Bab 23

1.9K 71 4
                                    

Hari pun menjelang malam. Matahari terbenam dan digantikan cahaya bulan. Suasana ramai menyelimuti dua orang remaja yang sedang bercanda ria. Mereka adalah vibra dan salsa.

"Lo traktir gue lagi vib?" Tanya salsa memastikan.

"Iyalah. Gak percaya" jawab vibra terkekeh.

"Gue gak enak sama lo vib. Kan lo sering traktir gue. Biar gue aja ya vib?" Ucap salsa tidak enak hati. Pasalnya, vibra selalu mentraktir dirinya bahkan sering. Jika ia ingin mentraktir vibra, vibra selalu menolaknya.

"Gak usah. Lagipula gue juga biasa aja" ucap vibra meyakinkan.

Pembicaraan mereka terhenti sebentar karna seorang pelayan membawa sebuah nampan berisikan makanan.

"Makan dulu sa!" Ajak vibra dan dibalas anggukan salsa.

"Vib habis ini kita kemana lagi. Masih sore nih" tanya salsa disela sela makannya.

Lantas, vibra terkekeh melihat kelakuan salsa yang masih sama seperti dulu.

"Kok ketawa sih vib. Kan gue nanya" kesal salsa mengerucutkan bibirnya.

"Nggak kok sa. Lagipula lo makan kayak anak kecil aja. Tuh mulut lo belepotan. Bersihin noh" ucap vibra sambil melemparkan selembar tissue pada salsa.

"Gak usah dilempar juga" kesal salsa disertai tawaan vibra

"Setelah ini gue mau ajak lo kesuatu tempat" ucap vibra.

"Beneran? Yaudah ayok tunggu apalagi" ucap salsa dengan mata berbinar dan segera menarik vibra.

"Eh tunggu.emangnya lo mau nyuci piring. Kan belum bayar" kata vibra sambil terkekeh.

Salsa pun menepuk pelan jidatnya.
"Oh iya. Yaudah sana. Gue tunggu diparkiran".

                  ---------------------------
Disisi lain seorang cowok merasa khawatir dengan salsa. Ia sedaritadi mondar mandir untuk memastikan keadaan salsa.

Ia sudah mencoba menelfon salsa beberapa kali. Tapi, nihil tidak ada jawaban dari sana. Ia mengusap wajahnya gusar. Hari sudah menjelang malam. Dan, salsa tidak memberitahu nathan jika ia hendak pergi.

Nathan tau salsa sedang menjauhinya. Tapi, setidaknya apa salahnya meminta izin dari nathan ketika hendak pergi.

Nathan tidak langsung pikir panjang segera mengambil kunci mobil. Dan mengendarai mobilnya membelah jalanan kota jakarta. Ia mengendari mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Sa, lo kemana sih" gumam nathan khawatir.

                  --------------------------
Salsa sedaritadi menatap kearah luar jendela. Sambil sesekali menguap.

"Vib, masih jauh ya" tanya salsa lesu.

"Bentar lagi sampek kok. Kalo ngantuk tidur aja" suruh vibra tanpa mengalihkan pandangannya kejalanan.

Salsa menuruti ucapan vibra. Ia segera memejamkan matanya.

                ----------------------------

Nyeri. Itulah yang dirasakan salsa sekarang. Ia segera membuka matanya perlahan. Ia terkejut karna kini ia berada diruangan kecil, pengap, dan hanya diterangi dengan satu lampu kecil.

Keringat dingin membasahi tubuh salsa. Ia takut kejadian dulu terulang lagi. Sekarang ia tidak bisa melarikan diri. Karna tangan dan kakinya diikat erat. Ia sangat susah mencari angin karna tidak ada cela maupun jendela disana. Kini ia hanya ingin berharap satu, nathan datang menolongnya.

                --------------------------

Nathan bingung ingin mencari salsa kemana. Ia sedaritadi menyusuri jalanan tanpa arah. Jam tangan nathan menunjukan pukul 19.09 WIB. Dan ia sempat berfikiran untuk kejalab tempat dimana salsa diculik dulu.

Sesampainya dijalanan itu. Nathan mengendarai mobilnya pelan dan melihat kesekelilingnya. Tidak ada tanda tanda salsa disini. Ia mengacak rambutnya frustasi. Terpaksa ia berhenti sebentar dan menjernihkan pikirannya.

Ia akhirnya memegang ponselnya hendak menelfon seseorang. Ia sekarang sedang menelfon kevin untuk meminta bantuan.

"Halo"
"Halo. Vin. Gue butuh bantuan lo sama andi. Sekarang"
"Eh bentar dulu pak bos ada apa emang? Gak biasanya"
"Jangan bercanda vin gue serius. Gue minta bantuan lo sama andi"
"Iya, ada apa dulu nih?"

Nathan nampak mengusap wajahnya gusar.
"Salsa hilang daritadi vin. Kemungkinan ia sama vibra. Gue takut kejadian dulu terulang. Please kalo bisa bawa polisi sekalian juga vin"

"Tunggu dulu nat. Gue bakal manggil polisi kalo keadaan udah gak terkendali. Lo harus coba nyari dulu?"

"Gue udah nyari vin. Gue udah cari kejalanan tempat salsa diculik. Disitu juga gak ada"

"Apa lo udah nyoba nyalain GPS? Coba aja. Salsa kan bawa hp. Lo pasti bisa nglacak dia pakek GPS.

"Oh iya vin gue gak kepikiran. Bentar vin. Gue mau nyari salsa"

"Iya hati hati pak bos. Kalo butuh sesuatu lo telfon gue."

Nathan segera memutuskan sambungan telfonnya dan menyalakan GPS seperti yang kevin sarankan.

Untungnya, ia  dapat melihat keberadaan salsa. tanpa pikir panjang.Ia segera melaju menuju tempat itu.

                 ------------------------

Salsa menangis dan memberontak. Sesekali ia teriak meminta bantuan. Tapi, nihil tidak ada orang sama sekali.

"TOLONG. SIAPAPUN TOLONG GUE! NATHAN!! Tolongin gue hiks
Hiks" teriak salsa yang semakin lama semakin lemah.

Tiba tiba pintu didepannya terbuka perlahan. Jantung salsa berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia merasa panik sekaligus takut.

Ia memejamkan matanya untuk menghilangkan rasa takutnya. Ketika ia mencoba membuka mata perlahan ia mendapati vibra yang tersenyum kecil padanya.

"Vibra akhirnya lo dateng vib. Gue takut banget vib" ucap salsa ketakutan. Vibra hanya diam menyaksikan salsa menangis sambil tersenyum miring.

"Vib kenapa lo diam aja. Tolongin gue vib" ucap salsa. Vibra yang sedaritadi tersenyum miring pun akhirnya tertawa terbahak bahak. Salsa yang mencoba memberontak itu berhenti seketika.

"Hahaha salsa salsa. Kasian banget ya" ucap vibra tersenyum miring dan berjalan mendekati salsa.

"Vibra" lirih salsa. Salsa tidak percaya ini. Ada apa dengan vibra Sahabatnya. Ia heran dengan sikap vibra sekarang. Ia berbeda dengan biasanya. Jantung salsa pun seakan berhenti berdetak melihat vibra mendekatinya dengan senyuman miringnya.

Ia memejamkan matanya dan berharap sesuatu.
'Nathan, tolongin gue. Maafin gue nat. Gue yakin lo pasti datang njemput gue' batin salsa

Love Choice (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang