Part 22

1.3K 50 1
                                        

Tolong ajari aku berhenti mencintaimu tanpa harus membencimu, hargailah diriku sebelum aku pergi, perlu kamu ketahui tetapi kamu abaikan, aku pernah bertahan namun di sia-sia kan.

Ken menatap cewek di hadapannya dengan tajam, hanya cewek tersebut yang tau apa yang sebenarnya terjadi di rooftop kala itu.

"Lo mau ngaku atau gue ambil frist kiss lo?" Ken memakai senyum smriknya, padahal di dalam hati Ken tidak akan memberi frist kiss nya pada siapapun selain Keyla, ini hanya gertakan saja.

"Lo..ngancem gu...e," Olin berbicara terbata-bata karena jarak dirinya dan Ken sangat dekat.

"Gue bilang sekali lagi, lo yang buat Keyla nangis terus beberapa hari inikan? dan lo juga yang hampir jatuhin Eren dari Rooftop?" Ken mendekatkan lagi jaraknya.

Olin bisa merasakan nafas Ken yang kian mendekat.

"Gue nggak bisa nafas Ken," Olin menahan nafas saat Ken semakin dekat.

"PERTANYAAN GUE DI JAWAB SETAN!" Ken meninju dinding yang berada disamping Olin.

"Bukan gue!" bohong Olin, karena Olin takut melihat Ken marah.

"Dan masalah di mading, lo jugakan dalang dibalik semua itu," Ken tersenyum saat melihat Olin yang gelisah dengan pertanyaan Ken.

Olin merasa Ken sedang mengintemidasi.

"Bukan gue, dan gue nggak tau!" Olin berbohong lagi.

"Sahabat apaan lo, disaat Keyla lagi terpuruk lo malah nggak ada," Ken tersenyum picik.

"Bukan masalah lo!" Olin sudah geram dengan suasana seperti ini.

"Ohh lo nggak mau ngaku juga," Ken kian mendekat "Frist kiss lo gue ambil," sudah tidak ada jarak lagi diantara mereka.

Olin menahan air mata saat Ken sudah tidak ada lagi jarak dengan dirinya, sudah beberapa kali Olin berpacaran namun belum pernah selancang ini dan dari sekian banyak mantan Olin tidak ada yang pernah manggambil frist kiss Olin.

"WOYY BANGSAT LO NGAPAIN HA!" Ian menarik bahu Ken.

Ken terduduk dengan senyum smrik saat melihat Olin gemetar dan ketakutan.

"Lo gila?" Gib menarik kerah baju Ken.

"Nggak punya harga diri lo sebagai cowok?" tanya Ric, walaupun Ken sahabatnya namun bila salah satu dari mereka sudah keterlaluan, Ric tidak akan tinggal diam.

"Lo bilang derajat cewek lebih tinggi, tapi sekarang lo malah ngejatuhin derajat cewek goblok!" Ian tidak pernah semarah ini, apa lagi memanggil Ken goblok.

"Lo yang goblok, mau aja lo di tipu sama cewek kayak dia!" Ken melepas kasar tangan Gib dari kerahnya.

"LO!" emosi Ian sudah diluar batas.

Ric menahan tinju Ian saat tepat berada didepan wajah Ken, bukan ini yang diharapkan Ric, Ric ingin mereka menyelesaikannya dengan kepala dingin.

"Lo lebih milih cewek itu dari pada sahabat lo sendiri!" Ken berjalan keluar gudang.

"Arghhh," Ian menendang kerdus bekas.

Triple V (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang