Bab 14

2.2K 81 0
                                    

salsa dan nathan terus menikmati makanan mereka. keadaan hening. karna nathan dan salsa sibuk dengan urusan mereka masing masing. nathan yang sedang memperhatikan jalan sambil meminum matchanya dan salsa yang sibuk dengan handphonenya.

tiba tiba terdengar suara panggilan seseorang. salsa tersenyum lebar saat tau siapa yang memanggilnya. dua orang itu langsung menghampiri nathan dan salsa.

"hai sa, hai nath" sapa dua orang itu. mereka adalah sahabat salsa, karin dan cindy.

"hai juga" ucap salsa, sedangkan nathan hanya tersenyum tipis.

"gimana lo? udah sembuh?" tanya karin.
"seperti yang lo liat. gue baik baik aja" jawab salsa.

"ngomong ngomong kalian kesini berdua?" tanya cindy.

"hmm" dehem nathan. 

"oh" jawab cindy.

karin dan cindy pun segera duduk disamping salsa. mereka berbincang bincang seakan dunia milik bertiga. sampai sampai makluk tampan didepannya tak dianggap sama sekali. miris bukan? nathan pun akhirnya mengambil ponselnya untuk menghilangkan rasa bosannya. sesekali ia menguap dikarenakan bosan.

"kalian mau pesen apa? mumpung traktiran nih" tanya salsa.
"beneran nih sa, waah lo the best banget sih sa. mau nraktir kita" ucap karin dengan mata berbinar.

"siapa bilang yang mau nraktir lo pada?" ucap salsa. karin dan cindy seakan ambigu dengan salsa. mereka pun mendengus kesal.
apa apaan ini? batin mereka.

"kan lo tadi yang bilang" ucap karin kesal.

"gue tadi kan cuma bilang. kalo soal yang nraktir cowok didepan lo tuh" jelas salsa sambil menunjuk nathan dengan dagunya. nathan yang sedang meminum matchanya pun tersedak mendengar kata 'traktir' dari salsa. ia melongo tak percaya dengan ucapan salsa.
"gue??" tunjuk nathan pada dirinya sendiri.
"iyalah, siapa lagi?" jawab salsa tersenyum miring.

"beneran nih? makasih ya nat. lo baik deh" ucap karin girang.

"nggak nggak beli aja sen____" protes nathan dan langsung dipotong oleh salsa.
"udah kalian pesen aja. nathan mau kok. pesan sebanyak banyaknya juga gak papa. iya kan nat?" ucap salsa sambil memolotokan matanya pada nathan.

nathan pun yang mendapat tatapan maut dari salsa pun segera menganggukan kepalanya cepat. ia mendengus sebal.
"huft iya".
karin dan cindy pun tersenyum lebar dan segera memesan makanan mereka. cindy pun segera memanggil pelayan. setelah pelayan itu pergi. karin mengeluarkan dompetnya lalu menciumnya.
"sayang. kamu bahagia kan. hari ini kamu gak kepakek. kamu jaga baik baik yang didalam ya" kata karin berbicara pada dompetnya sambil menciumnya.

gila,dompet aja disayang sayang. bener, dompet lo gak kepakek. tapi, dompet gue yang kepakek. batin nathan sambil menatap nanar dompetnya.

                                                                      -------------------

kini mereka berdua berada di dalam mobil. mereka sudah pulang dari restoran. tak ada perbincangan sama sekali diantara mereka.

akhirnya mobil nathan sampai di pekarangan halaman rumah salsa. salsa pun segera turun mendahului nathan. nathan hanya bisa menghela nafas pelan.

di kamar kini seorang gadis sedang menatap langit di balkon. ia menghela nafas pelan. ia meratapi nasibnya yang terus seperti ini. tiba tiba seseorang menyampirkan selimut di badannya. salsa pun menoleh.

"ngapain lo kesini malem malem?. mendingan lo tidur. angin malem gak baik buat tubuh" ucap nathan yang ikut berdiri disamping salsa sambil menatap langit.

"gapapa. gue cuma gak bisa tidur. mulanya gue kesini" ucap salsa tanpa menoleh pada nathan. mereka pun akhirnya diam. tak ada perbincangan lagi diantara mereka.

hujan lebat pun akhirnya turun disertai dengan petir yang sangat kencang.
"yuk sa, masuk. udaranya dingin" ajak nathan pada salsa. salsa hanya mengangguk kecil dan mengikuti nathan dari belakang. ketika mereka hendak kembali. tiba tiba suara petir menggelegar keras dan membuat lampu dirumah salsa padam.

salsa yang mempunyai phobia gelap pun menjerit ketakutan. "AAAKKHHH nathan gu-gue t-ta-kut" ucap salsa terbata bata. ia pun akhirnya berjongkok sambil menutup kedua matanya. ia hanya bisa menangis. lalu nathan pun segera menyalakan senter di hpnya dan mencari salsa yang sedang berjongkok itu.

nathan pun segera memeluk salsa dan menenangkan gadis itu.
"sa lo gak bilang kalo takut gelap?" ucap nathan panik karna salsa yang sedari tadi menangis. "hiks hiks gu-gue t-ta-takut nat" ucap salsa yang tetap memeluk nathan.

nathan pun segera membawa salsa ke kasurnya dan mengelus rambut gadis itu.
"hust udah diem, nanti lampunya juga nyala. gue ambilin lilin bentar ya sa?" ucap nathan yang akan beranjak dari kasurnya lalu salsa pun menarik tangan nathan.

"ja-jangan p-pergi nat. please, gu-gue t-takut. temenin gu-gue" ucap salsa. nathan pun merasa kasian pada keadaan salsa. ia pun segera kembali menaruh kepala salsa di dada bidangnya, sesekali ia mengusap kepalanya untuk menenangkan gadis itu.
"udah. mendingan lo tidur, gue tetep disini. gak usah takut" ucap nathan. salsa pun mengangguk.

kenapa gue harus merasakan jatuh cinta. apa ini yang mereka rasakan saat jatuh cinta? apa gue harus bertahan dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan? disisi lain gue merasa nyaman dengan semuanya tapi, di sisi lain. aku juga tidak bisa memaksakan perasaan orang lain. batin nathan tersenyum miris lalu segera ikut memejamkan matanya.

Love Choice (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang