Part 23

1.2K 55 0
                                        

Karena rasa akan timbul dengan sendirinya tanpa kita ketahui kapan, dimana, dan jam berapa? iya bukan.

Semua orang menatap Eren karena pertanyaan pada Olin yang sudah pada dasarnya, hening beberapa saat membuat suasana menegang.

"Gue nggak bilang ngelarang cupu!" Olin tersenyum sinis.

"Lo cemburu Ian ngasih nomor handphone ke Jesilia? padahal lo bukan siapa-siapanya Ian kan?" Eren sudah muak dengan Olin yang sudah berubah ini, jadilah Eren mengeluarkan semua unek-uneknya.

"Gue nggak cemburu dan nggak pernah suka sama Ian!" pertanyaan Eren tadi membuat Olin sangat malu.

"Emang gue ada nanya, lo suka sama Ian apa nggak?" entahlah rasanya Eren ingin Olin tidak ada di hadapannya sekarang.

"LO!" Olin mendekat kearah Eren dan mendorong Eren kebelakang tepat kebatang pohon.

"Bangsat!" Ili mendorong Olin hingga jatuh saat melihat Eren terdorong cukup keras.

Ken, Ric, dan Gib berdiri dari duduknya saat mendengar rintihan Eren.

"Lo nggak puas buat Eren hampir jatuh dari rooftop?" Ric angkat bicara sambil merangkul pinggang ramping Eren.

"Gue nggak akan pernah puas, kalau lo semua nggak ngejauh dari bitch itu!" Olin menunjuk Keyla yang sedang berdiri menolong Eren tadi.

"Lo yang bitch, lo gila!" Ken angkat bicara.

Jesilia anak itu hanya terdiam, karena dia tidak tau masalahnya sedikitpun jadi dia hanya perlu diam menunggu intruksi seseorang untuk menyuruhnya pergi.

Ian? cowok itu sama dengan Jesilia dia hanya diam, namun Ian sedikit merasa khawatir saat melihat Olin terjatuh, karena rasa kecewanya masih ada terhadap Olin jadi Ian mendiaminya saja.

Bel pulang berbunyi membuat Olin berlari kearah kelas karena tidak tahan lagi melihat tatapan dari Keyla seperti sangat marah, Olin tau betul bagaimana Keyla marah jadi lebih baik Olin pergi walaupun dikatakan dirinya pengecut.

"Lo nggak apa-apa?" Ric merapikan anak rambut Eren yang sedari tadi ada di wajah Eren.

"Sakit sih dikit," Eren memang merasa sakit di pundaknya.

"Gue anter pulang, nggak ada penolakan," Ric tersenyum pada Eren.

Saat sudah sampai parkiran,  hanya tinggal motor Ken, Ric, dan Gib. Ian sudah pulang duluan karena ingin berbicara dengan Olin, walaupun sudah mereka larang namun Ian masih tetap ingin menemui Olin, akhirnya mereka membiarkan saja.

Tit tit tit

Keyla dan Ken melihat kearah dua motor besar yang sama dengan Ken namun bedanya di motor Ric dan Gib terdapat stiker harimau sedang membuka mulut dan di bawah nomor plat motor terdapat bacaan Diamond. Berbeda dengan Ken, motor cowok tersebut hanya berwarna hitam tanpa ada stiker atau bacaan apapun.

"Kita duluan," celetuk Gib.

Ken hanya mengangkat kedua jempolnya, setelah itu Ric dan Gib melesat pergi.

"Pulang?" Ken mengusap keringat Keyla.

"Iyalah, masa mojok," Keyla menutup mulutnya sendiri.

Triple V (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang