Part 42

1.2K 43 0
                                    

Luka memang akan selalu akan datang pada waktu yang tepat.

Gelap, semuanya terasa sangat gelap tidak ada cahaya sedikit pun hingga suara langkah seseorang mendekat barulah Keyla bergerak mundur walaupun mengetahui bahwa dirinya sedang terikat dikursi. Seseorang tersebut melepaskan penutup mata Keyla hingga Keyla bisa melihat dengan jelas bahwa yang berada di hadapannya tersebut adalah seorang wanita licik yang selalu mencari masalah dengan hidupnya, siapa lagi kalau bukan Anya.

Mereka berdua saling melempar tatapan sinis bak belati tajam yang akan melukai tepat sasaran, dalam hitungan detik Anya menampar Keyla hingga membuat ujung bibir Keyla sobek dan berdarah. Keyla mengeram kesal karena dirinya tidak mampu membalas tamparan dari Anya, hingga seseorang datang dengan ikat kepala bertuliskan Alastor. Keyla sangat mengenal nama Alastor, si penguasa jalanan.

"Jangan nanya kenapa gue nampar lo," ujar Anya.

"Lo mau apa ha? Nggak puas lo udah ngerebut semuanya milik gue?" tanya Keyla dengan emosi.

"What? Ngrebut milik lo? Nggak salah lo?" ucap Anya sambil bergurau.

"Udahla nggak usah bertele-tele," celetuk Nathan.

"Gue mau main-main sebentar sama dia," Anya menjambak rambut Keyla dengan sangat kencang.

"Lepasin! Sakit bitch!" Keyla kembali membrontak.

Nathan hanya tersenyum sinis semuanya sudah masuk jebakan tanpa ada yang mengetahui, walaupun saat ini Nathan mempunyai rekan untuk berkerja sama namun rekan hanyalah sebatas rekan tidak akan melewati batas tersebut.

"Udah, sekarang intinya aja," Nathan menghentikan pergerakan Anya.

Keyla diam sambil menahan perih di seluruh badannya yang sangat terasa akan remuk, kekuatan Anya memang super kuat hingga membuat Keyla tidak bisa bergerak untuk memberi perlawanan. Keyla melihat ke arah Nathan dengan mata memicing, yang Keyla ketahui saat ini selama jabatan Azka telah habis Alastor sudah tidak terkendali dan semakin bebas.

"Lo masih inget sama, Darga?" tanya Anya tiba-tiba.

Keyla mematung sambil memejamkan matanya.

"Pasti lo inget dong, tapi lo nggak tau bukan siapa yang buat Darga sampai meninggal?" tanya Anya lagi.

"Itu gara-gara lo, lo yang udah buat Darga pergi!" Keyla menaiki nada suaranya satu oktaf.

"Masih aja lo nyalahin gue, seharusnya lo sadar dari dulu kalau Kenand penyebab Darga mninggal!" Anya memekik dengan suara lantang.

Keyla menelan ludah susah payah saat nama Kenand disebut, semua tentang kajadian Keyla bersama dengan Kenand langsung berputar dalam ingatan Keyla yang paling menonjol adalah tentang ketua Diamond yaitu Kenand.

"Lo bego banget sih, udah jelas-jelas yang ngebuat Darga meninggal itu, Ken," jelas Anya lagi.

Nathan mengeluarkan surat dari kantor polisi yang mengatas namakan Kenand Aldebaran namun tidak menjadi terangka, hal tersebut mampu membuat Keyla mengernyit heran dengan kerutan kening yang sangat terlihat bahwa Keyla belum mengerti sepenuhnya.

"Lo tau bokap Ken sangat berpengaruh di bidang apapun, dan bisa ngebuat polisi menutup kasus Darga dengan uang sesusaka hatinya," jelas Nathan.

"Maksud lo, bokap Kenand menutupi kasus Darga biar Ken nggak jadi tersangka?" tanya Keyla dengan nafas tercekat.

"Pinter, dan hal tersebut ngebuat orang tua Darga jadi depresi bukan?" ujar Nathan.

Ya! Keyla ingat sekarang bahwa orang tua Darga depresi bukan hanya karena Darga meninggal melainkan kasus tersebut di tutup tiba-tiba. Keyla sangat membenci Ken, sangat membenci. Keyla menyesali pernah mencintai seorang pembunuh yang sangat pengecut seperti Kenand.

Triple V (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang