Part 12

1.6K 98 18
                                    

Kalau dia beneran sayang, dia tidak akan membiarkanmu mengemis perhatian, memohon sebuah pertemuan, menunggu pesan singkat dibalas olehnya, mengabaikanmu ketika kaurindu. Jika dia mencintaimu, dia takkan menyakitimu, bahkan berpikir untuk menyakitimupun tidak sanggup.
👇
👇
👇
👇
👇

******

Meninggal?

Satu kata itu mampu membuat semua orang yang berada disana syok dan saling bertatapan, buliran air mata mulai menetes tanpa bisa mereka hentikan.

"Dokter jangan mengada ada," Ian memegang kerah baju seorang Dokter.

"saya berbicara fakta," Dokter tersebut mencoba bersabar.

"Ian dia nggak salah," Ric mencoba melepaskan tangan Ian dari kerah baju dokter tersebut.

"Ric, dia itu bohong!" Ian meninju dinding berwarna putih.

"bego, sakit tangan lo!" Gib memundurkan Ian agar duduk.

"Hiks hiks hiks......mama nggak mau kehilangan Ken pa," Hivy menangis dalam pelukan Alde.

"Ken jagoan nggak semudah itu dia menyerah," Alde mencoba untuk menenangkan Hivy, walaupun Alde merasa sangat terpuruk.

"Dok, apa kami boleh melihat pasien kedalam?" Ric mencoba tegar.

"Silahkan," Setelah mengucapkan itu dokter tersebut pergi.

Mereka masuk kedalam ruangan.

Ken terbaring dengan wajah pucat dan juga alat-alat yang melekat di seluruh tubuhnya, mesin pendeteksi sudah tidak berbunyi lagi.

"Ken, kamu janjikan sama mama kalau kamu mau banggain mama," Hivy mengelus pipi ken dan menciumnya dengan kasih sayang.

"kalau Ken nggak ada, siapa yang mama marahin di rumah." Hivy memeluk ken.

Alde tidak dapat lagi membendung air matanya yang sedari tadi ia tahan.

"mama nggak marah sama Ken, walaupun Ken udah ngelanggar janji sama mama papa," Hivy terus terisak "asalkan Ken bangun mama udah seneng banget.l," Hivy mencium kening Ken.

"tan kasian sama Ken, kalau tante nangis terus," Ric menenangkan Hivy dengan mengelus punggung Hivy.

Alde merasa kecewa karena Ken melanggar apa yang sudah di sepakati, namun bila akhirnya akan seperti ini Alde akan tetap menyuruh Ken melakukan hobynya lagi.

Alde dan Hivy keluar dari ruangan, menyisahkan Ric, Gib, dan Ian dalam ruangan.

"lo punya janji sama gue ken," Ian menahan air matanya "kalau kita udah nikah punya istri nanti, lo bakalan nyuruh istri kita ngelahirin banyak anak biar bisa buat team basket." lanjut Ian sambil menghapus air matanya seperti anak kecil.

"ng....a...co"

Mereka bertiga langsung saja melihat kearah Ken setelah itu saling bertatapan satu sama lain.

"Dokter" Gib berlari keluar ruangan.

"ngapain dia?" tanya Ric pada Ian.

Triple V (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang