Mereka sampai dipelataran parkiran sebuah rumah mewah, pesta taman itu adalah pemandangan pertama yang dilihat Natha ketika mulai masuk kearea pesta, hanya satu harapan yang Natha harapkan saat ini semoga semua orang yang ada didalam sana tidak ada yang mengenalnya.
Kepala Natha terus tertunduk sedang tangan Adrey terus menempel dipinggangnya dan baru terlepas ketika pria itu menyapa para koleganya disitulah kesempatan Natha untuk menjauh.
Natha was-was melihat sekitarnya ketika matanya menemukan seseorang yang ia kenal Natha mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya, ia selamat dari orang tersebut namun tidak dengan yang lain, tidak sengaja ia menambrak seseorang ketika ia mengambil langkah mundur.
"hey.. Natha?" ucap wanita itu tidak percaya.
Natha berbalik matanya membulat sempurna, gadis dengan pakaian modisnya tersenyum cerah seperti biasanya ia ingin menenggelamkan dirinya sekarang juga sungguh bukan hal baik jika sudah berjumpa dengan wanita hiperaktif ini.
"oh Natha lama tidak berjumpa kenapa kau tidak pernah datang keforum, aku benar-benar merindukan mu sungguh"
Bukannya melepas pelukannya wanita itu malah memeluk Natha dengan heboh, Natha hanya bisa meringis.
"maaf Betha aku banyak pekerjaan, bagaimana perkembangan mereka?"
"mereka siapa? Jika kau bertanya anak-anak itu tentu baik, dan jika kau bertanya tentang organisasi kau tau jawabanku tidak ada yang mengagumkan jika kau tidak ada"
Kekehan dari bibir Natha terdengar. Ia bertemu dengan Bethany dalam satu komunitas sosial yang bergerak dibidang pendidikan dan literasi, dalam satu bulan ada waktu-waktu tertentu mereka pergi kesebuah desa yang membutuhkan mereka tidak semua hanya beberapa dari mereka dan sebagiannya lagi mengurus pusat. Sudah lama memang Natha tidak muncul disana namun tetap berkontribusi.
"kau pasti belum menyapa tuan rumah bukan? Aku yakin dia akan menjerit senang ketika melihatmu" dengan gaya grasak-grusuknya seperti biasa Betha berpose terharu.
"yaya memangnya sia-" Natha tidak jadi mengeluarkan pertanyaannya, bagaimana jika orang ini tidak mengundangnya dan-
Natha tidak meneruskan ucapannya karena Betha dengan kerusuhannya sudah menarik tangannya.
"Nayna"
Betha melambaikan tangannya kepada seorang wanita yang mematung dengan mulut terbuka didepan sana hampir saja wanita itu menumpahkan air matanya, ia berlari tidak peduli jika ia memakai heels tinggi yang bisa saja membuatnya terjatuh.
Napasnya terengah ketika bediri didepan Natha, matanya berkaca-kaca menatap Natha tidak percaya ingin rasanya ia memeluk wanita yang berdiri dihadapannya tapi sungguh tidak sopan, Ia merupakan salah satu penggemar berat Natha dan juga bukunya.
"aku.. aku ehkm aku tidak menyangka jika kau datang aku sudah pesimis ketika mengirim undangan ke email mu.. em...em apa boleh aku memelukmu?"
Betha hampir saja menyemburkan tawanya ketika melihat adik sepupunya itu tergagap tidak percaya idolanya berdiri dihadapannya.
"Sure!"
Natha lebih dulu memeluk wanita itu tidak menyangka ternyata ia memiliki penggemar dengan watak yang hampir sama seperti teman disebelahnya. Tidak menyangka saja orang yang hiperaktif ternyata memiliki waktu untuk membaca buku.
"sungguh aku sudah lama ingin berjumpa denganmu tapi tidak pernah terwujud, aku selalu mengundangmu keacara-acara tapi baru kali melihat mu datang, sungguh aku tidak menyangka jika kau benar-benar tidak suka pesta, aku tidak sempat mengikuti seminar-semanar mu setiap kali aku menyisihkan waktuku selalu saja ada yang mengganggunya aku..aku.."
"bisakah kau berhenti berbicara Nay, kau tidak lihat ia bosan"
Nayna langsung bungkam dan menatap Natha penuh dengan penyesalan ia hanya mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan sungguh ia begitu terharu bisa berjumpa dengan Natha, bukan bermaksud untuk membuat wanita itu bosan dengan semua ocehannya.
"kau tidak perlu mendengarkan perkataannya Nayna, aku senang kau mengungkapkan apa yang kau rasakan sungguh aku berterimakasih kau mau membaca buku-buku ku terimakasih Nayna"
Nayna tidak ingin berjauhan dari Natha, ini merupakan kesempatan berharga baginya banyak yang mereka bahas dengan heboh, bukan Natha yang heboh melainkan duo hiperaktif itu yang menghebohkan hingga beberapa orang menatap penasaran kepada mereka.
Karena benar-benar tidak ingin terlalu banyak orang yang mengetahuinya datang, Natha undur diri untuk pulang padahal ia tidak tau sama sekali Adrey ada dimana, tapi jika banyak yang mengenalinya sekarang bisa jadi orang-orang yang datang kerumah majikannya mengenalnya dan itu akan menyulitkannya.
Natha berjalan kearah parkiran tempat mobil Adrey, namun tidak menemukan mobil pria itu tidak mungkin ia salah ini memang tempatnya, Natha memperhatikan sekitarnya dan memutari tempat itu, tidak memungkinkan memang jika ia mencari satu persatu namun itulah yang ia lakukan sekarang dan betapa bodohnya dia tidak memiliki nomor suaminya hingga sekarang.
Berdiri menunggu seperti orang bodoh itu yang dilakukan Natah sekarang, bersyukur tadi Nayna memaksanya untuk mencicipi makanan jika tidak mungkin ia akan kelaparan sekarang.
***
Adrey bukannya tidak sadar jika Natha sudah tidak disampingnya tidak mungkin ia ia mengabaikan orang-orang yang menyapanya bukan, namun pikirannya tentang Natha hilang seketika seorang wanita yang dengan anggun membawa berita diantara para pria itu.
"dia datang, kau tidak ingin menemuinya Ad?"
Wanita itu merapat kearah kekasihnya dan memberikan sebuah piring yang berisi beberapa macam cemilan.
Adrey masih bertanya dibenaknya siapa yang datang, belum sempat Adrey mengeluarkan isi kepalanya seorang wanita datang dan merangkul lengannya dan tersenyum manis kepadanya.
Degusan terdegar dari mulut Adrey tidak suka dengan kedatangan manusia disampingnya dengan perlahan ia menjauhkan tangannya agar terlepas dari wanita itu, membuat wajah masam diwajah wanita itu.
"kau masih menunggunya?" kesal wanita itu "apa yang kau lihat darinya? Tidak ada sama sekali yang menarik darinya"
Adrey tidak suka denga apa yang dikatakan wanita itu ia menatap wanita itu penuh dengan ancaman.
"kau tidak sadar? Kau bahkan tidak lebih menarik darinya"
Mata Adrey menelusuri wanita itu dari atas hingga bawah meremehkan, pipi wanita itu memerah karena malu.
"Ad kau tidak ingin menjumpainya?"
Dengan degusan kesal Adrey mengalihkan pandangannya kepada pria yang berbicara itu dan mengangguk.
"tentu"
Setelah mengatakan hal itu ia meninggalkan mereka begitu saja bahkan tanpa lirikan sedikitpun kepada wanita yang tadi merangkulnya, ia benar-benar menyesal pernah menjalin hubungan dengan wanita bodoh seperti itu, maka dari itu ia tidak pernah suka wanita bodoh.
Mata Adrey mengerjap baru teringat dibagian mana keberadaan wanita itu, ia mengedarkan pandangannya kesuruh penjuru mencoba menemukan wanita itu namun nihil yang ada malah sang pemilik acara yang belum sempat ia sapa datang mendekatinya dengan senyuman merekah dibibirnya.
"wah tamu istimewa sudah datang ternyata"
Adrey tersenyum dan menjabat uluran tangan pria paruh baya itu, tidak lama wanita paruh baya yang merupakan istri pria itu juga datang dengan seorang wanita muda disampingnya yang tidak lain adalah putrinya, putri pertamanya yang jarang sekali pulang.
___________
maaf kalau ada yang nunggu cerita ini, gak ap udah seminggu lebih dikarenakan akunya sakit dan baru pulih kembali.
curhat ni ceritanya ...
wkwkwkwkwkwwk
makasih yang udah baca dongeng sebelum tidur aku, apalagi yang udah ngevote lope lope dah pokoknya.....

KAMU SEDANG MEMBACA
William's Queen (end)
ChickLitWilliam Adrey Walter, seorang pengacara handal dengan reputasi sempurna dimata semua orang harus pulang kerumah karena harus menggantikan kakaknya untuk menikahi seorang gadis yang sudah menjadi tunangan kakaknya.