"suami istri itu sudah seharusnya berada dalam satu kamar, tidak berlain-lainan kamar, jika mereka tidur tidak diatas tempat tidur yang sama berarti mereka sedang bertengkar. Apa kalian sedang bertengkar?"
"mom, kami sedang tidak bertengkar kami, harus mengenal terlebih dahulu satu sama lain"
"tidak, tidak, tidak, jika kalian ingin lebih mengenal satu sama lain tidak ada salahnya berbagi ranjang bukan" ibunya mencodongkan kepalanya dan sedikit memelankan suaranya "begitu lebih asyik" kemudian ia tersenyum konyol.
Adrey mengedikan bahunya "kalau begitu jangan salahkan aku jika besok menantu momy sudah mengandung anakku"
"begitu lebih baik, kalau begitu aku istirahat dulu, lelahnya" Amira beranjak dari duduknya untuk segera beristirahat dikamar yang biasanya ditemapati oleh Natha.
Pipi Natha memerah karena malu atas sikap absurd Adrey kepada ibunya, begitu wanita berumur itu menghilang Natha menampar bibir Adrey pelan, suara ringisan terdengar dari mulut Natha karena tangannya kembali merasa sakit.
"luka mu masih belum kering, jika ingin menampar ku tampar saja dengan bibirmu" kekeh Adrey, membuat Natha melotot padanya.
"biar ku beritahu caranya" baru saja Adrey menempelkan bibirnya dibibir Natha, Asley sudah mengganggu kesenangannya.
Tangan Natha terulur mendorong tubuh Adrey menjauh dan menggeser duduknya agar berjarak dengan pria itu. Hal itu membuat Adrey bertambah geram kepada Asley yang mengganggu acara cicip manisnya, yang lebih mengesalkan lagi Natha lebih memilih meladeni percakapan pria itu dengan begitu santai.
Adrey merapatkan duduknya kearah Natha dan melingkarkan lengannya dibahu Natha, hanya ingin melihat reaksi kakak laki-lakinya yang kini duduk dihadapan mereka menatap Natha dengan mata seakan-akan wanita yang duduk di dalam rangkulannya itu begitu special. Adrey meletakkan kepalanya dibahu Natha membuat tubuh Natha menegang bahkan kata-kata yang keluar dari mulutnya untuk menjawab ucapan Asley sempat terhenti, tidak hanya sampai disitu Adrey mengendus lehernya seperti anak kucing.
Sejak kapan adiknya itu bersikap konyol seperti itu pikir Asley, setau Asley adik laki-lakinya itu merupakan pria sok cool yang tidak pernah menunjukkan kemesraannya kepada siapapun. Asley ingat ketika Adrey membawa seorang wanita yang katanya kekasih Adrey kesebuah acara ia tidak yakin itu adalah kekasih Adrey wanita itu lebih mirip sekretarisnya dari pada kekasih, berdiri disamping Adrey berjalan kemanapun Adrey pergi namun tidak ada sentuhan fisik sedikitpun, memegang tangan misalnya atau merangkul wanita itu ketika diperkenalkan dan itu tidak hanya sekali dua kali.
Hal yang paling membingungkan Asley adalah pria itu selalu bergonta-ganti pasangan, tapi tidak pernah mengantarkan pasangannya kemanapun. Ia tau semua itu karena sering mengguntit Adrey, siapa lagi yang menugaskannya melakukan hal konyol itu jika bukan ibunya. Asley pernah iseng bertanya kepada pria itu ketika bertemu apakah ia tidak pernah membawa wanitanya keapartemen 'aku bukan dirimu yang membuka apartemen ku untuk setiap wanita, mereka yang menginginkan ku jadi kenapa harus ditempatku'. Bahkan Asley yakin tidak ada teman kencan pria itu yang mengetahui apartemennya tau mungkin jika taupun ia tidak akan berani datang.
Ingin tau kenapa para wanita itu tidak akan datang keapartemen Adrey? Seperti yang pernah Asley katakan pria itu 'sok cool' kau yakin akan mendatangi apartemen pria mu jika ada pembicaraan yang menyerempet kearah tempat tinggal ia akan menatap mu tajam seakan ingin menguliti mu hidup-hidup, kau bahkan tidak akan berani mendekatinya jika raut wajahnya sudah mulai suram, memang terlihat lebih tanpam namun mengerikan dalam bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
William's Queen (end)
ChickLitWilliam Adrey Walter, seorang pengacara handal dengan reputasi sempurna dimata semua orang harus pulang kerumah karena harus menggantikan kakaknya untuk menikahi seorang gadis yang sudah menjadi tunangan kakaknya.