Bab 27

2K 68 2
                                    

Nathan berjalan menyusuri koridor sekolahnya untuk menuju kekamar mandi. Ia berjalan dengan wajah datarnya sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku. Beberapa siswa perempuan ada yang terkagum kagum dan ada yang teriak tidak jelas.

                  ---------------------------

Kini ketiga gadis cantik berada dikantin sambil bercanda ria. Tawa mereka sempat membuat para siswa cowok yang berada dikantin itu tertuju pada mereka. Pesona mereka menjadi sangat luar biasa jika tertawa. Tapi, ada juga siswi cewek yang berbisik bisik tidak jelas. Tapi, mereka tidak menghiraukan itu. Toh, itu juga hidup mereka, kenapa situ yang ngatur😡😡.

"Sa, lo nyari siapa sih. Gue lihat daritadi lo celingak celinguk." Tanya karin heran. Salsa pun memandang karin jengah. Memang sedaritadi salsa tidak fokus dengan candaan sahabatnya. Malah ia hanya memasang tawa palsu atau bisa disebut fake smile.

Memang ia sedaritadi melirik dimeja pojok kantin. Ia melihat kedua sahabat nathan tapi tidak dengan nathan. Ia tak melihatnya sama sekali. Walaupun ia sudah melihatnya dikelas tadi. Tapi itu tak membuat salsa tenang.

Ia hanya ingin mengingatkan nathan tentang pesan yang ia kirimkan tadi.

"Lo nyari nathan sa?" Tanya cindy dan dibalas anggukan salsa.

"Kenapa? Lo takut nathan gak datang nanti?" Timpal cindy.

"Iya gue takut nathan gak datang dan malah menghindar dari gue" jawab salsa lesu.

"Sa bagaimana pun lo harus percaya kalo nathan gak mungkin sepengecut itu." Ucap cindy meyakinkan. Salsa pun mengernyitkan dahinya bingung.

"Maksud lo? Pengecut gimana sih?" Tanya salsa heran.

Cindy pun memutar bola matanya malas.
"Gue nggak ngehina nathan. Kalo nathan emang mau nyelesain masalah harusnya ia harus berani menghadapi bukannya malah ngehindar. Kalo dia menghindar ya gue julukin pengecut lah" jelas cindy. Karin dan salsa pun hanya mengangguk kecil.

Tiba tiba salsa beranjak dari tempat duduknya.
"Guys gue ketoilet dulu" ucap salsa dan diangguki kedua sahabatnya.

                 -----------------------

Salsa mengambil earphonenya dan memasangkannya dikedua telinganya. Ia berjalan dengan santai dengan memutar musik di earphonennya. Sesekali ia bersenandung mengikuti lantunan musik itu.

Tiba tiba seseorang dari arah depannya menabrak bahunya. Sontak, salsa pun terduduk dilantai. Salsa pun mencopot earphonnya dan mendongak menatap orang yang sudah menabraknya. Ternyata orang itu adalah nathan.

Ia melihat nathan menyodorkan salah satu tangannya tapi tidak dengan wajahnya yang masih terlihat datar. Salsa pun menatap sendu nathan dan beralih ketangannya.

Ia menerima tangan itu dan berdiri sambil membersihkan roknya. Ia memandang nathan dan nathan juga memandangnnya. Pandangan mereka sangat sulit diartikan.

"Lo gapapa kan?" Tanya nathan datar. Salsa pun menghembuskan nafas pelan lalu menganggukan pelan kepalanya sambil tersenyum kecil.

Nathan pun terlihat mengangguk sekilas dan meninggalkan salsa yang masih berdiri disana.

"NATH!!" Panggil salsa. Nathan yang sedang berjalan pun terhenti dan menoleh kearah salsa. Ia menaikkan sebelah alisnya.

"Jangan lupa pulang sekolah nanti" ucap salsa lembut sambil tersenyum kearah nathan. Nathan yang melihat salsa tersenyum manis padanya tiba tiba detak jantungnya tidak karuan. Ia merasa rindu dengan senyuman itu. Senyum yang membuat ia jatuh cinta dan senyum yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat

Love Choice (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang