Semua orang pernah membuat salah,bukan berarti orang itu tidak bisa kita maafkan walaupun kesalahan itu sudah fatal.
Ken melihat bintang membentang luas di hadapannya, sambil sesekali Ken menyesap susu hangat yang baru di antar mamanya.
Ken menghirup udara malam sambil bersiul. Hidup memang sangat susah di tebak seperti saat ini, Ken menatap kesal saat bunyi hujan mulai terdengar dari genteng. Bintangpun mulai menghilang bersamaan hujan yang deras, padahal tadi tidak ada tanda hujan akan turun.
Ken menutup pintu balkon setelah itu menarik tirai.
Ken duduk di atas kasurnya, karena merasa sangat dingin Ken memutuskan untuk tiduran sambil memainkan handphone."Lagi ngapain?" ucap Ken di telephone
Ken sengaja menelphone Keyla karena merasa bosan.
"Lagi natap hujan," ucap Keyla di seberang.
"Masuk, ntar lo sakit," Ken memperingati Keyla.
"Nggak akan, lo pusing amat," sewot Keyla.
"Awas aja lo sakit, buat gue khawatir lo tau balasannya," ancam Ken.
"Cerewet, lo ngapain nelphone gue?" tanya Keyla.
"Kangen," satu kata dari Ken.
"Gue sangka apaan," Keyla tertawa.
"Serius Key," Ken memang sudah selama satu minggu tidak bertemu dengan Keyla.
"Lo tau nggak Ken, gue tadikan baca cerita tuh. Tapi ceritanya sad ending, ceweknya ninggalin cowoknya, kan sedih," ucap Keyla panjang lebar.
"Sedih amat, semoga kita nggak," Ken harap cemas, bagaimana respond Keyla.
"Ha? lo ngomong apa Ken? gue nggak denger tadi ada petir sama ujan tambah gede," ucap Keyla sedikit berteriak.
"Nggak ada, yaudah lo tidur sana, besok gue jemput jangan lupa. Dahh good night," Alhamdullilah Keyla tidak mendengar perkataannya tadi.
"Oke,"
Ken meletakkan handphonenya di atas kasur, setelah itu memejamkan mata.
Pagi-pagi Ken sudah ada di meja makan bersama Alde dan Hivy. Ken sesekali melirik kedua orang tuanya seperti dua orang remaja padahal sudah mempunyai anak namun kelakuan kedua orang tuanya melebihi Ken dan Keyla, yaiyalah kedua orang tuanya kan sudah menikah.
"Nggak usah mesra-mesra depan Ken. YaAllah ampunilah dosa Ken," Ken meletakkan sendok dan garpu.
"Kamu itu kenapa sih? iri banget," Alde papa Ken melihat Ken sambil memicingkan mata.
"Nggak usah peluk-peluk mama gitu banget pa," Ken seperti nyamuk di dekat kedua orang tuanya.
Alde semakin menguatkan pelukannya pada pinggang ramping Hivy.
"Pa, malu sama Ken," Hivy memegang tangan kekar yang sedang memeluknya sekarang.
"Seharusnya dia yang malu, masa nggak punya pacar katanya terkenal di sekolah sama di luar tapi nggak punya pacar," Alde sengaja mengejek putranya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple V (Complete)
Ficção Adolescente"Aku datang bukan hanya untuk sesaat, Aku melihat bukan hanya untuk tertarik, Aku mendekatimu untuk memiliki dirimu seutuhnya" [ REVISI TAHUN DEPAN ] -09-2018