Bab 10

2.6K 86 2
                                    

"n--nathan!" ucap salsa terkejut karna tiba tiba melihat kedatangan nathan dengan keadaan yang sangat tidak baik.

Semua rasa kesal pada diri salsa terpaksa harus ia lupakan sebentar karna melihat kondisi nathan yang tidak memungkinkan itu. Lantas, Salsa segera memapah nathan menuju kesofa dan segera mengambil kotak P3K dikamarnya.

"Sshhhh" ringis nathan.

"Sorry, sakit ya?" tanya salsa pada nathan dan dibalas gelengan olehnya. 

"Lo sebenarnya dari mana aja sih? gue kan nunggu lo daritadi" tanya salsa sambil mengobati bibir nathan.

"Gue habis ketemu preman" jawab nathan bohong. Ia memang sengaja berbohong kepada salsa karna jika ia menjawab sejujurnya salsa malah tidak mempercayainya.

"Kenapa lo gak kabur aja sih. Jadi babak belur gini kan" ucap salsa mendengus. Nathan yang sedaritadi mendengar ocehan salsa kini ia menjadi fokus pada salsa yang sedang mengobatinya dengan jarak mereka yang terbilang cukup dekat.

DEG

kenapa sama jantung gue? salsa kan cuma ngobatin gue. lagipula tuh pipi bunder banget sih jadi pengen nyubit. batin nathan.

nathan pun tersadar seketika disaat salsa menekan bibirnya dengan keras.
"Arghh, sakit tau sa" kesal nathan.

"Mulanya kalo diobatin itu jangan liat liat ke gue" jawab salsa dan nathan pun memutar bolanya malas.

"Lo kok gak jawab pertanyaan gue sih?" tanya salsa.

"Yang mana?" nathan mengernyitkan dahinya bingung. Salsa memutar bola matanya malas
"Lupakan. Lagipula lo kenapa pulang tengah malem sih?"

"Terserah gue dong, kata lo tadi gue disuruh pergi. Kenapa sekarang diomelin. Lo khawatir sama gue?" goda nathan sambil tersenyum menyeringai. Salsa pun melototkan matanya dan memukul lengan nathan.

"apaan lo gak-gak ada" kesal salsa sambil mengerucutkan bibirnya.

nathan pun terkekeh dengan ekspresi salsa yang menurutnya lucu itu. Karna refleks, nathan pun mencubit pipi salsa dengan gemas.
"Aargh sakit tau" kesal salsa.

"mana yang sakit?" tanya nathan.

Salsa pun menunjuk nunjuk pipinya sebelah kanan dan tiba tiba...

Cup

Nathan mencium pipi chubby salsa.
"udah gak sakit kan?" kata nathan sambil terkekeh karna melihat ekspresi salsa yang begitu menggemaskan itu.

salsa pun menunduk, karna sudah ia pastikan pipinya pasti merona karna ulah nathan.
"Lo ngapain sa? nyari uang jatuh?" goda nathan sambil tertawa karna gadis disampingnya yang sangatlah lucu.

Salsa pun geram dengan nathan akhirnya mendongakkan kepalanya dan memukul bahu nathan bertubi tubi.
"Ishh nathan lo apaan sih? maen nyosor ae. Gue kan jadi malu" ucap salsa sambil memukuli nathan.

"Aduuh iya iya sa maaf. Udah dong sakit ini" ringis nathan sambil terkekeh. Tanpa pikir panjang. Salsa segera beranjak dari sofanya dan meninggalkan nathan yang sedang menertawainya itu.

                                                                            ----------------------------

Pagi ini nathan tidak melihat keberadaan salsa sama sekali dirumahnya. Akhirnya nathan pun segera mengambil tas dan pergi kesekolah. Ia yakin jika salsa sudah pergi duluan kesekolah karna ia sengaja menghindari nathan dikarenakan apa yang ia lakukan kemarin. Bahkan nathan juga terkekeh jika mengingat hal itu. Nathan pun segera mengeluarkan motor kesayangannya dan segera menuju ke sekolah.

Nathan melirik jam tangannya. Ia yakin gerbang sekolah sudah ditutup, dan benar saja gerbang sekolah sudah ditutup tapi tidak ada tanda tanda satpam yang menjaganya. Tanpa berpikir lebih panjang lagi, ia segera masuk dan berlari menyusuri koridor.

Tiba tiba seseorang dari belakangnya menepuk bahu nathan dengan keras. Sontak, Nathan yang terkejut pun segera menoleh dan mendapati pak suripto yang memandanginya dengan tanda tanya.

"Eeh bapak. Pagi pak, apa kabar?" ucap nathan berbasa basi. Pak suripto yang mendengar basa basi nathan pun lantas, menggelengkan kepalanya dan menjewer telinga kiri nathan.

"Kamu ikut saya kelapangan" ucap pak suripto.

"Sshh iya pak, tapi gak usah dijewer juga. Nanti telinga saya molor lo pak. Bapak nanti gak mau tanggung jawab" ringis nathan.

Melihat nathan yang meringis kesakitan akhirnya, aak suripto melepaskan jewerannya dan beralih menatap nathan tajam.

"Berdiri di lapangan SE.KA.RANG!" suruh pak suripto sambil menekankan kata 'sekarang'. Nathanpun  mendengus dan segera berlari kelapangan dan berdiri disana sampai jam istirahat tiba.

Love Choice (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang