Bab 19

1.9K 62 0
                                    

"Nih pesanannya. Silahkan dinikmati" ucap andi sambil menyodorkan pesanannya.

Andi dan kevin segera memakan makannya karna memang sedari tadi mereka kelaparan.sedangkan, nathan. Ia masih memandangi baksonya.

"Lo kenapa nat?" Tanya andi. Nathan pun mendongak.
"Gue lagi mikirin siapa yang udah buat rencana untuk nyulik salsa" jawab nathan tanpa mengalihkan pandangannya.

Braak

Tiba tiba andi menggebrak mejanya keras dan membuat bakso terakhir yang akan masuk ke mulut kevin meloncat ke lantai.

Kevin segera mendatangi baksonya sambil berjongkok memandang nanar baksonya.
"Bakso gue" lirih kevin dengan wajah dibuat sedih.
"Eh lo ngira ngira ngapa. Main pukul aja tuh meja. Lihat noh, bakso terakhir gue kabur nih" kesal kevin.

"Yaelah vin. Sok dramatis banget sih lo. Bakso tinggal sebiji ae nangis gak jelas. Kan beli lagi juga bisa" ucap andi memutar bola matanya malas.

"Lo tuh ngomong bisa. Pasalnya ini tuh, traktirannya beb nathan. Ya gak nat?" Tanya kevin sambil mengedipkan kedua matanya pada nathan. Nathan pun terkekeh dengan tingkah laku salah satu sahabatnya yang menurutnya gesrek itu.
"Iyain aja deh" jawab nathan.

"Tuh liat. Nathan aja belain gue. Gue tuh kasian sama baksonya." Ucap kevin dramatis sambil sesekali mengusap salah satu matanya yang tidak mengeluarkan air mata sama sekali.

Andi pun menghela nafasnya. Dan mengalah pada sahabatnya yang kelewat gesrek itu. "Terserah  deh".

"Maaf ya bakso terakhir. Temen aku kejam. Kamu jadi meninggalkan dunia secara tidak wajar. Padahal kamu kan mau aku antar ke perut aku" ucap kevin yang masih berjongkok sambil memandangi baksonya itu

Murid murid yang lewat pun segera berhenti dan menyaksikan tingkah konyol kevin. Sesekali mereka tertawa karnanya.
'Ganteng ganteng kok gesrek'. Batin mereka.
Kevin pun kembali pada tempat duduknya dan menatap tajam andi.

"Apaan lu. Liat liat" ucap andi kesal.
"Gapapa kok. Aku mah apa atuh" jawab kevin disertai tawa nathan.

            ----------------------------------
"Nat,gue bosen. Temenin jalan yuk" rengek salsa.

Nathan yang fokus pada gamenya pun hanya menanggapi rengekan salsa dengan deheman.
"Ih, nathan lo tuh denger gak sih" kesal salsa sembari memukul lengan nathan dengan bantal disofanya.

"Apaan sih sa" kesal nathan tanpa mengalihkan pandangannya yang tetap fokus ke handphonennya.
"Ih nathan, gue bosen. Lo harus nemenin gue jalan." Kesal salsa mengerucutkan bibirnya.

Akhir akhir ini memang hubungan salsa dan nathan tampak membaik. Tidak ada pertengkaran ataupun hinaan. Kini, yang terdapat adalah canda dan gurau mereka.

"Nat,lo tuh nyebelin tau gak?"

"Udah tau" jawab nathan santai. Salsa yang merasa geram pada nathan pun memukulinya dengan bantal.

"Aduh! Apaan sih sa. Gue kalah nih." Rintih nathan. Nathan pun segera menaruh handphonenya dan menghindar dari pukulan salsa yang sudah mengamuk itu.

"NATHAN! Awas lo!" Teriak salsa sambil mengejar nathan. Nathan terkekeh dan menjulurkan lidahnya pada salsa.
Ketika hendak mencekal tangan nathan. Salsa kehilangan keseimbangan. Dan akhirnya terjatuh,Tetapi ia merasa jatuh di tempat yang empuk. Akhirnya ia mencoba membuka matanya perlahan. Dan....

Salsa jatuh disofa dengan nathan yang berada di atasnya. Jarak mereka pun terbilang sangat dekat. Karna,hidung dan dahi mereka menempel. Salsa pun juga bisa merasakan hembusan nafas nathan.

Salsa yang sadar pun segera mendorong nathan dan berlari ke dalam kamarnya. Nathan yang belum siap pun akhirnya terjatuh dilantai.
"Shh. Aduh pantat gue" rintih nathan.

             -------------------------------
Kini nathan dan kedua temannya berada di lapangan basket. Bisa dibilang, mereka sedang latihan untuk lomba tahun depan.

Disaat nathan ingin melempar bolanya ke dalan ring seseorang datang dan bergelayut di lengan nathan. Sontak,nathan pub menoleh dan mendapati sheila dengan gaya centilnya.

"Apaan sih lo!" Ketus nathan sambil menepis tangan sheila.

"Ih kamu kok gitu sih. Aku tuh kesini mau bawain kamu minum. Kamu pasti capek kan?" Tanya sheila dengan gaya dibuat manja.

Nathan pun mendengus kesal.
"Gak butuh". Sheila yang menerima tolakan itu langsung mengerucutkan bibirnya.

Andi dan kevin tahu jika salah satu sahabatnya itu risih dengan perlakuan sheila yang mirip dengan CABE itu. Mereka segera menghampiri nathan.

"Eh lo nenek lampir. Mendingan lo pergi aja deh. Noh liat, nathan tuh risih ama lo" kata andi.

"Eh kalian tuh siapa sih? Ngikut aja" ketus sheila.

"Lo tanya siapa kita? Emang lo kemana aja.apa jangan jangan lo kudet. Lo kan udah tau kalo kita sahabatnya nathan. Dasar cabe" ucap kevin pedas. Seorang kevin yang biasanya suka bercanda akan berubah menjadi sosok yang serius dan melontarkan kata pedasnya jika itu menyangkut salah satu sahabatnya.

"Lo tuh ya____" ucap sheila sambil menunjuk wajah kevin dengan jarinya. Nathan yang jengah pun segera menarik sheila ke taman belakang.

                 ----------------------------
"Shhh. Nat sakit!" Rintih sheila. Nathan segera menghempaskan tangan sheila dan menatapnya sinis.

"Lo" ada jeda dari nathan. "Gak berniat ngrencanain sesuatu kan?".

"Ma-maksud lo apa nat? Re-rencana apa?" Gugup sheila sambil mengusap dahinya yang mengeluarkan keringat dingin.

Nathan yang mengetahui kegugupan sheila pun tersenyum miring.
"Lo gapapa kan shel? Perasaan cuacanya gak begitu panas deh!" Sindir nathan.
Sheila pun gelagapan dan akhirnya terkekeh kecil.

"Gu-gue gapapa kok nat. Gue cuma kecapekan doang"

Tingkah laku sheila pun membuat nathan semakin gencar untuk mendesaknya.

Wajah nathan pun mendekat pada sheila.
"Lo kira gue gak tau. Lo lagi ngrencanain sesuatu sama vibra" ucap nathan tersenyum miring.
Nathan segera menjauhkan wajahnya dari sheila.

"Lanjutin aja rencana lo. Gue akan ikuti arah permainan lo" ucap nathan tersenyum sinis dan segera meninggalkan sheila yang sedang kebingungan itu.

"Sial" gumam sheila.

Hay teman!
Gimana ceritanya dari sini seru gak?

Oh iya aku hanya ingin memberi informasi sama kalian.
Kalo kalian suka ceritanya. Aku bakalan update pada setiap hari jumat dan minggu ya!

Dont forget it😉😉
Kamsahamnida✋

Love Choice (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang