~Perpisahan ini bukan tentang siapa yang akan menemukan pengganti. Tapi, tentang bagaimana tuhan mempertemukan kembali suatu saat nanti~
Malam yang cerah dan dipenuhi dengan cahaya bintang yang indah pun tiba. Seorang gadis kini tengah membaluti tubuhnya dengan selimut tebalnya. Sudah beberapa kali ia mengecek handphonenya untuk berharap jika ada seseorang yang mengechatnya.Tetapi nihil, tidak ada notif dari siapapun. Sesekali ia berharap jika nathan ingin menemuinya untuk yang terakhir kalinya sebelum besok ia harus melihat kepergian nathan yang jauh darinya.
Ia tak bisa membayangkan. Apakah ia sanggup melihat nathan pergi? Apakah ia bisa menahan kesedihannya?
Sorot mata salsa yang indah pun kini berganti dengan mata yang penuh dengan airmata. Suara sesenggukan pun juga terdengar diiringi dengan suara tangisnya.
"Nathan apa lo gak mau temuin gue buat yang terakhir kalinya? Apa lo gak mengharapkan gue?" Gumam salsa seiring dengan tangisannya.
Kini tatapan salsa pun beralih menuju kearah boneka besar dimeja belajarnya. Salsa pun beranjak dari kasurnya dan menuju kearah boneka itu dan mengambilnya.
Dilihatnya boneka itu lalu ia bawa boneka itu kepelukannya. Ia masih sangat ingat boneka itu adalah hadiah dari nathan untuknya disaat pergi kepasar malam waktu itu. Memang, itu bukanlah keinginan salsa. Tapi, nathan lah yang memberikan itu padanya sembari berkata
'kalo lo kangen gue peluk aja boneka itu. Anggap aja itu gue dan anggap aja gue ada disamping lo'.Salsa masih sangat ingat dengan perkataan nathan waktu itu. Tapi, ia tak.pernah berfikir sebelumnya jika maksud dari perkataan nathan adalah jika ia akan pergi jauh darinya. Bahkan, ia menyesal tidak menanyakan akan pergi kemana dia?
Mata indah salsa kini beralih menjadi mata yang sembab dan penuh dengan airmata. Jam dinding pun sudah memperlihatkan pukul 22.00 WIB. Tapi, salsa tidak pernah lelah untuk menangis seraya memeluk boneka itu.
---------------------
Tirai jendela yang tertutup pun kini terbuka dengan cahaya matahari yang membuat sang empu yang tertidur disofa pun mengucek matanya perlahan dan melihat kesekitar.
Salsa pun menatap jam dindingnya yang sudah menunjukkan pukul 06.10 WIB. Ia pun sama sekali tidak ingat bagaimana ia bisa tertidur. Tapi, yang ia ingat hanyalah ia tertidur dengan memeluk boneka dari nathan sembari menangis.
Dengan langkah beratnya ia pun pergi kekamar mandi untuk membuat tubuhnya segar.
Beberapa menit kemudian. Munculah seorang gadis dari arah kamar mandi yang tubuhnya sudah terbalut dengan seragam sekolahnya. Jujur, kali ini ia merasa tidak enak badan. Mungkin itu adalah efek dari tidur disofa.
Dilihatnya kembarannya pada pantulan sebuah kaca. Sungguh miris sekali ia menatap dirinya dari kaca besarnya. Wajahnya yang pucat, hidungnya yang merah, dan matanya yang sembab. Ia pun langsung mengambil lipblam diraknya lalu memolesnya ke bibir ranumnya dan segera bergegas menuju sekolah.
-------------------------
"Sa, lo yakin gapapa?" Tanya karin lagi. Salsa pun hanya membalasnya dengan anggukan lemas.
Kini mereka bertiga berada di taman belakang sekolah. Mereka rela untuk membolos sekali demi salsa. Memang sedaritadi salsa nampak murung bahkan matanya juga berkaca kaca. Entah apa yang terjadi padanya.
Bahkan karin dan cindy pun juga mulai jengah dengan sikap salsa yang tidak mau memberitahu sesuatu padanya. Mereka juga sudah beberapa kali bertanya tapi nihil, salsa hanya menjawabnya dengan gelengan dan anggukan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Choice (End)
Dla nastolatkówIni adalah kisah seorang dua insan dengan kepopulerannya yang menghadapi kisah luka liku kehidupan yang menurut mereka adalah sebuah takdir yang mungkin bisa mereka paksa terima. Bagaimana kisah dua insan tersebut? Apa yang terjadi dengan kisah mere...