WQ-28

20.2K 945 6
                                    


Hari ini seharusnya Natha memiliki kelas namun di karenakan kampus membuat acara, jadilah ia tidak masuk untuk mengajar. Hari ini juga ia belum berbicara dengan Adrey, tadi malam pria itu pulang sudah larut, Natha yang menunggunya sudah tertidur di sofa, paginya ketika ia bangun di atas ranjang Adrey sudah tidak ada, seprei ranjang yang kusut di sebelahnya menandakan jika tadi malam Adrey tidur di sampingnya.

Helaan Nafas Natha terdengar begitu lelah. Tidak sampai dua puluh empat jam Adrey menghiraukannya dia sudah rindu sekarang.

"Ada apa?" di tambah lagi suara di sampingnya membuatnya bertambah jengkel saja.

"mengemudi saja dengan baik, tidak perlu memperhatikan ku"

Kekehan suara Asley selalu menyebalkan di telinga Natha dan sekarang ketika ia tengah jengkel pria ini menambahnya lagi dengan suaranya itu.

"Aku selalu memperhatikan mu dan yang selalu tidak berubah adalah kau selalu antipati dengan ku, apa aku pernah berbuat salah kepada mu?"

"tidak" tidak sama sekali, yang ada Asley lah yang membuatnya dekat degan seseorang yang di inginkannya.

"lalu? Sedari kita belum bertunangan juga bergitu, di kampus ketika aku ingin mendekati mu, kau malah menghilang"

"wajar bukan aku menjauhi pria seperti dirimu? Aku tidak menyukai pria yang baik kepada semua wanita"

"bukankah wajar juga aku baik kepada teman-teman ku?"

"Asley, mereka bisa saja salah paham. Kau mendatangi mereka pergi kesana kemari dengan mereka, perhatian dengan mereka, selalu ada di setiap mereka membutuhkan mu, dan berapa dari mereka yang kau pacari?"

"tidak ada"

Mata Natha melotot dengan sempurna "kau tidak berbohong bukan" kini ia menatap Asley penuh dengan curiga.

"Natha satu-satunya matan ku itu adalah kau"

What the hell?

"Dari sekian banyak Asley? Kau tidak serius bukan"

"mereka hanya teman ku Nat"

"aku tidak percaya"

"kau bisa bertanya kepada istri ku, dia tau semua tentang ku"

Kepala Natha hanya menggeleng tidak percaya dengan semua omongan Asley, tapi sepertinya istri pria ini tau ia luar dalam buktinya sekarang ia di minta untuk menemani Asley membeli makanan atau hanya bawaan bayi saja.

Kali ini perbincangan mereka tidak lagi secanggung sebelum-sebelumnya, mereka mengobrol lebih santai.

"kenapa berhenti? Bukannya tempatnya disana"

Mata Natha meperhatikan arah mata Asley yang berbinar menatap sesuatu di etalase sebuah toko perhiasan. Senyum lebar terpatri di wajah Natha dengan cepat ia berjalan masuk dan menanyakan satu set perhiasan cantic itu.

"Natha aku yang terlebih dahulu melihatnya"

"aku yang terlebih dahulu menanyakannya" ejek Natha dengan senyum merekah di wajahnya, berbeda dengan wajah Asley yang sudah cemberut sepeti anak kecil.

"aku yang terlebih dahulu melihatnya, mereka semua pasti sangat cantic di gunakan istri ku"

"aku juga cantic jika menggunakannya"

"ck... kau cari saja perhiasan yang lain, aku tidak mau yang lain aku mau yang itu"

Ya ampun, Natha tidak pernah melihat wajah Asley selucu ini, seperti anak kecil yang merengek. Natha pernah mendengar jika terkadang ada juga suami yang mengidam bukan hanya istri, mengingat hal itu Natha terbahak.

William's Queen (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang