WQ-31

22K 1K 23
                                        

Seingat Natha terakhir kali Adrey bersikap hangat kepadanya adalah ketika mereka makan malam dan itu juga merupakan makan malam terakhir mereka, selebihnya pria itu hanya bersikap manis dan perhatian ketika merayunya dimalam hari, tidak perduli apakah Natha lelah atau tidak. Mana bisa Natha menolak pria itu jika sudah bersikap manis seperti itu, namun lagi di pagi hari pria itu tidak pernah di sampingnya. Ketika matanya terbuka ia hanya bisa merasakan digin AC yang menembus tubuh polosnya di balik selimut tanpa Adrey dan tidak sekalipun ia melihat pria itu di pagi hari, entah pria itu tidur di sampingnya atau tidak ia tidak pernah tau.

Gaun-gaun indah berjejer rapi di gantungan, ada pula yang di pajang di manekin. Biasanya Natha akan dengan senang hati memilih di antara mereka dan membawanya pulang, hari ini ia tidak ingin berbelanja hanya untuk datang kepesta ia masih punya banyak baju yang bisa di gunakan karena ia sudah membawa beberapa barangnya dari apartemennya keapartemen Adrey. Namun sepertinya ia ragu dengan keputusannya satu itu, akankah pernikahannya bertahan, ia tidak yakin.

"Natha? Natha? QUEENATHA SPARK... kau tidak mendengarkan ku?"

Natha tersadar dari lamunannya dan menatap Anne dengan tidak minat. Matanya sedikit terarik melihat gaun yang di kenakan wanita itu namun sama sekali tidak merubah ekspresinya.

"yah.. good"

"that's it?"

Anne menghentakkan kakinya dengan kesal, percuma saja ia mengajak Natha jika ia hanya diam saja seperti patung tidak ada tanggapan dari wanita itu sama sekali, padahal Anne sudah beberapa kali menanyakan pedapatnya dan entah sudah gaun yang keberap ia coba.

Mereka duduk di sebuah café dengan wajah Anne yang kusut, ia sudah beberapa kali memancing Natha untuk berbicara namun ia hanya menjawab 'hm, hm, ya, hm' hell Anne sedang tidak berniat membuat intro music.

"Natha katakan padaku sejujurnya, ada apa dengan mu?"

Mengehela nafas lelah Natha menatap Anne lesu "jika ku katkan aku sudah menikah apa kau percaya"

"menikah? Maksudmu kau dengan seorang laki lalu-"

"aku hanya bertanya apa kau percaya Anne?"

Anne menggelengkan kepalanya masih dengan wajah tidak mengertinya "tidak" jawabnya lirih, entah tidak mengerti atau tidak percaya Natha juga tidak tau, dimana dia menemukan temannya yang satu ini.

"gaes... maaf aku lama" jerit seorang yang tidak lain adalah Jenny.

Natha bersyukur dalam hati karena kedatangan Jenny. Mood-nya yang memang sedang buruk tidak perlu di perparah lagi dengan meladeni lolanya respon Anne yang sedang kumat dan mungkin ini juga waktunya ia memberitahu kedua sahabatnya ini.

"kenapa dengan wajah ketat kalian?"ujar Jenny memperhatikan wajah keduanya.

"aku sudah menikah"

"what?" ujar Jenny heboh, tidak seperti Anne yang masih bingung sendiri.

"aku sudah menikah dengan William Walter"

"aku tau dia sudah menikah Natha dan aku juga tau siapa wanita yang di nikahinya, satu kampus juga tau siapa wanita itu, jadi jangan membohongi kami atau kau masih dalam dunia halu mu sekarang?" Anne mengucapkannya dengan nada polos tidak berdosa.

"aku yang lebih tau Anne" ucap Natha dengan geram.

"Lets see! aku akan menunjukkan wanita itu kepadamu" ujar Anne kalem, Jenny yang jarang-jarang melihat Natha dengan wajah kesal seperti itu menikmati saja tanpa ingin menengahi, bahkan ia sudah menyesap minuman yang entah milik siapa.

***

"Natha!"

Senyum manis terpatri di wajah ceria seorang yang meneriakkan namanya, ia mendegus kesal. Gadis itu berjalan kearahnya dengan riang tanpa beban seakan-akan tadi siangun perdebatan mereka berakhir dengan damai.

William's Queen (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang