Bab 22

1.9K 59 0
                                    

Kini salsa sedang bersiap siap dikamarnya. Ia memakai baju lengan panjang agak kebesaran berwarna navy, celana jeans, dan menggerai rambutnya yang indah.

Ia sekarang menuruni tangga secara terburu buru.

"Lo mau kemana?" Tanya suara yang membuat salsa menanggapinya.

Salsa memutar bola matanya malas.
"Kepertandingan basket vibra" jawab salsa datar. Ia pun tidak ambil pusing dan meninggalkan nathan.

Hati nathan pun semakin sesak karna sikap salsa yang dingin dan acuh padanya.ia langsung menyusul salsa diluar dan mencekal tangannya.

"Gue ikut lo" ucap nathan.

"Buat apa? Bukannya lo gak suka sama vibra? Apa lo berubah fikiran?" Sinis salsa. Nathan nampak menghela nafas berat.

"Gue mau njagain lo sa. Gue gak mau lo kenapa napa" khawatir nathan.

"Ck gak usah sok baik. Lagipula vibra juga ada. Sahabat gue juga ada. So,gak usah sok care" ucap salsa berdecak sebal.

Salsa segera menaiki mobilnya dan melaju kepertandingan vibra meninggalkan nathan dengan senyum miris diwajahnya.

              ------------------------------
1 jam berlalu. Kini pertandingan basket masih berlangsung. Teriakan para pendukung tidak pernah luntur untuk menyemangati sekolah mereka.

"VIBRA. KALAHKAN MEREKA. AYOO SMA PELITA. PASTI BISA!!" Teriak para penonton dari sekolahnya.

"VIBRA SEMANGAT!" Teriak cindy yang membuat salsa dan karin menutup kedua telinganya.

"Ish lo tuh kalo teriak kenapa gak sekalian pakai toa sih" kesal karin dan dibalas kekehan cindy. Salsa hanya menggelengkan kepalanya kecil karna tingkah laku kedua sahabatnya itu.

Disisi lain kedua orang cowok sedang membujuk salah satu sahabatnya yang tetap pada pendiriannya. Ya, mereka adalah nathan,andi dan kevin.

"Nat mendingan lo didekat salsa supaya lo bisa mudah ngawasinnya" suruh andi.

" betul nat. Gue emang gaktau masalah kalian berdua. Tapi, dengan lo jaga jarak kayak gini. apa itu akan menyelesaikan masalah lo?" timpal kevin.

"Gue juga tau vin. Gue juga mau kayak dulu. Tapi gimana? Salsa aja udah gak percaya lagi sama gue" ucap nathan mengacak rambutnya frustasi.

"Gue gak mau tau. Lo gak boleh diam disini. Gue mau lo deketin salsa. Nih gue pinjemin hoodie gue" suruh kevin. Nathan menatap hoodie milik kevin dan beralih menatap salsa.

Ia menghembuskan nafasnya dan mengambil hoodie itu. Dan,berjalan menuju salsa.

Akhirnya pertandingan basket dimenangkan oleh tim vibra dengan skor 50-47.

Suara teriakan menggema menyaksikan kemenangan sekolahnya. Salsa dan kedua sahabatnya nampak gembira dan berdiri ikut menyoraki vibra dan timnya.

             -----------------------------
Ketika seseorang ingin menghampiri salsa. Tiba tiba seseorang sudah mendahuluinya dan duduk disebelah salsa.

Ia melihat jelas dari wajah salsa yang sangat senang dan bahagia. Hati nathan semakin sesak melihat pemandangan itu.

Kevin dan andi yang melihat nathan berhenti pun langsung menghampirinya.

"Gue gak bisa vin, ndi" kata nathan memejamkan matanya untuk menghilangkan rasa sesak pada hatinya.

Kevin yang mengerti apa yang terjadi pun menganggukan kepalanya.
"Kan lo belum coba nat. Dengan begini lo sama aja kayak pengecut nat."

"Lo gak ngerti jadi gue vin? Lo gak ngerasain apa yang gue rasain sekarang" ucap nathan dan berlalu pergi dari hadapan kevin dan andi.

                 -------------------------
"Nih minum!" Ucap salsa sambil menyodorkan air dingin pada vibra.

"Makasih sa" ucap vibra tersenyum mengambil air dari tangan salsa dan meneguknya hingga tandas.

"Waah vib lo hebat banget. Selamat ya vib" puji karin.

"Makasih rin".
"Oh iya sa. Lo besok lusa ada waktu gak?" Tanya vibra.

"Kayaknya nggak. Kenapa?" Jawab salsa.

"Gue mau ajak jalan. Mau gak?" Dan dibalas anggukan cepat dari salsa.

"Yaah masak yang diajak cuma salsa nih. Masak kita berdua nggak?" Ucap cindy sambil mengerucutkan bibirnya.

"Sorry cin. Bukannya gue gak mau ngajak. Tapi,next time ya? Soalnya gue mau berdua aja sama salsa" ucap vibra sambil terkekeh.

"Yaudah gue tunggu" sahut karin.

Mereka tidak menyadari bahwa dua orang cowok sedang memperhatikan dan mendengar pembicaraan mereka.

Love Choice (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang