Bab 25

2.1K 63 1
                                    

Kini salsa sudah kembali pergi bersekolah. Nathan pun juga sudah mengantar jemput salsa seperti biasa. Sejak kejadian itu salsa dan nathan nampak akur. Salsa pun juga sudah menyesali perbuatannya.

Hubungannya dengan nathan pun juga semakin baik walaupun ada sedikit pertengkaran kecil.
Vibra pun juga sudah diberi hukuman sesuai perlakuannya. Salsa kini enggan untuk membicarakan hal itu lagi.

Seluruh sekolahnya bahkan tau kejadian yang menimpa MOSTWANTED GIRLnya itu. Tak banyak dari setiap siswa secara langsung menanyakan kejadian itu, ataupun menanyakan hukuman untuk vibra. Namun, salsa hanya acuh dan tidak menanggapi semua pertanyaan yang baginya harus dilupakan itu.

Kini salsa dan sahabatnya begitu juga nathan dan sahabatnya. Mereka pergi bersama menuju kantin. Salsa dan kawannya berjalan didepan. Sedangkan nathan dan kawannya mengikuti dari belakang seakan akan mereka mengawal salsa dan kawannya.

                ------------------------

Salsa kini berada diruang tamu sedang menonton tv sambil mengemil. Suara dari arah tangga membuat salsa yang sedang fokus ke tvnya menoleh kebelakang. Dia terkejut. Karna ia mendapati nathan dengan tas ranselnya.

"Lo mau kemana?" Tanya salsa. Nathan pun nampak menghembuskan nafas pelan.

"Gue mau pulang. Lagipula waktunya gue buat ngejaga lo udah selesai" jawab nathan berat hati. Ia sangat berat meninggalkan rumah salsa. Karna baginya rumah itu sudah membuatnya nyaman. Dan juga salsa, ia juga sudah mempercayai bahwa hatinya sudah mencintai gadis itu.

Salsa nampak mengernyitkan dahinya dan wajahnya terlihat bahwa ia sangat sedih. Entah, mengapa matanya memanas seketika ketika melihat nathan akan pergi dari rumahnya.

"Makasih buat selama ini nat. Maaf jika gue ngrepotin lo. Dan juga gue minta maaf udah memperlakukan lo dengan tidak baik" ucap salsa berkaca kaca. Namun air matanya terlepas begitu saja. Ia tidak dapat menahan air matanya agar tidak lolos. Ia menggigit bibir bawahnya dan menunduk kebawah.

Sebenarnya nathan juga tidak ingin meninggalkan gadis yang membuatnya jatuh cinta itu. Tapi, ia harus pergi. Karna ia berada disini hanya menuruti amanah papa salsa. Nathan segera menghampiri gadis itu dan mengangkat dagunya.

"Jangan nangis. Nanti lo jelek" canda nathan sambil mengusap air mata salsa. Walaupun dalam hati kecilnya ia juga begitu sakit melihat salsa bersedih karnanya. Tanpa pikir panjang nathan segera memeluk salsa erat. Salsa.pun juga tidak menolah justru, ia malah mengeratkan pelukannya.

"Lo yakin mau ninggalin gue nat?" Tanya salsa didalam dekapan nathan.
'Nggak. Gue gak bisa sa' batin nathan. Tapi, mulutnya sangat kelu mengatakan itu semua.

"Lo jangan sedih. Bentar lagi papa lo kan pulang. Kalo ada waktu gue juga kesini kok. Lagian kita juga setiap hari ketemu diSekolah" ucap nathan. Salsa pun melepas pelukannya dan menatap nathan yang juga menatapnya sendu.

"Janji ya?"
Nathan pun mengangguk kecil
Salsa tersenyum tipis dan mengantarkan nathan kedepan rumahnya.

                    -----------------------

Papa salsa segera meninggalkan pekerjaannya dilondon dan pulang kerumahnya. Setelah ia mendapat kabar jika salsa diculik. Ia segera melakukan penerbangan menuju keindonesia untuk memastikan putri semata wayangnya itu.

Baru saja ia menginjakkan kakinya kedalam rumah. Ia segera menuju ketempat putrinya berada untuk memastikan keadaannya.

Ia bisa bernafas lega karna putrinya sudah mengatakan keadaanya dan menceritakan kejadian yang menimpa putrinya.

Kini ia sedang berada diruang tamu sambil berpikir keras. Sambil memijat pelipisnya. Dipikirannya penuh dengan banyak pertanyaan. Mengapa vibra melakukan itu? Hubungan apa yang terjadi dengan keluarganya dan vibra?

Tiba tiba seseorang membuyarkan pikirannya. Ia menoleh dan mendapati putrinya duduk disampingnya sambil menatapnya.

"Pa?" Panggil salsa.

"Ada apa nak? Ada masalah?" Tanya papanya khawatir. Salsa pun menggeleng.

"Aku cuma mau beritahu pembicaraan yang tertunda tadi pa. Soal alasan vibra" ujar salsa. Papanya pun mengerutkan dahinya dan akhirnya menganggukan kepalanya.

"Ceritakan nak".

"Papa pernah ada hubungan soal pekerjaan sama keluarga vibra?" Tanya salsa. Papanya nampak berpikir sambil mengingat. Akhirnya ia menggelengkan kepalanya.

"Papa nggak pernah kerjasama sama keluarga vibra" ingat papanya.

Salsa nampak menghembuskan nafas pelan.

"Sama kakaknya? Apakah papa dulu pernah punya hubungan pekerjaan sama kakaknya yang sekarang sudah meninggal? Vibra bilang papa sama mendiang mama pernah memberi tekanan sama kakanya sampai kakaknya depresi dan akhirnya meninggal. Coba papa ingat" jelas salsa yang berharap papanya mengingat itu.

Papanya nampak terkejut dengan penjelasan salsa padanya. Akhirnya ia mengingat kejadian dua tahun silam yang membuatnya harus melupakannya dan kini putrinya sudah mengingatkannya lagi.

Papanya nampak menarik dan menghembuskan nafasnya. Ia mengangguki ucapan salsa dan akhirnya ia menceritakannya.

Salsa menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia terkejut dengan penjelasan papanya tentang kejadian itu.

"Maafin papa nak. Ini salah papa. Gara gara kejadian masalalu kamu jadi kena imbasnya. Sekali lagi maafkan papa" ucap papanya sendu berharap putrinya akan memaafkannya.

"Papa tau gara gara itu vibra jadi kehilangan semangat hidupnya dan ia membalaskan dendamnya denganku" jelas salsa dengan mata berkaca kaca. Papanya mengangguk angguk kecil.

"Maafkan papa nak. Papa mohon maafkan papa. Papa juga sudah menyesali perbuatan papa. Papa tau papa salah. Tapi disaat itu tidak ada pilihan lain nak. Itu alasan papa kenapa papa harus melakukan itu semua" jelas papanya

Salsa mencoba memejamkan matanya untuk menahan air matanya. Lalu ia mengangguk mengerti.

"Salsa maafin papa. Lagipula apa salahnya memaafkan. Walaupun itu udah lama. Salsa senang papa bisa mengakui dan menyesali perbuatan papa dan juga mendiang mama" ucap salsa tersenyum tipis tapi tulus. Papanya yang menundukkan kepalanya kini menatap salsa sepenuhnya. Ia langsung memeluk putrinya sambil mengecup kepalanya.

"Terima kasih nak. Papa kira kamu gak maafin papa. Karna cuma kamu yang papa punya. Terima kasih nak" kata papanya. Salsa pun terisak didalam pelukan papanya.

               --------------------------

Setelah nathan pergi dan juga papanya yang menceritakan kejadian itu. Kini salsa berada dibalkon kamarnya. Sekarang fikirannya terfokus pada nathan.

Ia merasa kesepian, tidak ada yang membuatnya kesal, apalagi.menjahilinya. salsa hanya menghembuskan nafas pelan mengingat itu.

Ia juga mengakui bahwa ia nyaman berada dekat dengan nathan. Ia juga semakin terjaga. Ia juga merasakan debaran aneh akhir akhir ini sebelum nathan pergi. Debaran itu muncul ketika salsa berada didekat nathan.

Dikelas ia juga jarang berbicara dengannya selain membicarakan pelajaran. Ia ingin sekali mengajak nathan mengobrol tapi gengsinya terlalu tinggi. Jadi, ia urungkan niatnya.

Ia sekarang hanya bisa menatap langit dan berharap nathan kembali seperti dulu. Langit malam disertai beribu bintang membuat fikiran salsa menjadi tenang.

Nathan

Gue rindu

Hari ini update ya guys! Maaf yang nunggu, updatenya lama. soalnya gak ada waktu luang. Soalnya bnyak ujian, maklum akhir kelas😊😊

Love Choice (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang