap kearah mata Adrey memandang kearah yang di tuju. "realy!? Kau tidak tau? Jadi sedang apa kau duduk di sini?" mendegus kesal wanita itu menjawab "Queenatha Spark, dia penulis buku yang di louching hari ini. Sudahlah, tidak ada gunanya kalau kau tidak tau apa-apa. Percuma aku mengoceh dari tadi".
Adrey kira wanita di sampingnya akan berhenti berbicara setelah itu, ternyata tidak ia masih saja mengoceh hal-hal yang tidak penting menurut Adrey. Ia paling benci dengan orang-orang yang ribut berbicara hal yang tidak penting di acara-acara formal seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
William's Queen (end)
Chick-LitWilliam Adrey Walter, seorang pengacara handal dengan reputasi sempurna dimata semua orang harus pulang kerumah karena harus menggantikan kakaknya untuk menikahi seorang gadis yang sudah menjadi tunangan kakaknya.