Roda troli itu terus berputar dengan dorongan kasar dan sesekali berhenti dengan sekali hentakan. Wajah Natha terlihat begitu kusut, jika biasanya seseorang berbelanja dengan suaminya atau dengan lelaki, pria itu yang akan mendorong troli atau membawa barang belanjaan itu yang biasa Natha lihat bukan seperti ini, ia yang mendorong troli dengan barang-barang yang begitu banyak.
Kekesalan Natha bukan sebenarnya bukan hanya karena hal suaminya tidak berlaku gantle man, melainkan beberapa saat lalu ketika mereka bertemu dengan seorang wanita dengan tanpilan sempurna menurut Natha, seperti biasa ia menggambar wanita sempurna dalam tulisannya. Wajahnya hanya dipoles sedikit makeup namun begitu bersinar, dress berwarna pich tanpa lengan yang membungkus tubuh langsingnya dengan sempurna, rambut halusnya di gerai begitu saja, dan satu hal lahi suara lembutnya. Natha bertaruh pria manapun akan rela saling membunuh untuk mendapatnya.
Oh... kenapa pikirannya tidak bisa menghilangkan sosok malaikat yang meyapa mereka tadi, bukan mereka menyapa suaminya lebih tepatnya. Tadinya Natha sudah berharap diperkenalkan walau ia tidak berharap jika Adrey akan memperkenalkannya sebagai istri, namun ia harus menelan kekecewaan bahkan Adrey tidak menganggapnya ada padahal ia sengaja berdiri disamping pria itu dengan trolinya.
"tidak perlu terburu-buru" Adrey sekotak pasta dan meletakkannya kedalam troli.
Suara Adrey yang masuk melalui gendang telinganya membuat Natah bertambah kesal. Ingatannya kembali lagi ketika Adrey menciumnya dilantai kamarnya, alih-alih wajahnya bersemu merah sekarang yang ada ia ingin melempar Adrey dengan troli yang berisi barang-barang jika dia bisa mengangkatnya. Bagaimana bisa pria itu dengan santainya hanya berkata 'manis' setelah itu meninggalkannya begitu saja sebelum pintu tertutup pria itu baru mengatakan mereka akan pergi berbelanja.
"kau membeli bahan makanan seperti ingin hibernasi" Natha ingin berjingkrak senang ketika nada ketus keluarr dari mulutnya, akhirnya otaknya bisa ia gunakan dengan sempurna.
"ini tidak cukup untuk hibernasi, aku hanya ingin merasakan masakan istriku"
"What?" tadinya Natha ingin memalingkan wajahnya kearah lain dengan spontan ia berbalik kembali menatap kearah Adrey yang tersenyum hingga rasanya lehernya seakan patah dan kepalanya mendadak pening.
Bukankah istri pria itu dia? Jadi Adrey akan menyuruhnya untuk masak? Bukankah begitu, setiap pria pasti menginginkan istri yang sempurna, pintar memasak, rajin membersihkan rumah, mungkin poin yang satu ini ia termasuk.
"tutup mulut mu, aku takut ada binatang yang masuk kedalam sana"
Natha segera mengatupkan kedua bibirnya yang sebenarnya sama sekali tidak terbuka. Sungguh Adrey ingin menertawakan wajah lugu wanita itu namun ia lebih memilih mengalihakan kepalanya dan menahannya, hanya keluar sebuah senyum dari bibir manis pria itu.
"tertawa saja jika kau ingin tertawa, tidak ada peraturan dilarang tertawa disini" sinis Natha karena Adrey berhasil mengerjainya, ia mendorong troli dengan kasar begitu tawa Adrey terdengar menggema ditelinganya hingga beberapa orang ikut memperhatikan sepasang manusia itu.
Adrey berjalan cepat menyamai langkah Natha, maraih penggangan troli hingga Natha bergeser dan mereka mendorongnya bersama. Masih disisa tawanya dengan kepercayaan diri tingkat tingginya Adrey meraih sereal yang berada di rak atas sebelah Natha membuat Natha benar-benar berada dibawah ketiak pria itu. Bukannya mendorong tubuh Adrey, Natha malah bersemu merah menundukkan kepalanya, rasanya jantungnya mau lepas karena berdetak tidak beraturan.
"kau akan memasak untukku bukan?" Adrey sengaja berbisik di telinga Natha membuat bulu kuduknya meremang.
Tadi pagi Greta mengatakan jika Natha tidak bisa memasak, ia hanya ingin tau usaha wanita itu untuk menakhlukan hatinya, biasanya cara mudah untuk mengambil hati seseorang dengan mebuatnya terkesan, kali ini jika Natha mengatakan ya berarti wanita itu ingin membuatnya terkesan, Adrey hanya ingin tau saja.
"ya, tentu saja"
Adrey melihat ada keraguan dimanik biru kehijauan itu, benar bukan Natha tipe wanita yang suka membuat orang terkesan dengan hal yang tidak bisa ia lakukan.
Sedang Natha berpikir bukankah mudah memasak, lihat saja di youtube atau lainnya sekarang zaman sudah modern akan lebih mudah lagi. Walau masih ada keraguan dalam hatinya, ia tetap meyakinkan dirinya memang ia tidak pernah menyentuh alat-alat dapur itu namun ia pernah melihat bahkan ia pernah berguru pada seorang chef walau hanya berguru dalam wawancaranya menanyakan ini dan itu untuk tulisannya, hey ia tidak pernah menulis tentang kehidupan seorang yang berkutat didapur itu karena ia belum tertarik, mungkin nanti bisa dicoba. Sekarang ia harus mencoba menjadi istri sempurna untuk seorang William Adrey Walter.
Ternyata menjadi istri yang pintar memasak bukan hal yang mudah butuh usaha penuh, lihat saja wanita itu sekarang mengusap peluh didahinya dan juga hidungnya yang sudah mengeluarkan air dikarenakan matanya yang tidak berhenti mengeluarkan air mata, Natha memilih menutup matanya dan mengiris kembali bawang ditangannya dan tidak sengaja mengiris jarinya, Natha menggigit bibirnya agar pekikannya tidak terdengar.
Tangganya yang tidak terluka menekan vidio yang masih menampakan seorang yag sedang memasak. Tidak sampai disana usaha yang ia lakukan ia mencoba menghidupkan kompor dan berhasil dengan sekali percobaan hampir saja ia memekik senang bukan main.
Menghidupkan kembali vidio di ponselnya, kali ini ia sudah menyiapkan semua bahan-bahan yang sudah ia iris dengan sempurna bagaimana tidak sempurna jika salah potong ia langsung membuangnya dan menganti dengan irisan baru yang benar-benar sempurna, meskipun jarinya tidak hanya memiliki satu goresan.
Tangan Natha memasukkan sebuah sosis yang masih beku kedalam minyak panas hingga membuat minyak itu muncrat ketanggannya, kali ini ia tidak bisa lagi menahan pekikan kerasnya hingga membuat Adrey muncul didapur.
Mata Adrey membulat dengan sempurna begitu juga dengan mulutnya. Dapurnya tidak lagi bisa dikatakan dapur lebih mirip kapal pecah dari pada dapur, disana Natha berdiri memegangi tangannya yang Adrey yakin terkena cipratan minyak, kerena sampai Adrey mematikan komporpun minyak itu masih berlompatan keluar dari wajan.
Menghela napas lelah Adrey memperhatikan Natha yang masih meringis. Ia kira wanita itu akan bermain licik dengan memesan makanan misalnya, maka dari itu Adrey memilih masuk kedalam kamarnya. Entah kenapa melihat keadaan Natha saat ini Adrey merasa menyesal dan merasa lebih baik wanita itu memesan makanan dan ia tidak akan menyesal seperti saat ini.
"biar ku lihat"
Adrey meraih tangan Natha tidak sampai memegang tangannya Natha sudah menyembunyikannya dibelakang tubuhnya dan tersenyum kikuk, tidak mungkin ia memberikan tangannya yang tidak mulus untuk dipegang pria itu bukan.
"aku tidak apa-apa"
"tidak apa-apa?"
"em... ya, aku bisa mengobatinya sendiri"
Dengan geram Adrey meraih tangan Natha yang berada dibelakang tubuhnya hingga wanita itu meringis. Adrey kembali membelalakkan matanya bukan hanya punggung tangan wanita itu yang memerah karena cipratan minyak panas tangannya yang lembut juga terkenan banyak sayatan, Adrey menatap mata Natha dengan tajam dan meraih tangan yang satunya dan disana juga banyak sayatan. Gigi Adrey bergemerutuk ia ingin menyalurkan kekesalannya tidak mungkin ia memaki-maki pisau bukan, karena telah melukai tangan istrinya.
"kau tidak perlu membuat semua orang terkesan dengan dirimu"
Apa aku tidak boleh membuatmu terkesan kepada ku? Natha hanya mengangguk memperhatikan tangan Adrey dengan telaten mengusapkan salat ketangannya. Ada rasa senang dalam hatinya.
"mom akan datang" Adrey melirik ekspresi Natha
"ya, aku tau. Asley mengatakannya"
Adrey menghentikan pergerakan tangannya dan berkedip untuk menekan amarahnya. Jadi Natha sudah tau, mungkin saja wanita ini memasak untuk membuat pria itu terkesan pikir Adrey. Padahal jika ia berpikir dengan otak logisnya tidak ada sangkut pautnya.
Adrey melepaskan tangan Natha dengan perlahan dan berdiri menuju meja kerjanya, sekarang mereka sedang berada di ruang kerja Adrey. Natha ikut berdiri mengikuti pria itu, matanya menangkap sesuatu diatas meja Adrey.
Sebuah data pajak, Natha mengerutkan keningnya dengan nama yang tertera disana HARREM compeny.
KAMU SEDANG MEMBACA
William's Queen (end)
ChickLitWilliam Adrey Walter, seorang pengacara handal dengan reputasi sempurna dimata semua orang harus pulang kerumah karena harus menggantikan kakaknya untuk menikahi seorang gadis yang sudah menjadi tunangan kakaknya.