happy reading...
________________
Baju satin sutra putih lembut menempel ditubuh Natha menyempurnakan tampilannya, matanya bekeliaran mencari seseorang ia jadi teringat ketika pernikahannya adiknya tidak bisa datang, apa Adrey juga begitu? Tapi ia yakin pria itu bisa mengosongkan jadawalnya jika ia mau tidak seperti adiknya yang memang sama sekali tidak bisa, apa hati pria itu terbuat dari batu?
"Natha ayo sayang kita harus segera kehotel acara sebentar lagi dimulai"
Tarikkan ditangan Natha membuat wanita itu mau tidak mau berjalan mengikuti mertuanya, mata Natha sempat melihat sosok yang menatapnya tajam namun hanya sekilas hingga tidak terlihat dengan jelas dan kebetulan juga Natha tidak memakai kotak lens kacamata barunya tertinggal diatas meja rias.
Sesampainya di ballroom hotel sudah banyak tamu undangan yang datang karena sedari tadi Natha belum makan ia lebih memilih berpisah dari ibu mertuanya dan berjalan kearah meja yang dipenuhi dengan makanan.
Mata Natha tidak dapat melihat dengan jelas orang-orang disekitarnya hanya yang memang bisa dijangkau oleh mata minusnya. Piring yang sudah ingin diisi Natha direbut begitu saja dan seseorang kembali menariknya.
Dengan langkah lebar Adrey menarik tangan Natha menuju keluar dari area pesta menuju sebah lift dan berakhir disebah kamar yang luas.
Tiba-tiba tangan Adrey melayang dan Natha lasung menutup matanya ketika tau apa yang ingin dilakukan pria itu.
Adrey memperhatikan wajah Natha yang memejamkan matanya ketakutan melihat itu tangannya hanya berhenti diudara dan mengepalkannya dengan kuat hingga buku-buku tangannya memutih.
"sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan? Tuhan sebentar lagi mereka memiliki anak kau tega untuk meneruskan rencana busuk mu? demi apapun apa sebenarnya yang kau lihat dari kakak ku?" Adrey mengerang frustasi
Natha membuka matanya perlahan. ternyata tidak seperti dugaannya, Adrey tidak menamparnya sama sekali. Mata biru kehijauan itu mengerjap membuat Adrey menelan ludahnya.
"aku tidak memiliki rencana apapun" Natha berpikir sejenak "ah tidak sekarang mungkin. Memangnya kenapa jika mereka memiliki anak? Memangnya apa yang tidak bisa kulihat darinya?"
Rasanya Adrey ingin menceking leher istrinya. Wajahnya terlihat begitu polos ketika berbicara seolah ia benar-benar tidak mengetahui apapun, memang apa yang diketahui gadis desa sepertinya, benar juga.
"bagaimana caramu merayunya hingga ia menjemputmu?"
"merayu siapa?"
Pertanyaa lagi yang keluar dari bibir mungil itu. Rahang Adrey mengeras ketika memperhatikan bibir mungil yang menggoda untuk dikecup itu. Adrey menarik tangan Natha agar merapat kearahnya lalu sebuah kecupan mendarat dibibirnya membuat mata Natha melebar.
Mata Adrey tidak tertutup hingga bisa melihat dengan jelas mata biru kehijauan itu membelalak terkejut. Sungguh ia ingin tertawa melihat keterkejutan itu.
Setelah bibir Adrey terlepas ia langsung berbalik dan meninggalkan Natha yang masih mematung didalam kamar hotel itu sendirian.
Bodoh.....bodoh.......bodoh...
Natha mengetuk-ngetuk kepalanya dengan kesal dan menepuk bibirnya dan terhenti seketika ia teringat bibir lembut Adrey yang menempel barusan pipinya kembali bersemu merah bak kepiting rebus.
Bibir Natha mengerucut menguruki dirinya. Sial dia benar-benar tidak bisa berkutik jika sudah berurusan dengan pria itu, bagaimana itu bisa terjadi? Apa sebenar yang pria itu gunakan hingga ia benar-benar tidak bisa berpikir dengan sempurna, merek micin apa sebenarnya pria itu, hingga membuat otaknya benar-benar lemah.
Suara bel terdengar Natha bergegas membuka pintu dan dihadapannya seorang pelayan tersenyum manis menyerahkan sebuah kertas yang terlipat dan mengatakan jika pesanan makananya sudah siap untuk disajikan, memangnya siapa yang memesan makanan?.
Para pelayan itu masuk kedalam kamar. Natha kira hanya satu dua orang dan ternyata ada lima orang ia melongo melihat semua makanan yang dihidangkan sungguh berlebihan mungkin orang-orang ini salah kamar.
"maaf tapi aku tidak memesan makanan, mungkin kalian salah kamar"
Seorang pelayan yang tadi memeberikan kertas padanya tersenyum dan berjalan mendekati Natha.
"kami tidak salah kamar nona anda bisa membuka surat itu"
Natha langsung membuka lipatan kertas itu. Seperti mengalami dejavu ia mengamati tulisan itu huruf perhuruf. Itu tulisan yang sama dengan tulisan beberapa tahun lalu yang membuat semua bukunya berhenti di cetak, kali ini bedanya hanya isinya saja.
'jangan turun dan jangan keluar dari kamar. Kau boleh memesan apasaja dari dalam kamar, setelah acara selesai aku akan kembali'
Bagai orang bodoh Natha mengangguk. Setelah para pelayan itu keluar, tanpa mengeluh sedikitpun Natha duduk meyantap makanannya. Apa Natha tidak tau sampai jam berapa acara berlangsung? Ini masih pagi kau yakin acara akan hanya berlangsung sampai siang?.
Sedang Natha menyantap makanannya, Adrey tersenyum menyapa para tamu ia bersyukur bisa menjauhkan Natha dari pesta itu.
"dimana Natha?"
Suara itu membuat Adrey mengepalkan tangannya yang berada didalam saku, tapi bibirnya masih bisa menebarkan senyum bahagia.
"dia lelah ingin beristirahat"
"apa dia baik-baik saja?"
Raut panic diwajah Asley membuat Adrey bertambah kesal, tidak perlu mengkhawatirkan istri orang lain sedang kau baru saja menikah. Adrey terkekeh dan menjawab sambil menepuk bahu Asley.
"ini hari bahagiamu tidak perlu mencemaskannya, dia baik-baik saja bersamaku"
"jangan menyakitinya Ad"
Alis Adrey naik mendengar ucapan yang keluar dari mulut kakaknya itu kemudia dia tertawa.
"sebenarnya siapa yang menyakitinya? Aku? Ayolah penakhluk jalang seperti mu mengeluarkan perkataan seperti itu, kau bersyukur mendapatkan Almeera sedang aku mendapatkan jalang bekasmu" Adrey tesenyum sinis "kau selalu lebih beruntung dariku, sekarag ku akui itu".
"jaga ucapanmu Ad dia bukan jalang seperti yang kau pikirkan, sekali kau menyakitinya lihat saja apa yang akan ku lakukan untuk mu"
Asley tidak main-main dengan ucapannya, ia tau Adrey tidak pernah mau apa yang menjadi milik Asley juga menjadi miliknya bahkan gaya hidup yang sama saja ia tidak mau, seperti minum jus jeruk dipagi hari walaupun Adrey menyukinya bahkan sangat ia lebih memilih mengantinya, bukan karena benci tapi ia memang tidak pernah suka ada kemiripan antara dia dan Asley.
Sekarang yang paling dicemaskan Asley adalah Natha, apa yang akan dilakukan Adrey kepada gadis itu, jika ia mendengar Adrey menyakitinya sedikit saja Asley bersumpah akan menghabisi Adrey.
![](https://img.wattpad.com/cover/162352126-288-k520534.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
William's Queen (end)
ChickLitWilliam Adrey Walter, seorang pengacara handal dengan reputasi sempurna dimata semua orang harus pulang kerumah karena harus menggantikan kakaknya untuk menikahi seorang gadis yang sudah menjadi tunangan kakaknya.