Bab 1

6K 201 8
                                    

Hari ini Salsa pergi kesekolah seperti biasanya dan Di sepanjang perjalanan ia selalu disapa oleh beberapa fansnya. Maka ia juga membalasanya dengan senyuman tipisnya.

"Hai, Sal" sapa seseorang wanita. Salsa hanya mengangguk dan tersenyum kepada cewek itu

"Hai, kak Salsa"

"Hai, Salsa cantik"

Dan juga berbagai sapaan lainnya. Ia selalu tersenyum tipis menanggapinya dan sesekali menyapa balik orang itu untuk menghargai orang lain karna, ia tidak mau dicap sebagai anak yang sombong.

Sampai ia menginjakkan kakinya dikelas. Ia langsung menuju kekursinya dan ia melihat beberapa coklat dan bunga yang selalu menghiasi bangku miliknya.
"Ck, ini lagi, ini lagi" decaknya sambil menhela nafas berat.

Salsa pun segera menaruh tasnya kekursi dan beralih menatap beberapa barang dimejanya. Ia pun langsung memasukannya ke kolong meja dan kedalam tasnya. Disaat ia ingin menaruh barang itu ke kolong meja, ia teringat bahwa barang yang kemaren juga masih ada di kolong mejanya. Ia saja sampai bingung dan kuwalahan mengatasi barang barang milik penggemarnya itu. Bukannya ia tidak mau menerimanya. Tapi, ini sangatlah berlebihan menurutnya.

"Hai, Salsa" sapa Cindy dan Karin bersamaan.

"Hai, juga" jawabnya lemas dengan pandangan yang masih menatap ke barangnya tadi.

"Lo kenapa Sa? pagi pagi udah lemes aja." tanya Karin dengan mengerutkan dahinya.

Salsa menghela napasnya pelan.
"Lo bisa liat sendiri kan? gue bingung mau apain barang barang itu"

"Bagi bagi aja Sa, kayak biasanya" jawab Cindy dengan enteng seraya melepas tasnya dan menaruhnya di kursi depan Salsa

"Emangnya gak bosen apa, setiap pagi makan coklat melulu. yang ada itu gak baik buat kesehatan."

"Ngapain mikirin itu, yang penting kan barang barang itu udah bersih dari bangku lo" kata Cindy

"Yaudah deh kalo gitu, nih!" kata Salsa sambil menyodorkan beberapa coklat ke Cindy dan Karin. Mereka pun juga menyambutnya dengan senyum yang merekah dan mata yang berbinar.

"Eh, Dendy!!" panggil Salsa kepada si cowok nerd bernama Dendy dengan rambut kribonya yang baru saja memasuki ruangan kelas.

"Apaan Sa?"

"Nih, lo mau gak?" tanya Salsa dengan menyodorkan 4 coklat kepadanya.

"Oh, tentu saja. Makasih ya Salsa, tambah cantik deh." kata Dendy sambil mengerlingkan sebelah matanya kepada Salsa, dan itu pun membuat Salsa merinding  melihatnya.

Bunga bunga yang juga ia terima pun. Ia berikan kepada cewek sekelasnya yang menyukai bunga. Jika tidak ada yang suka, terpaksa ia akan membuangnya ketempat sampah.

"HALOO EVERYONE! BABANG NATHAN YANG GANTENG DI KELAS INI SUDAH DATANG UNTUK MENIMPA SI DENDY. eh, salah maksudnya menimba ilmu" Teriak seorang cowok yang bernama Nathan itu sambil menunjukkan senyum pepsodentnya kepada seluruh orang dikelasnya.

krik.krik.krik

Hening. itulah yang dirasakan Nathan sekarang. Semua orang juga nampak sibuk dengan kegiatannya masing masing. Ada yang menikmati coklat pemberian Salsa, ada juga yang  bergosip dan membaca buku sehingga mereka tidak menanggapi teriakan dari Nathan.

Ja pun mendengus sebal dan segera menuju kursinya yang berada di belakang Salsa.
"Hai, Sa"

"Hai juga Than" jawab Salsa yang masih fokus ke buku novelnya tanpa menoleh ke Nathan.

"Eh, gue kan udah bilang nama gue tuh Nathan Mahardika bukan than emangnya gue ketan apa" dumel Nathan yang jengkel setiap menerima panggilan dari Salsa

"SSG lah" jawab Salsa enteng.

"Au.ah" jawab Nathan. Nathan pun segera meletakkan tas ke bangkunya dan menatap beberapa barang yang ada di mejanya, sama seperti Salsa. Nathan pun juga selalu diberi barang yang tidak berguna itu, dan berakhir membagikannya dengan teman sekkelasnya dan sahabatnya.

"Sal, gue mau coklatnya juga dong" pinta Nathan sambil duduk disebelah Salsa yang masih fokus dengan  buku novelnya.

"Lo kan juga dapet dari fans lo. Emang masih kurang apa?" jawab Salsa ketus.

"Tapi, gue maunya yang ada di lo" kata Nathan sambil menunjukkan beberapa coklat dimeja Salsa dengan dagunya.

"Terus kalo lo udah punya banyak. coklat dari gue mau lo apain?" Tanya Salsa sembari menatap Nathan jengkel.

"Gue makan sama temen temen gue lah" jawab Nathan asal.

Salsa pun memutar bola matanya mendengar jawaban Nathan. Ia sekarang sedang tidak ingin berdebat dengan Nathan. Ia pun segera memberikan beberapa coklat itu ke Nathan.
"Nih!"

"Thank ya Salsa sayang" kata Nathan dengan cengirannnya itu dan dibalas dengan tatapan tajam milik Salsa.

kring.kring.kriing

Bel istirahat pun berbunyi

Salsa beserta Karin dan Cindy kini berjalan menyusuri koridor untuk menuju kekantin dan mengisi perutnya yang sedaritadi sudah mengeluarkan suara khasnya. Padahal pagi tadi Karin dan Cindy sudah sarapan di Rumahnya. Mereka bertiga selalu makan makanan yang sehat dan suka ngemil, tapi mereka tetap mempunyai tubuh langsing yang membuat semua kaum hawa iri melihatnya. Mereka sangat tidak peduli dengan namanya gendut karna mereka berprinsip
"Kalo perut kenyang hatipun juga senang",

Ketika Karin pergi memesankan makanan, tiba tiba datanglah seorang laki laki yang diyakini  anak kelas X itu menghampiri meja Salsa yang tak lupa dengan senyuman manisnya.

"Hai kak Salsa!" Sapanya dengan suara agak lantang sehingga menarik perhatian semua orang yang ada di kantin.

"Perkenalkan kak, namaku Dio dari kelas X IPS 2. Aku disini mau ngomong sesuatu sama kakak" kata Dio sambil tersenyum manis.

Salsa yang merasa bingung pun akhirnya hanya mengerutkan dahinya karna tiba tiba Dio datang ke meja nya dan memberikannya sebuket bunga mawar yang indah. Seakan akan mengerti maksud mimik wajah milik Salsa, Dio pun segera menginterupsi.

"Ini bunga kak. Jadi aku mau ngomong sesuatu kalo...??" Jeda Dio sambil menggantungkan kalimatnya karna takut dengan mimik wajah Salsa yang membuat Dio berkeringat dingin seketika. Dan itu malah membuat semua orang yang ada dikantin penasaran dengan ucapan yang dilontarkan oleh Dio.

Dio pun menghela napasnya sejenak dan berkata
"Kakak mau gak jadi pacar aku?"

Semua orang yang berada di kantin pun tampak tercengang dengan yang diucapkan Dio tadi, sesekali mereka juga mengucek kedua matanya tidak percaya. Mereka menilai bahwa adik kelasnya itu sangat lancang sampai berani beraninya menyatakan cinta pada MOSWANTED GIRL. Salsa yang tersadar dengan keadaan sekitarnya pun segera mendekati Dio sambil tersenyum manis.

"Dio" Salsa mengambil bunga mawar itu dari tangan milik Dio.

"Bagus ya bunganya, harum lagi" ucap Salsa sembari menghirup wangi khas yang ada dibunga itu.

"Jujur gue gak bisa maksain perasaan gue ke lo. Gue gak bisa nerima lo, so im sorry" ucap Salsa dengan pelan dan setelah Salsa mengucapkan itu dia memberi kode kepada kedua sahabatnya untuk pergi dari kantin dan meninggalkan Dio yang nampak tercengang itu.

Love Choice (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang