Kini seorang lelaki sedang berada disebuah kamar berwarna hitam putih. Ia tengah memikirkan sesuatu. Sedaritadi pandangannya tetap fokus kedepan sambil memegangi pelipisnya. Orang itu adalah Nathan.
Memang setelah kepulangannya mengurus semua dokumen kepindahannya kenegeri Paman Sam. Ia lebih memilih menenangkan pikirannya terlebih dahulu. Sebenarnya sangat berat baginya harus meninggalkan kota kelahirannya ini. Berbagai kenangan sangatlah banyak disini. Dan yang membuat nathan dilanda dilema adalah, ia harus meninggalkan seseorang yang akhir akhir ini sudah merebut hatinya.
Bahkan ia semakin berat untuk meninggalkannya semenjak ia juga mempunyai perasaan yang sama dengannya. Nathan pun mengusap wajahnya gusar. Ia pun membuka handphonenya untuk sekedar mengecek sesuatu. Tapi, nihil tidak ada notif dari siapapun. Lalu kini tatapannya beralih ke jam dinding dikamarnya.
Jam masih menunjukan pukul 11.00 WIB. Itu artinya sekolah masih melaksanakan belajar mengajarnya. Bahkan Nathan sudah berencana ingin menemui orang itu nanti. Dan berharap orang itu mau menemuinya sebelum dirinya meninggalkan kota penuh kenangan ini.
Nathan membuka handphonenya lagi dan mengetikkan sesuatu disana.
to: salsa
jam 4 sore temui gue ditaman. gue mau bicara sesuatu.
send.Nathan pun menutup ponselnya dan merebahkan badannya kekasurnya. Ia pun memejamkan matanya untuk mengistirahatkan pikirannya.
-----------------------------
kriing.kriing
Bel yang ditunggu semua murid pun akhirnya berbunyi. Siswa yang sedaritadi mengantuk karna mendengar ocehan lagu tidur dari guru pun menjadi bersemangat karna mendengar bel itu. Sebagian murid pun segera berhamburan menuju parkiran dan sebagiannya lagi duduk dihalte sembari menunggu jemputan mereka.
kini 3 orang gadis sedang berjalan menuju parkiran.
"Sa, lo bareng kita aja ya? daripada nunggu lama nanti" ajak Cindy. Salsa pun tampak memikirkan sesuatu.
"Tapi gue kan udah bulang sama papa. Katanya mau jemput. Lagian rumah kalian kan gak searah sama gue" jawab Salsa. Cindy pun mendengus sebal. Ia bahkan sempat berfikir dengan jawaban Salsa ternyata ia benar Salsa selalu menolak ajakannya untuk pulang sekolah. Sudah dipastikan alasannya karna merepotkan lah, udah dijemput lah, jalannya gak searah DLL.
"Yaudah kita disini aja nungguin jemputan lo" ucap Karin. Salsa pun memutar bola matanya malas.
"Kan gue bisa nungguin sendiri kali. Lagian gak ada orang jahat kok" ucap Salsa. Cindy dan Karin pun hanya menghembuskan nafasnya kasar.
"Tapi kan__"
TIIN TIIN
Suara klakson mobil pun berbunyi dari arah belakang mereka. Salsa pun sangat sumringah melihat siapa yang menjemputnya.
"Salsa sayang ayo pulang" ucap papanya. Salsa pun hanya mengangguki dan menatap Cindy dan Karin.
"Kan gue udah bilang kalo dijemput. Lain kali kalian duluan aja jangan nungguin gue. Yaudah bye!" ucap Salsa sambil melambaikan tangannya dan memasuki mobil papanya. Cindy dan Karin pun sempat menggelengkan kepalanya kecil dan segera menuju kearah mobil mereka.
----------------------------------------"Assalamualaikum salsa pulang"
"Eh non Salsa udah pulang. Non salsa ganti baju dulu ya! nanti kalo udah makan siang dulu. Bibi buatin makanan kesukaan non Salsa loh" ucap Bi Jinah dan dibalas anggukan dari Salsa. Salsa segera menaiki anak tangganya dan memasuki kamarnya. Bi jinah yang melihat anak majikannya pun sempat tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Choice (End)
Teen FictionIni adalah kisah seorang dua insan dengan kepopulerannya yang menghadapi kisah luka liku kehidupan yang menurut mereka adalah sebuah takdir yang mungkin bisa mereka paksa terima. Bagaimana kisah dua insan tersebut? Apa yang terjadi dengan kisah mere...