part 1

4.4K 300 147
                                    


Tidak ada cinta yang abadi
bila tanpa dirimu

"Gila lo Ken," ucap Ian sambil memainkan garpu dan sendok di atas meja.

"Beneran tuh berani banget lo ngomong itu sama si cewek dingin," sambung Gib sambil memakan cireng sendirian tanpa mempedulikan yang lain.

"Ehh bangke itu cireng punya gue," rebut Ian di tangan Gib sambil menyumpah serapah Gib, karena cirengnya tinggal sedikit.

"Hehehe," Gib hanya bisa cengir lebar membuat matanya menyipit.

"Lo beneran bisikin apa yang di suruh ian?" tanya Ric sambil memainkan gitar kesayangannya, menjadi nada-nada yang indah untuk di dengar.

"Ya nggaklah gila aja lo pada yang ada gue di tonjokin sama tu dingin," Ken duduk berhadapan dengan teman-temannya, sekarang hanya ada mereka berempat karena anak-anak yang lain sudah berhamburan masuk ke kelas masing-masing, hanya mereka berempat di luar kelas sekarang.

"Jadi lo bisikin apa sama tuh cewek dingin?" tanya Gib, karena Gib melihat ekspresi Keyla yang berubah drastis saat ken mendekatkan bibirnya di daun telingga Keyla.

"Adalah kepo aja lo," ucap Ken sambil menjitak kepala Gib.

"Woyy sakit kepala dedek bang," Gib sambil mengelus kepalanya yang sakit karena jitakan Ken yang sangat kuat.

Gaya Gib membuat mereka bertiga merasa jijik saat Gib berucap dengan nada manja. Siapapun yang mendengarnya pasti ingin lenyap di permukaan bumi dan ekspresi yang di tunjukan Gib sangat-sangat membuat mereka bertiga mengelus dada harus merasa sabar. Walaupun seperti itu solidaritas mereka sangat tinggi, mereka berempat berteman dari kelas x dan sekarang mereka satu kelas kembali, membuat mereka sering menghabiskan waktu bersama-sama berempat seperti nongkrong di cafe depan sekolah menginap di rumah salah satu di antara mereka.

Di SMA NUSA BANGSA mereka sangat famous di kenal se antero sekolah sampai di luar area sekolah banyak yang mengenal mereka, karena ketampanan yang dimiliki mereka berempat membuat para wanita menjerit histeris. Bakat yang mereka milikikpun mampu membuat nama sekolah mereka bersaing di tingkat internasional seperti basket, nyanyi, mereka mampu membawa piagam ataupun piala untuk SMA NUSA BANGSA.

Namun guru-guru sering di buat geram terhadap kenakalan mereka berempat yang sering membolos, menjahili teman, tawuran antar sekolah, ataupun hal lainnya lagi membuat para guru harus lebih bersabar, karena mereka berempat adalah bintangnya sekolah ini yang sangat dibutuhkan para guru.

"Kelas apa rooftop?" Ken berdiri dari kursi sambil memasukan hpnya kedalam boomber.

"Rooftop ajalah nggak usah masuk kelas," Ian melirik satu persatu temannya.

"Lo mah mana mau masuk kelas, " celetuk Ric sambil beridiri merapihkan jambulnya yang sedikit berantakan mampu membuat kadar ketampanan Audric menambah.

"Lo emang paling tahu gue Ric," Ian sambil mengalungkan tangan kirinya ke leher Ian membuat membuat kepala Ric masuk ke dalam ketek Ian karena Ian lebih tinggi di banding Ric.

"Ehh dugong bau, lepasin nggak!" Ric memberontak dalam ketek Ian, akhirnya Ric terlepas dari ketek Ian saat Ric menginjak kaki Ian dengan sangat kuat.

"Udah pada tua juga masih aja kayak anak kecil," ceramah Gib, dengan gaya sok ustad memainkan tangan kenan kekiri seperti tukang parkir.

"Banyak bacot lo pada," celetuk Ken, sambil berjalan keluar kantin meninggalkankan, Ric dan Gib, yang tidak akan kelar bila tidak di tengahkan.

Akhirnya mereka menyusul Ken yang berjarak beberapa meter. Hingga mereka bisa sejajar dengan Ken, sepanjang koridor sudah tidak ada penghuni lagi para guru sudah ada di dalam kelas untuk mengajar. Gib dan Ian saling melempar celetukan aneh namun mampu membuat mereka berempat tertawa sepajang jalan ke rooftop yang berada pada gedung atas, saat sampai di rooftop mereka mencari tempat paling ternyaman untuk duduk ataupun tidur karena di rooftop terdapat 3 sopa yang sudah sedikit usang namun masih nyaman untuk di tidurkan.

Triple V (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang